Kamis, 24 Januari 2019

Pesona Utama Flores Tak Cuma Pulau Komodo, Ini Buktinya

Kabar rencana penutupan Pulau Komodo selama setahun ini,  mengemuka lagi. Andai jadi, tentu travelers yang kebelet ingin ke sana harus bersabar menunggu sampai tahun depan. Tapi tenang, pesona Flores tak hanya Pulau Komodo. Masih ada puluhan ragam daya tariknya yang amat menawan, unik bahkan menantang untuk dijelajahi tahun ini. 

Anda mau pulau seperti Pulau Komodo yang dihuni komodo (Varanus Komodoensis), datangi saja Pulau Rinca, Padar, dan pulau-pulau lainnya yang masih termasuk kawasan Taman Nasional Komodo.

Info tersebut disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat baru-baru ini.

"Silakan jika wisatawan ingin berkeliling (taman nasional) di atas kapal, tetapi mereka tidak bisa turun di Pulau Komodo. Mereka bisa pergi ke Rinca, Padar, dan pulau-pulau lainnya," kata Viktor sebagaimana dikutip Antaranews.com (21/1/2019).

Dia pun menegaskan bahwa Pulau Komodo itu akan ditutup setelah pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kehutanan dan Lingkungan menyetujui kemitraan dengan mitra lokalnya untuk mengelola taman nasional yang berdiri tahun 1980 dan berstatus Situs Warisan Dunia UNESCO tahun 1991 ini.

Penutupan Pulau Komodo selama setahun ini katanya untuk menambah populasi kadal raksasa purba yang bernama lokal Ora atau orang bule menyebutnya dragon itu.

Kalau masih belum puas, Anda  bisa sambangi pulau-pulau eksotis lainnya seperti Pulau Kelor, Kalong, Kanawa, dan Pulau Bidadari.

Jika ingin pantai berpasir merah seperti Pink Beach (Pantai Merah) yang ada di Pulau Komodo, kunjungi saja Pantai Namo di Labuan Bajo.

Pantai Namo bahkan dijuluki ‘The Real Pink Beach’ karena warna pasirnya lebih merah dibanding Pink Beach-nya Pulau Komodo.

Di pantai itu, Anda bisa bersantai, berenang, dan snorkeling. Pilihan pantai lainnya untuk aktivitas serupa ada Waecicu, Pede, dan Pantai Gorontalo.

Kalau mau menyelam (diving), Anda tinggal selami dive spot Manta Point.

Anda pun bisa caving (menyusuri gua) di Gua Batu Cermin. Lokasinya tidak jauh dari pusat Kota Labuan Bajo, hanya sekitar 4 kilometer atau sekitar 30 menit dengan mobil.

Di dalamnya Anda bisa menyaksikan beragam stalagmit dan stalaktit yang indah. Kalau belum puas juga, Anda bisa lanjut caving di Gua Rangko.

Jelang sorenya, Anda bisa trekking mendaki ke bukit yang berada di Utara Labuan Bajo untuk menyaksikan pemandangan ujung Barat Pulau Flores nan fantastik.

Anda bisa sewa motor di dekat pelabuhan hingga ke plang bertuliskan Amalia Sea View yang oleh sebagian warga setempat dinamakan Bukit Sylvia karena ada Sylvia Resort di dekatnya.

Pilihan lainnya mendaki Bukit Cinta dengan pemandangan menawan ke pelabuhan dan sekitarnya.

Jelang matahari terbenam, Anda bisa kulineran di Kampung Ujung yang juga menjadi sunset spot bagus.

Pilihan lainnya nongkrong di Paradise Bar, tempat hangout-nya anak muda Bajo dan turis bule yang paling nge-hits. Di bar ini Anda bisa menikmati sunset sambil mendengarkan live music reggae dan ngemil panagna.

Suka ke kampung-kampung adat, Anda bisa menyambangi Kampung Waerebo, Bena, dan lainnya.

Wae Rebo berada di pedalaman Kabupaten Manggarai, tepatnya di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat.

Untuk mencapainya, Anda harus  trekking sejauh 2 km lagi dari pemberhentian kendaraan terakhir, melewati jalan berliku menanjak dan menurun.

Pemandangan yang ditawarkan amat memesona, berupa deretan perbukitan, hutan rimba yang lebat, sungai, dan tentu saja perkampungannya dari kejauhan.

Keistimewaan kampung ini sampai diminati wisatawan mancanegara (wisman) terutama asal Eropa karena desain arsitektur rumah adatnya yang unik, berbentuk kerucut, dan beratap daun lontar.

Jumlah rumah utamanya yang disebut Mbaru Niang ada 7.

Tradisi adatnya juga masih terpelihara dengan baik. Alhasil Wae Rebo ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 menyisihkan 42 negara lain.

