Jumat, 11 Januari 2019

Mau Pariwisata Anda Diminati Wisatawan? Ini Rahasianya

Punya rencana bikin event, objek wisata alam/buatan, resto/cafe, hotel, venue expo, dan lainnya yang erat kaitannya dengan pariwisata dan semuanya itu diminati wisatawan? Mudah saja, pahami segala kebiasaan/karakter wisatawan lalu penuhi semua kesukaan/kebutuhan/keinginannya.

Salah satu karakter wisatawan itu menyukai keterjangkauan biaya, terutama biaya transportasi pesawat (tiket pesawat murah).

Buktinya gara-gara melonjaknya harga tiket penerbangan domestik beberapa hari belakangan ini, warga Aceh banyak yang terbang ke Kuala Lumpur (KL) Malaysia untuk transit terlebih dulu baru kemudian melanjutkan penerbangan ke Jakarta, Padang, dan kota lainnya.

Hal itu terjadi lantaran tiket pesawat untuk keberangkatan dari Banda Aceh ke Jakarta dengan transit di KL ternyata lebih murah dibandingkan langsung dari Banda Aceh ke Jakarta maupun ke Padang.

Menurut beberapa penumpang pesawat, harga tiket Banda Aceh ke Jakarta hampir 3 juta rupiah per orang. Kalau transit dari KL ke Jakarta di bawah 1 juta rupiah per orang.

Sementara tiket Banda Aceh-Padang naik AirAsia via Kuala Lumpur ongkosnya hanya Rp 826.000.

Sedangkan Padang-Medan saja naik Lion Air tiketnya Rp 1.464.000. Belum lagi ongkos Banda Aceh-Medan.

Kata penumpang lainnya, kalau naik Garuda dari Banda Aceh ke Padang via Jakarta tiketnya malah Rp 4.364.700. Oleh karennya mereka memilih ke KL baru ke Jakarta, Padang, dan lainnya.

Tentu dalam kasus ini, Malaysia yang kecipratan untung. Minimal negara tetangga itu menerima kunjungan wisatawan dari Aceh meskipun hanya transit di KL.

Selain tarif pesawat, wisatawan juga menyukai keterjangkauan biaya akomodasi.

Penginapan yang murah dan banyak pilihan dari homestay/backpacker-an sampai hotel berbintang itu jadi dambaan wisatawan setiapkali berkunjung ke sebuah destinasi.

Begitupun dengan keterjangkauan tiket masuk objek wisata/atraksi, harga kuliner, dan lainnya.

Jangan sampai karena ingin untung besar, Anda pasang tarif tiket masuk objek wisata selangit padahal fasilitas pendukung nihil.

Jangan mentang-mentang high season ataupun libur panjang, tiket masuknya seenaknya Anda naikkan.

Perlu diingat, wisatawan itu justru cenderung suka diskon, paket/tiket murah, harga promo, dan buy 1 get 2 tapi dengan kualitas dan pelayanan bagus pula.

Berdasar amatan TravelPlus Indonesia selama puluhan tahun menjadi travel journalis & blogger, masih banyak lagi kebiasaan dan kesukaan wisatawan yang harus dipahami dan dipenuhi pihak-pihak terkait entah itu pemilik/pengelola pariwisata, baik itu perorangan/swasta maupun pemerintah.

Perlu dipahami, wisatawan itu  menyukai sesuatu yang baru, sama seperti dunia fesyen.

Ingat sifat wisatawan cepat bosan, jadi harus diperbaharui terus objek wisata, paket wisata, spot selfie-nya maupun atraksi wisata yang memberikan sensasi dan pengalaman baru.

Apalagi diera medsos ini, wisatawan kekinian menyukai tempat-tempat yang instagramable.

Jadi kalau mau diminati buatlah apapun itu yang menarik untuk diunggah ke akun  Instagram pengunjung/wisatawan.

Sekalipun itu objek lama tapi harus di-upgrade, dipoles/dirias wajahnya agar lebih menarik dan fresh, misalnya Jalan Malioboro-Jogja, Jalan Asia-Africa Bandung, dan pedestrian di sekelling Kebun Raya Bogor dan Istana Kepresidenan-Kota Bogor yang kini berparas lebih indah.

Wisatawan juga menyukai sesuatu yang unik/originalitas, entah itu bangunan lama maupun yang baru.

Atraksi wisatanya pun yang beda, bukan ikut-ikutan/mencontek atraksi daerah/kota lain.

Wisatawan menyukai sesuatu yang megah, berkelas, dan wah entah itu bangunan lama maupun baru, dan lainnya. Begitupun dengan atraksi wisatanya, harus spektakuler.

Wisatawan itu menyukai sesuatu yang tidak ada di daerahnya. Caranya dengan mengenali pasar yang dituju via survei lalu buat sesuatu (bangunan, objek wisata buatan, dan atraksi) yang tidak dimiliki dimiliki di daerah asalnya atau yang diingini pasar.

Berikutnya, wisatawan pun menyukai hal-hal yang bermanfaat, punya nilai edukasi/mencerahkan, menguntungkan, dan menyenangkan.

Sebagian wisatawan pun ada yang menyukai kegiatan yang memacu adrenalin, tantangan, atau bernuansa petualangan.

Wisatawan lainnya menyukai even, pameran, music concert, show yang spektakuler, beda dengan tempat lain.

