Perubahan paras Gunung Anak Krakatau (GAK) tersiar ke publik berkat video hasil rekaman James Reynolds, pemilik Earth Uncut TV yang kemudian diunggah lewat akun Twitter-nya @earthuncuttv, Jumat (11/1/2019).
Selama dua hari (10-11 Januari 2019), James menggunakan drone untuk melihat dari jarak dekat kondisi GAK pascaerupsi akhir tahun lalu, Sabtu (22/12/2018).
"Footage from #Krakatau in #Indonesia I shoot yesterday and today - remarkable changes at a remarkable #volcano," begitu isi cuwitan James.
Video yang sama diunggah pula di @volcanoesintheword. Kemudian video tersebut pun diunggah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lewat akun Twitter-nya @Sutopo_PN, pada hari sama pula.
"Kondisi Gunung Anak Krakatau pada 11/1/2019 yang didokumentasikan @EarthUncutTV. Warna orange kecoklatan adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut. Tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah," cuwit Sutopo.
Tak cukup itu, Sutopo pun menggunggah video itu via akun Instagram (IG)-nya @sutopopurwo, Sabtu (12/1/2019).
Sampai berita ini TravelPlus Indonesia, video itu sudah dilihat 32.640 lebih warganet.
"Tinggi Gunung Anak Krakatau saat ini hanya 110 meter. Sebelumnya 338 meter, " tulis Sutupo sebagai caption video itu seraya menambahkan bahwa aktivitas vulkanik GAK terus menunjukkan penurunan.
Dalam video itu terlihat pulau yang mengelilingi GAK terkini seperti Pulau Sertung, Pulau Krakatau Kecil, dan Pulau Rakata.
Terlihat jelas pula lahar dan lava membuat keruh warna kuning kecoklatan mengalir ke laut menimbulkan asap uap.
Di sekitarnya, tampak air laut membiru jernih.
Pascalongsor bawah laut, kini GAK meninggalkan kawah besar. Kawah itu hampir sejajar dengan permukaan air laut sedangkan dinding gunungnya paling tinggi hanya 110 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dari sebelum yang mencapai 338 Mdpl.
Seakan tak mau kalah dengan James, BNPB pun melakukan perekaman GAK terkini dengan mengunakan helikopter pada Minggu (13/1/2019) siang, pukul 12.31 WIB.
"Pada 13/1/2019 pukul 06.00 - 12.00 WIB tidak ada letusan. Status tetap siaga (level 3). Daerah berbahaya ada di dalam radius 5 Km dari puncak kawah," tulisnya sebagai caption video GAK terkini yang sudah dilihat 13.740 lebih warganet sampai berita ini ditulis.
Melihat kedua video karya James dan satu lagi rekaman Rita Rosita S BNPB itu, jelas sekali wajah GAK berubah dratis.
Ketika itu postur GAK sepertinya semakin membengkak dan menjulang.
Badannya jauh lebih besar dan tinggi dibanding sewaktu TravelPlus Indonesia menyambanginya Agustus 2015, 2007, 2002, dan apalagi dibanding saat TravelPlus Indonesia menggapainya kali pertama pada tahun 1994 lalu.
Tapi kini, di awal 2019 ini paras GAK benar-benar tak lagi seperti dulu.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com
Captions:
1. Paras Gunung Anak Krakatau (GAK) kini berubah total. (foto dari video rekaman BNPB yang diunggah @sutopopuwo)
2. Kawah GAK sekarang. (foto dari video rekaman James Reynolds @earthuncuttv)
3. Muntahan GAK berwarna orange kecoklatan menurut Sutopo adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut. (foto dari video rekaman James Reynolds @earthuncuttv)
4. Postur GAK sebelum erupsi dan longsor bawah laut. (foto: adji)
5. TravelPlus Indonesia saat mendaki GAK kelima kali pada Agustus 2017. (foto: sobatgak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.