Di ajang Indonesia Sustaianable Tourism Award (ISTA) tahun lalu, kampung di ketinggian 1.200 Mdpl hingga dijuluki kampung di atas awan ini juga menyabet juara pertama dalam bidang sosial-budaya.

Selepas dari Wae Rebo, Anda bisa mempir untuk melihat persawahan spider web yang tersohor sebagai objek foto memikat.

Sementara Kampung Bena terletak sekitar 12 Km dari Bajawa, Ibukota Kabupaten Ngada.

Di kampung megalitikum ini, Anda bisa menyaksikan Tradisi Reba yaitu upacara syukur dan penghormatan kepada leluhur yang digelar setahun sekali.

Biasanya dirayakan pada akhir Desember sampai dengan Februari, bertepatan dengan musim hujan dan angin.

Namun tanggal pastinya ditentukan berdasarkan kalender adat yang disebut paki sobhi (tahun sisir) atas petunjuk seorang Mori kepo vesu (pemegang adat istiadat) sebagai pihak yang berwenang.

Kalau Anda suka aktivitas outdoor yang menantang, daki saja Gunung Inerie yang terlihat jelas dari Kampung Bena.

Untuk mencapai puncak gunung berketinggian 2.245 Mdpl ini diperlukan waktu sekitar tiga hingga lima jam dari Desa Watumeze yang dijadikan titik awal pendakian.

Waktu terbaik mendakinya saat musim kemarau atau sekitar bulan Juni hingga Agustus.

Anda bisa mendakinya mulai dini hari agar sampai di puncak sebelum sunrise. Dari puncaknya yang  ditandai dengan tiga buah tiang  tertancap di tanah, Anda bisa melihat jelas Kampung Adat Bena yang berada tepat di kaki gunung aktif ini.

Selanjutnya ke Kota Ende untuk melihat Situs Rumah Bung Karno, Taman Renung Bung Karno, Museum Tenun Ikat, Pantai Ria, Pasar Tradisional, Kampung Adat Wolotopo, dan mendaki Gunung Meja.

Dinamakan Gunung Meja karena puncaknya tiduk berbentuk kerucut sebagaimana kebanyakan gunung, melainkan datar seperti meja.

Dari puncaknya, Anda bisa melihat Kota Ende, Gunung Ia di sebelah Gunung Meja, dan Gunung Wongge di sebelah Utara Kota Ende, berserta perairan sekitarnya.

Kalau Anda ingin menikmati Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna dari puncak Gunung Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Anda bisa datang langsung dari kota Anda ke Kota Ende ataupun Maumere via udara, dilanjutkan ke lokasi lewat darat (overland).

Sebaiknya Anda bermalam terlebih dulu di Kampung Moni, sebelum ke Danau Kelimutu. Di kampung berhawa sejuk ini, tersedia banyak homestay dengan tarif mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 350.000 per malam.

Disarankan booking homestay via online mengingat Juli-Agustus banyak wisman yang berwisata ke kawasan danau berparas molek ini.

Keesokan paginya, kira-kira pukul 4 pagi, baru beranjak dari Moni untuk melihat pesona matahari terbit di puncak Gunung Kelimutu yang masih aktif ini.

Selanjutnya menyaksikan kemolekan tiga danau berbeda warna dalam balutan Ritual Patika yang hanya dilakukan oleh Suku Lio sekali dalam setahun.

Sebagai bekal informasi, Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih.

Suku Lio meyakini warna-warna pada Danau (Tiwu) Kelimutu memiliki arti masing-masing sesuai dengan peristiwa kejadiannya.

Danau yang berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal.

Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" itu tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau yang berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Ketika danau tersebut ada yang berubah warna, Suku Lio kemudian melakukan Ritual Patika untuk memberikan sesajen bagi arwah orang-orang yang telah meninggal agar senantiasa damai di alamnya.

TravelTips
Labuan Bajo berada paling Barat Pulau Flores, NTT.

Keistimewaan kota kecil di pinggir pantai ini sudah ditetapkan Kemenpar sebagai salah satu dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) atau disebut ‘Bali Baru’ bahkan kemudian naik statusnya menjadi salah satu dari 4 Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

Untuk menjangkaunya, tercepat dengan pesawat ke Bandara Komodo dari kota asal Anda jika sudah ada direct flight. Bisa juga transit dulu di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali lalu lanjut ke Bandara Komodo yang kabarnya tahun ini akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional oleh pemerintah pusat.

Soal akomodasi tak usah khawatir, terbilang lengkap. Anda bisa pilih penginapan dari hotel kelas backpacker sampai resort berbintang lima, antara lain Plataran Komodo Beach Resort yang berjarak hanya 1 menit jalan kaki dari Pantai Waecicu, The Jayakarta Suites Komodo Flores di Pantai Labuan Bajo, Puri Sari Beach Hotel, Exotic Komodo Hotel, Blue Parrot, dan Komodo Lodge (non bintang) serta Bajo Nature Backpakers yang diminati turis backpackers.