Jadi kalau buat konser musik jangan nanggung, contoh negara Singapura yang berhasil menjaring wisman lantaran kerap menggelar konser bertaraf internasional dengan mendatangkan penyanyi/band bertaraf internasional yang tengah/masih booming.

Tak sedikit pula wisatawan yang menyukai ketenangan jiwa, dan agar bisa  lebih dekat kepada Sang Khalik (dalam hal ini wisata religi).

Ada juga yang menyenangi kesederhanaan, punya sisi human interest/sesuatu yang berjiwa sosial, dan juga yang back to nature/healthy life.

Bahkan ada wisatawan yang menyukai konsep kontradiktif, misalnya ada kebun bunga di tengah kota, ada resto tradisional di megapolitan, dan sebagainya.

Selain itu wisatawan menyukai kemudahan dan kelengkapan terkait aksesibilitas dan amenitas. Misalnya ketersediaan rute penerbangan, kereta, kapal wisata, bus wisata dan bus umum, dan lainnya; ketersediaan penginapan backpacker bukan cuma hotel berbintang, dan lainnya yang berfasilitas serba free wifi.

Selanjutnya, wisatawan menyukai kreativitas dan inovasi, baik itu kerajinan tangan UKM, kuliner, penyelenggaraan festival, dan lainnya.

Wisatawan kalangan 'the have' biasanya menyukai destinasi/objek/paket wisata yang berimej prestisius, berprestasi, dan bergengsi. Pokoknya bikin wisatawan bangga saat berwisata ke destinasi/objek wisata tersebut.

Tak kalah penting, wisatawan itu selalu menyukai daerah/kota/destinasi/objek wisata/event/hotel/resto dan lainnya yang pengelolanya/masyarakatnya menerapkan Sapta Pesona.

Sapta Pesona adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasakan dan mengalami suasana yang aman, bebas dari ancaman, gangguan, tindak kekerasan, dan merasa terlindungi dan bebas dari tindak kejahatan seperti kecopetan, pemerasan, penodongan, penipuan dan sebagainya.

Kondisi yang ber-Sapta Pesona itu sengaja diciptakan untuk menarik minat wisatawan berkunjung. Sapta Pesona terdiri dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan.

Sudah pasti wisatawan lebih suka berkunjung ke daerah/kota/destinasi/objek wisata/event yang aman dibanding yang tidak kondusif. Aman disini, terjamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk barang miliknya.

Wisatawan jelas lebih suka daerah/kota/destinasi/objek wisata berkondisi tertib.

Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi, dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat. Misalnya tertib berlalulintas, pelayanan baik dan cepat, tata bangunan rapi dan teratur, dan lainnya.

Wisatawan tentu lebih respek dengan daerah yang lingkungannya terbebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit, polusi, kotoran, aksi corat-coret, bau tak sedap, dan lainnya.

Wisatawan pastinya akan merasa lebih betah bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat, baik itu di bandara, terminal, stasiun, pasar, mall, toilet umum, tempat beribadah, hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, objek wisata, dan lainnya.

Wisatawan juga lebih menyukai lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk, nyaman, dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan.

Wisatawan pastinya lebih menyukai kota/daerah/destinasi/objek wisata yang menarik dan sedap dipandang atau disebut indah.

Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat.

Wisatawan pun jelas menyukai keramahtamahan penduduk sebuah daerah/kota/desa/kampung, penglelola, dan pekerja di objek wisata/taman rekreasi dan fasilitas umum, termasuk petugas/karyawan di hotel, retoran dan lainnya.

Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum, dan menarik hati namun tetap tegas dalam menentukan sesuatu keputusan atau sikap.

Wisatawan pun membutuhkan kenangan atas kunjungannya di sebuah daerah/kota/destinasi/objek wisata.

Kenangan yang diharapkan tentunya yang baik, indah, menyenangkan, dan berkesan. Kenangan yang indah itu dapat diciptakan lewat akomodasi yang nyaman, bersih, unik, wah, dan sehat; pelayanan yang cepat, tepat dan ramah; serta suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya bangunan serta dekorasinya.

Bisa juga lewat atraksi seni budaya daerah yang unik; kelezatan dan keontentikan kulinernya; serta cinderamata yang khas dan berkualitas.

Terakhir, wisatawan juga menyukai informasi wisata yang lengkap dan terkini, ter-upgrade secara terus-menerus baik mengenai event/festival baru, objek wisata, paket tur, prestasi, resto/hotel baru, dan lainnya.

Agar semua yang disukai wisatawan itu terinformasikan dengan baik, pihak pemilik/pengelola harus bekerjasama dengan travel jurnalis/blogger yang konsen meliput/menulis, dan menyebarluaskan informasi pariwisata agar wisatawan secara lebih luas tahu kondisi pariwisata sebuah kota/daerah/destinasi/objek wisata yang akan ditujunya.

Dengan memahami kebiasaan dan memenuhi semua kesukaan wisatawan di atas, Travelplus Indonesia yakin, pariwisata daerah/kota Anda akan digandrungi/diminati dan dibanggakan para wisatawan, baik lokal, nusantara maupun mancanegara.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Keterjangkauan tarif transportasi, antara lain tiket pesawat amat disukai wisatawan.
2. Ramah pelayanannya, bersih, nyaman, enak makanannya, dan harganya terjangkau disenangi wisatawan.
3. Objek wisata alam/buatan, hotel, resto/cafe, dll yang instargambale disukai wisatawan era milenial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.