Minggu, 13 Januari 2019

Wajah Gunung Anak Krakatau Berubah, Daya Pikatnya Justru Bertambah

Kendati wajah dan postur Gunung Anak Krakatau (GAK) kini tak lagi tampan dan berdiri gagah setegar dulu, daya tariknya diperkirakan justru bertambah bahkan semakin menguat.

Kenapa TravelPlus Indonesia bisa bilang begitu? Pasalnya sejak video hasil rekaman James Reynolds, pemilik Earth Uncut TV diunggah lewat akun Twitter-nya @earthuncuttv, Jumat (11/1/2019) dan juga video hasil rekaman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diunggah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat akun Instagram (IG)-nya @sutopopurwo, Minggu (13/1/2019), membuat seluruh Indonesia bahkan dunia kemungkinan jadi tahu paras terkini GAK.

Efeknya, kelak kalau kondisi GAK sudah dinyatakan berstatus aman oleh pihak terkait dengan kata lain aman untuk dikunjungi, pastinya akan ada banyak orang yang penasaran ingin melihat/mengamati/mempelajari/meng-explore langsung GAK dari dekat.

Siapa orang-orang itu? Tentu saja peneliti, wisatawan minat khusus/pendaki/peminat gunung, travel journalist/blogger, fotografer/videografer, filmmaker, dan lainnya.

Bagi peneliti, tentu perubahan GAK ini menjadi 'ladang' ilmu pengetahuan yang menarik untuk digali.

Begitupun buat para travel journalist/blogger, wajah GAK saat ini amat memikat untuk diangkat dalam berbagai tulisan.

Sementara bagi fotografer/videografer dan juga filmmaker, tentunya paras GAK sekarang amat menggoda untuk diabadikan dari berbagai sudut lain.

Seperti biasa, mereka akan datang ke GAK lewat dua provinsi yang berada di antara gunung tersebut, yaitu dengan menyewa perahu/kapal motor dari daratan Lampung Selatan (Lamsel), Lampung.

Kalau dari Banten antara lain dari Pantai Carita, Anyer, Labuan, Pelabuhan Merak, dan perairan di Ujung Kulon. Bahkan mungkin nanti ada pula yang menyewa helikopter.

Sejumlah trip operator lama maupun baru, kemungkinan juga akan kembali membuat paket tur ke GAK untuk memenuhi permintaan para travel/adventure lover yang penasaran ingin melihat GAK saat ini.

Apalagi tahun ini ada penyelenggaraan Lampung Krakatau Festival (LKF) 2019 yang memiliki sederet acara utama, satu di antaranya tur ke GAK.

Bisa jadi peminat yang ingin ikut tur tersebut akan membludak karena penasaran mau melihat GAK secara langsung.

Pendukung lainnya, sesuai siaran pers dari Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tertanggal 8/1/2019, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menerangkan Pemprov Banten sudah melakukan perbaikan jalan dan persiapan beberapa event wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke  pesisir Banten yang terimbas tsunami akibat erupsi dan longsoran bawah laut dari GAK.

"Jalan dari Carita hingga Tanjung Lesung yang rusak sudah kami data, yang jadi tanggung jawab provinsi sudah kita benarkan. Kami terus memberikan kemudahan wisatawan untuk perlebaran juga," ujar Andika.

Selain itu, beberapa event wisata seperti ajang budaya juga sudah disiapkan di Anyer dan Tanjung Lesung. Diharapkan dengan itu, bisa menjadi promosi dan membuat wisatawan kembali datang berwisata ke Banten.

Seperti TravelPlus Indonesia pernah ulas sebelumnya dalam tulisan (baca: Tiga Event Ini Siap Ceriakan Wajah Banten), ada tiga event Banten yang masuk 100 Calendar of Events (CoE) 2019.