Selain itu tersedia sejumlah resto & café, bar, money changer, bank, ATM, mini market, travel agent, tourism center, dan diving shop atau penyewaan peralatan snorkeling dan diving.

Kalau memilih via darat Jalan Trans Flores, Labuan Bajo bisa dijangkau dengan sejumlah bis dan rental car dari Kota Ende dan kota-kota lain di Flores Timur.

Untuk berlayar mengunjungi pulau-pulau eksotik sekitar Labuan Bajo hingga kawasan Taman Nasional Komodo, bisa menyewa kapal pesiar kayu atau kapal phinisi live on board (LOB) dari Pelabuhan Labuan Bajo.

Kalau Anda mau ke Bajawa, Kabupaten Ngada dari Labuan Bajo bisa naik bus atau menyewa mobil travel. Kalau mau langsung dari kota Anda, tercepat lewat udara dengan pesawat ke Bandara Soa Bajawa.

Begitupun kalau Anda mau ke keliling objek wisata di Ende, bisa juga langsung via udara ke Bandara Haji Hasan Aroeboesman atau dengan kapal laut ke Pelabuhan Ende.

Akomodasi di Ende mulai dari tenda di area camping ground, homestay, penginapan kelas melati, bungalow, lodge, sampai hotel.

Kalau hotel, contohnya Hotel Ikhlas dan Hotel Safari Ende di Jalan Ahmad Yani, Hotel Flores Jalan Sudirman No 28, Hotel Flores Mandiri Jalan Melati No 1, Mentari Hotel Jalan Pahlawan No 19, King Hotel di Jalan Kemakmuran No 5, Hotel Angrek di Jalan Gatot Subroto dan Hotel Syifa masih di Jalan Gatot Subroto serta  Hotel Grand Wisata di Jalan Kelimutu No 32, Kota Ende.

Di luar Kota Ende, tepatnya di sekitaran Moni atau kampung transit sebelum menuju Danau Kelimutu dan kampung adat setempat, ada beberapa akomodasi yang bisa dipilih antara lain Christin Lodge, Daniel Lodge, Bintang Lodge, Watugana Bungalaw, Maria Inn, dan Flores Sare Hotel & Restauran yang berada di Jalan Trans Ende - Maumere, Moni.

Jika ingin langsung dekat dengan Danau Kelimutu, pilihan menginapnya bisa di Kelimutu Crater Lakes Eco Lodge yang terletak di Jalan Danau Kelimutu, Desa Kowanara, Kabupaten Ende.

Kalau mau mengunjungi kampung-kampung adat di Kabupten Ende, Anda bisa saja bermalam di salah satu rumah penduduk atau di rumah adat. Asal bukan rombongan dan harus memberitahu kabar kepala adat setempat sebelumnya.

Kalau ingin tunaikan shalat wajib berjamaah di Labuan Bajo, bisa ke Masjid Al- Muhajjrin (Pasar Baru), Masjid Nurul Huda (Gorontalo), Masjid At- Taqyir (Air Kemiri), Masjid Darul Ilmi (Puncak Waringin), Masjid Nurul Iman (Sernaru), Masjid Baiturrahim (Lamtoro), Masjid Nurul Syuhada (Kampung Air), dan Masjid At- Taqwa  (Kampung Tengah).

Kalau di Bajawa, Kabupaten Ngada bisa ke Masjid Al-Ghurraba, Mushalla Al-Hikmah, dan Mushalla AL-Ittihad.

Pilihan lain Masjid Al-Ikhlas di Wolomeze dan Masjid Nurul Huda di Maumbaawa.

Sementara kalau di Kota Ende, bisa  ke Mushalla Bandara H. Hasan Aroeboesman, Masjid Baitutaqwa di Kampung Baru, Masjid Baitussala Puunaka di Paupanda, Masjid Hablullah di Paupanda Atas, dan Masjid Baiturrahman di Paupanda Bawah.

Pilihan lain Masjid Darul Taqwa di Jl. Simpang Lima, Kelurahan Kelimutu, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.

Naskah & foto:  adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Wismemandang salah satu danau di Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna di Kabupaten Ende, Flores Timur, NTT.
2. Sejoli bule menikmati pantai di luar Taman Nasional Komodo, Flores Barat.
3. Pemandangan eksotis dari bukit Pulau Kelor, perairan Labuan Bajo, Flores Barat.
4. TravelPlus Indonesia di Kampung Adat Wae Rebo, Manggarai, Flores. (dok.pri)
5. Mengunjungi Kampung Adat Bena di Kabupaten Ngada, Flores.
6. Gunung Meja di Ende, Flores Timur.
7. TravelPlus Indonesia di Gunung Kelimutu, Ende. (dok.pri)
8. Salah satu hotel di Kota Ende.
9. Menapaki undakan ke puncak Gunung Kelimutu, Ende.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.