"Assalamualaikum... Ber, tanggal 14-18 Januari ikut ke Kepulauan Seribu yuk," begitu pesan WA Rizal kepada saya seminggu sebelum dia berangkat ke kepulauan di perairan Teluk Jakarta itu.
Dulu sewaktu masih SMA dan kuliah sering berpetualang bareng, mulai dari panjat dan turun tebing di wilayah Jawa Barat, jelajah ke Ujung Kulon Banten, dan terakhir mendaki dua gunung sekaligus di Sulawesi Selatan yaitu Bawakaraeng dan Lompobattang serta pelesiran ke Toraja bersama Azis, adik di Agatra Sraya.
Sejak lulus kuliah 90-an, saya kehilangan kontak dengan Rizal. Terakhir bertemu sewaktu acara family gathering Agatra Sraya di salah satu villa di puncak.
Ketika itu dia membawa serta istri dan anaknya. Selepas itu, lost contact lagi.
Baru awal tahun 2019 ini, setelah ada WAG Agatra Sraya, saya dan dia berkomunikasi lagi. Tapi belum jumpa juga, karena saya tidak bisa memenuhi ajakannya ke Kepulauan Seribu lantaran bentrok dengan beberapa acara jumpa pers di Jakarta.
Untungnya Rizal rajin mengirim foto berikut keterangannya mulai dari keberangkatan, selama berkegiatan di Kepulauan Seribu sampai dia kembali ke daratan Jakarta.
Rizal ke Kepulauan Seribu yang berstatus destinasi pariwisata prioritas atau disebut 'Bali Baru' itu, tidak sendirian.
Dia bersama tim liputan untuk program acara Pesona Nusantara yang tayang di TVOne setiap Sabtu pukul 11 siang.
Kebetulan Rizal sebagai asisten produser acara yang kental muatan kepariwisataannya itu.
Lewat pesan WA pula, Rizal menceritakan kegiatannya selama 5 hari di kepulauan yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta itu.
Uniknya, dia menceritakannya bukan lewat tulisan melainkan rekaman suaranya langsung sebanyak 6 rekaman yang dikirim ke saya, Sabtu (19/1/2019) siang.
Maklum pria berdarah Minang yang juga gemar memotret ini sejak dulu memang lebih senang bercerita langsung ketimbang diungkap dalam bentuk tulisan.
Rizal dan timnya berangkat dengan kapal cepat milik Dishub dari dermaga Marina Ancol, Jakarta Utara ke Pulau Pramuka, Senin (14/1/2019) pagi dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Setibanya di Pulau Pramuka, katanya dia disambut hujan sampai jelang sore.
Selepas reda, langitnya membiru dan bagus untuk diabadikan. Dia pun sempat mancing ikan di demaga dan menikmati pesona matahari tenggelam nan memukau.
Di Pulau Pramuka, lanjut Rizal banyak tersedia penginapan kelas backpacker sampai yang bagus.
Buat yang ingin menjelajahi pulau-pulau lainnya juga tersedia kapal-kapal bermotor mulai dari yang kecil sampai yang agak besar di pulau ini.
"Harganya juga tidak terlalu mahal sekitar Rp 350 ribu sampai Rp 400 ribuan untuk satu kapal yang kecil. Kalau yang agak besar di atas Rp 500 ribu per kapal per harinya," terangnya.
Pulau-pulau yang bisa dijelajahi di sekitar Pulau Pramuka antara lain Pulau Karang, Panggang, Keramba, dan Pulau Perak.
Aktivitas yang asyik dilakukan di sana bisa mancing ikan, snorkeling, dan diving dengan sejumlah dive spots berterumbu karang utuh dan bagus.
"Jadi buat warga Jakarta, kalau uangnya lagi pas-pasan, nggak perlu diving jauh-jauh ke Bali, Raja Ampat dan lainnya. Cukup ke Kepulauan Seribu yang masih wilayah Jakarta," ujar Rizal.
Enaknya di sana juga ada instruktur atau pendampingnya. "Salah satunya Abah, mantan polhut yang menjadi diving instructure senior di sana. Dia sangat sabar mengarahkan host saya, sampai bisa menyelam secara bertahap," jelasnya lagi.
Kalau mau mancing, sebaiknya berangkat selepas Shalat Subuh dari Pulau Pramuka. "Cari umpan hidupnya nanti di tengah laut," sambungnya.
Buat yang senang berwisata sejarah, bisa ke Pulau Onrust, Bidadari, dan lainnya yang masih menyimpan bangunan bersejarah peninggalan Belanda dan Portugis seperti benteng.
Bisa juga singgah ke pulau yang terbuka umum (bukan pulau privat), antara lain ke Pulau Perak.
"Di Perak ada warung-warung, bisa minum air kelapa muda, dan ikan hasil pancingan bisa kita bakar di sana. Saya bakar ikan tenggiri hasil mancing juga di sana," tambah Rizal.
Buat yang senang wisata kuliner khas setempat, bisa menyeberang ke Pulau Panggang sekitar 20 menit.
"Di sana ada bermacam kuliner tradisional dengan nama yang lucu bahkan agak porno, seperti kuliner peler bulu, dan lainnya," aku Rizal.
Kalau mampir di Pulau Bagan, antara Pulau Pramuka dengan Pulau Panggang, bisa menikmati aneka seafood di tempat yang bagus dan mewah.
Menariknya aneka seafood-nya langsung diambil dari tempat 'ternak' ikan di tengah laut, seperti lobster, ikan baronang, dan satu lagi bisa makan ikan bandeng tanpa tulang yang dibakar.
"Bumbunya macam-macam bisa rica-rica, cuma harganya agak menengah ke atas," terang Rizal.
Satu lagi catatan Rizal, di Pulau Pramuka yang menjadi salah satu tujuan wisatawan ke Kepulauan Seribu karena memiliki bermacam fasilitas penginapan dan penyewaan kapal, kondisinya terbilang sangat aman.
Pernah ada kejadian wisatawan yang ketinggalan HP, diumumkan lewat toa masjid setempat. "Jadi boleh dibilang minim tingkat kriminalitasnya karena masyarakatnya saling menjaga keamanan pengunjung," ungkapnya.
Menurut Rizal, kalau tak mau dibunuh jenuh saat berlibur lima hari di Kepulauan Seribu, jalan keluarnya harus diisi dengan bermacam kegiatan menarik dan mengesankan.
"Seperti yang saya lakukan baru-baru ini, ya keliling pulau-pulaunya, mancing ikan, snorkeling, diving, wisata kuliner, wisata sejarah, ikut aktivitas nelayan setempat, memotret sunset, bakar ikan hasil mancing, dan lainnya. Yang penting tidak meninggalkan sholat wajib lima waktu," pungkas Rizal.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. m. rizal & tim pesona nusantara TVOne
Captions:
1. Rizal Agatra Sraya menikmati sunset di dermaga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
2. Melepas ikan hiu ke habitatnya.
3. Rizal (kaos hitam) bersama Arif Wibowo, asisten pemerintahan di Kepulauan Seribu.
4. 'Ternak' ikan di tengah laut.
5. Sepenggal pesona Pulau Perak.
6. Pemandangan Pulau Pramuka dari atas.
7. Merasakan snorkeling.
8. Memancing dengan kapal nelayan setempat.
9. Ikan tenggiri bakar hasil mancing.
10. Ikan bandeng tanpa tulang bumbu rica-rica.
11. Kembali ke daratan Jakarta usai 5 lima hari keliling Kepulauan Seribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.