Gunung Batur di Bali ini, bisa jadi gunung alternatif untuk didaki saat Gunung Agung dilarang didaki lantaran erupsi.
Seperti tersiar kabar, Gunung Agung yang berstatus Siaga III meletus pada Kamis (10/1/2019) selama 4 menit 26 detik pada pukul 19.55 WITA.
Masyarakat dan wisatawan pun sementara waktu diimbau untuk tidak melakukan pendakian ke gunung berapi berketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (Mdpl) di Karangasem, Bali tersebut.
Tapi tenang saja, jika Anda benar-benar ingin mendaki dan menikmati pesona Pulau Dewata dari atap-atap bumi, alternatifnya masih ada beberapa gunung yang aman dan menarik untuk ditapaki, di antaranya Gunung Batur yang terletak sekitar 64 Km sebelah Timur Laut Kota Denpasar, masuk dalam wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali Utara.
Biasanya wisatawan yang mendaki gunung berketinggian 1.717 Mdpl ini dari Pura Jati.
Mereka memarkir kendaraannya di kantor Pos Pelayanan Pendakian Gunung Batur atau The Association of Mt Batur Trekking Guide.
Umumnya wisatawan yang ke puncak Batur melakukan pendakiannya pada dini hari terpatnya pukul 3 pagi.
Perjalanan pendakiannya hanya memakan waktu sekitar 3 jam.
Di puncaknya, kalau cuaca bagus, wisatawan bisa melihat pesona sunrise sambil menikmati kopi atau teh hangat.
Setelah terang baru bisa melihat pemandangan kawasan Kintamani di Selatan, Danau Batur di Timur, dan Gunung Agung yang menjadi gunung tertinggi di Bali.
Selain itu juga bisa melihat deretan perbukitan bahkan Gunung Rinjani di Lombok.
Usai menikmati pesona sunrise, tak sedikit wisatawan yang melanjutkan pendakian ke puncak yang lebih tinggi untuk memasak telur dengan air panas yang dikeluarkan Gunung Batur.
Pendakian ke Gunung Batur sebaiknya ditemani masyarakat lokal, Himpunan Pramuwisata Pendakian Gunung Batur (HP2GB). Tentu ada tarifnya yang dikenakan untuk setiap pendaki.
Seorang pemandu biasanya memandu 2 sampai 5 orang pendaki. Kabarnya rata-rata ada sekitar 50 orang tiap hari yang mendaki Gunung Batur.
Waktu terbaik mendaki Gunung Batur bisa kapan saja. Tapi paling ramai saat jelang akhir tahun menuju pergantian malam tahun baru.
Dulu, tahun 2011-2015 ketika masih ada Festival Danau Batur yang didukung pemerintah pusat, banyak wisatawan yang datang untuk menyaksikan berbagai acara kesenian dan hiburan, lalu mendaki Gunung Batur.
Selepas mendaki, wisatawan biasanya bersantai di Danau Batur.
Ada yang kembali menonton berbagai acara yang disuguhkan Festival Danau Batur, tak sedikit pula yang melakukan berbagai aktivitas wisata air seperti memancing, keliling danau dengan perahu, dan berwisata kuliner ikan air tawar dari danau tersebut.
Alternatif berikutnya Gunung Batukaru yang berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Gunung berketinggian 2.275 Mdpl ini merupakan gunung tertinggi kedua di Bali setelah Gunung Agung.
Batukaru berarti batok kelapa dalam bahasa setempat. Orang bule menyebutnya "The Coconut Shell Rock".
Kendati tak setenar Gunung Agung dan Batur namun Gunung Batukaru memiliki pesona yang tak kalah menawan.
Kondisi alamnya pun masih relatif alami dan asri. Dari puncaknya, wisatawan bisa menikmati pemandangan Kawah Batukaru, Danau Bedugul bahkan Pulau Lombok dan Jawa bila cuaca sedang cerah.
Selama ini ada dua jalur pendakian umum yang biasa digunakan pendaki untuk menuju puncaknya yakni dari Desa Wongaya Gede, Penebel, Tabanan. Masuknya dari pintu gerbang Pura Luhur Batukaru.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncaknya sekitar 5-7 jam, sedangkan turunnya sekitar 3-5 jam.
Pendaki yang mendaki gunung lewat jalur ini biasanya bermalam di Desa Wongaya Gede, 2 Km sebelah utara Pura Luhur. Di desa ini, wisatawan bisa menyewa tenda.
Keesokan paginya, sekitar pukul 6 pagi baru memulai pendakian.
Jalur kedua dari Desa Pujungan yang berada di jalur jalan alternatif yang menghubungkan Tabanan dengan Pupuan, Utara Pulau Bali. Waktu tempuhnya sekitar 5 jam.
Di kaki gunung ini ada Pura Luhur Batukaru yang berada di ketinggian 700 Mdpl. Pura ini berada di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, berjarak sekitar 42 Km di sebelah Barat Denpasar.
Pura Luhur termasuk “Sad Kahyangan” yaitu salah satu dari enam pura yang dianggap paling penting oleh masyarakat Hindu Bali.
Wisatawan diperbolehkan memasuki pura ini asal mengenakan sabuk khas Bali.
Kawasan Batukaru dapat ditempuh sekitar 40 menit dari pusat Kota Tababan, atau sekitar 1,5 jam dari Denpasar.
Kalau Anda belum puas, lanjutkan mendaki gunung-gunung lainnya di Bali seperti Gunung Abang (2.151 Mdpl) di Kintamani, Kabupaten Bangli yang merupakan titik tertinggi di tepi kaldera Batur. Lalu Gunung Catur di Timur Danau Bratan (2.096 Mdpl).
Pilihan lain lima gunung yang tidak popular seperti Gunung Adeng (1.826 Mdpl) di Bedugul, Gunung Lesong (1.865 Mdpl) di Bedugul, Selatan Danau Tamblingan, Gunung Pohen (2.063 Mdpl) di Baratdaya Bedugul, Gunung Prapat Agung (322 m) di Peninsula Utara-Barat Bali yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bali Barat, dan Gunung Sengayang yang berketinggian 2.087 Mdpl di Utara Batukaru.
Bagaimana transportasinya? Tenang saja. Kalau Anda dari Jakarta paling cepat naik pesawat ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar.
Cara lainnya, naik pesawat ataupun naik kereta api tujuan Banyuwangi dari Jakarta dan kota lainnya.
Setelah itu lanjut dengan bis ataupun menyewa mobil travel ke Bali menyeberangi Selat Bali dengan kapal feri.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Gunung Batur, salah satu dari sekian gunung alternatif yang menarik untuk didaki saat Gunung Agung erupsi dan dilarang mendaki. (foto: adji)
2. Gunung Batukaru alias batok kelapa. (foto: dok. gunungbagging)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.