Jumat, 11 Januari 2019

Punya Convention Hall Megah, Wajah MICE Banda Aceh Bakal Kian Cerah, Asalkan...

Banda Aceh belakangan ini terus memoles wajahnya untuk menjadi Kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) atau Kota Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran. Buktinya kini Banda Aceh punya cenvention hall baru yang megah sebagai salah satu venue pendukung sebuah Kota MICE.

Venue itu semula berlabel Banda Aceh Madani Education Center (BMEC) namun kabarnya berubah nama menjadi Banda Aceh Convention Hall.

Perubahan nama itu memang belum sepenuhnya benar. Namun di akun Instagram (IG) @kotabandaaceh, Kamis (10/1/2019) tertulis caption begini:

"Akhirnya Banda Aceh kek kota-kota besar lainnya punya Convention Hall. Dulu awalnya mau dijadikan Mandani Center (denger-denger gitu). Lalu diputuskan jadi Banda Aceh Convention Hall. Semua senang, right?".

Akun IG komunitas, non goverment media yang diikuti 106 ribu pengikut itu tidak menyebut apakah convention hall baru itu sudah diresmikan dan siap beroperasi atau belum.

Sehari berselang TravelPlus Indonesia langsung menanyakan hal itu ke Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kota Banda Aceh Rizha Idris lewat pesan WA.

Rizha mengaku belum mengetahui apakah gedung yang dimaksud itu sudah diresmikan atau belum. "Saya blom tau kapan peresmiannya," balas Rizha, Jumat (11/1/2019).

Namun Rizha berharap dengan adanya gedung itu Banda Aceh bisa semakin siap menjadi Kota MICE berskala nasional bahkan internasional.

Sementara Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Amiruddin mengatakan convention hall itu memang belum diresmikan sampai hari ini.

Jika sudah diresmikan, lanjut Amiruddin tentunya gedung milik Pemkot Banda Aceh itu diharapkan bisa segera dipergunakan untuk kegiatan MICE dan promosi lainnya. "Termasuk expo dan event," terang Amiruddin juga lewat pesan WA.

TravelPlus Indonesia setuju dengan apa yang diutarakan Amiruddin itu.

Kalau convention hall yang kabarnya berkapasitas sampai 5.000 orang itu sudah diresmikan, Aceh, khususnya Banda Aceh harus siap menggelar berbagai macam event agar gedung itu tidak mubazir, tidak hanya jadi gedung perkawinan nantinya sebagaimana dikhawatirkan sejumlah warganet yang mengomentari posting-an foto dan caption di atas.

Lalu kegiatan apa yang bisa digelar di convention hall itu?

Tentu banyak ragamnya. Contohnya pameran wisata/travel mart, sport tourism expo (diving, sepeda, olahraga dirgantara, water sports, dll), elektronik (komputer/laptop, HP/kamera foto, dll), otomotif (mobil, motor, dll), perumahan, pertanian, lingkungan hidup, perikanan, edu expo (kampus dalam dan luar negeri, buku islam, dll), culture expo (handycraft, kuliner, dll), religion expo (ramadhan festival, hijrah festival, syariah expo, dll), dan masih banyak lagi.

Justru yang kini menjadi pertanyaan, apakah sumber daya manusia (SDM)-nya siap? Jawabannya, mau tak mau harus siap.

Soalnya, untuk mencerahkan paras industri MICE Banda Aceh itu tak cukup hanya bermodalkan canvention hall dengan fasilitas meeting berdaya tampung besar, megah, dan gagah.

Masih banyak hal lain yang harus dipenuhi antara lain aksebilitas, imej positif sebagai destinasi, dukungan stakeholder, mempunyai tempat-tempat menarik, dan yang tak kalah penting adalah ketersediaan/kesiapan SDM-nya terutama sejumlah event organizer (EO) yang profesional dalam menangani bahkan membuat event/expo berskala nasional maupun internasional.

Kenapa? Ya supaya tidak hanya terpaku bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) atau berharap terus dari pemerintah pusat agar Banda Aceh menjadi tuan rumah setiap kegiatan atau event yang sifatnya nasional maupun internasional.

Banda Aceh harus siap menangani/membuat sendiri event-event berskala besar tersebut. Tentu bisa belajar dari kota-kota MICE lainnya yang sukses menggarap/mengemas event bertaraf nasional maupun internasional.

Jika itu terlaksana, Banda Aceh lambat laut, bukan tidak mungkin bisa menjadi daerah tujuan wisata (DTW) MICE yang sejajar dengan Kota MICE lainnya seperti kota-kota besar di Jawa, Denpasar, Manado, dan Makassar.

Bahkan mungkin bisa juga seperti Singapura yang berhasil menjadikan sektor industri MICE-nya sebagai penghasil devisa yang cukup tinggi bagi negaranya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Gedung Banda Aceh Madani Education Center yang kabarnya berubah nama menjadi Banda Aceh Convention Hall. (foto: dok. @kotabandaaceh)
2. TravelPlus Indonesia saat menyambangi Aceh Expo 2018 di Banda Aceh. (foto: widi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.