Ketiga event pilihan tim kurasi bentukan Kemenpar itu adalah Exciting Banten on Seba Baduy yang akan digelar 24 - 31 Maret mendatang, Festival Cisadane (27Juli - 3 Agustus), dan Festival Tanjung Lesung yang akan dihelat pada 27 - 29 September mendatang.

Untuk Lampung, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengaku sudah membenahi 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas). Selain itu membangun kembali citra pariwisata Lampung pascatsunami.

"Paling penting memulihkan image-nya. Memulihkan imej bahwa daerah itu rawan, kena bencana, bahaya, dan segala macamnya itu butuh waktu," ujar Ridho.

Sebelumnya TravelPlus Indonesia juga pernah menyinggung soal dua event di Lampung yang masuk daftar CoE 2019 dalam tulisan (baca: Dua Event 2019 di Lampung Bakal Diminati Peselancar dan Pendaki Mancanegara).

Kedua event itu Krui World Surfing League 2019 yang akan digelar di Krui, tanggal 15-20 April dan LKF yang akan digelar 21 - 25 Agustus mendatang.

Selain lima event di Banten dan Lampung yang masuk CoE 2019, TravelPlus Indonesia juga menyarankan dibuat event ter-up to date berlabel Selat Sunda Festival di masing-masing provinsi tersebut, bertepatan dengan peringatan tsunami Selat Sunda, setiap tanggal 22 Desember. (Diluar tanggal itu, dan berbeda tanggal pelaksanaan festival itu pun tak soal)

Festival tersebut sebaiknya mengindahkan hal-hal sebagaimana TravelPlus Indonesia sampaikan di tulisan sebelumnya (baca: Sepuluh Hal Ini Perlu Diperhatikan Jika Ingin Gelar Event di Destinasi Wisata).

Terkait sederet strategi dari Banten dan Lampung yang diutarakan Andika dan Ridho di atas, Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah menyiapkan DAK (Dana Alokasi Khusus), masing-masing Rp 9 M untuk Banten dan Rp 33 M untuk Lampung.

"Sekarang adalah kesempatan baik untuk melakukan tata ruang dengan benar dalam membangun kembali wilayah-wilayah yang terkena dampak tsunami. Wilayah yang tidak terdampak, jangan diutak-atik," pesan Arief Yahya.

Sebelumnya dalam siaran pers Komblik (5/1/2019), Arief Yahya pun menegaskan bahwa cara meyakinkan orang untuk berwisata adalah dengan datang langsung.

"Saya sekarang datang ke sini untuk meyakinkan bahwa pariwisata di Banten dan Lampung sudah bisa dikunjungi. Image dalam hal seperti bencana ini adalah sangat penting," terangnya di Anyer.

TravelPlus Indonesia berharap setelah status GAK sudah normal dan aman disambangi, Arief Yahya berkenan pula menengok dari dekat gunung yang menghebohkan di akhir 2018 dan mengejutkan di awal 2019 ini.

TravelTips
Nah, kalau Anda termasuk yang terpikat untuk melihat wajah GAK terkini dari dekat, sebaiknya tunggu sampai kondisi GAK dan perairan Selat Sunda sudah benar-benar kondusif. Serta tak ada larangan dari pihak-pihak terkait untuk mengunjunginya.

Kalau nanti ingin menyambangi GAK dari Lamsel secara backpacker-an, dari Jakarta bisa naik kereta ke Merak, Banten.

Lalu naik kapal ferry dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung selama sekitar 3 jam. Kalau berangkat pukul 1 siang dari Merak, kira-kira tiba di Bakauheni pukul 4 sore.

Lanjutkan ke Dermaga Canti sekitar 1 jam dengan ojek sepeda motor. Kemudian perjalanan laut lagi dengan perahu/kapal motor reguler ataupun sewa ke Pulau Sebesi.

Di Pulau Sebesi, bisa bermalam di homestay. Pukul 3 pagi harus sudah bagun tidur untuk siap-siap ke GAK.

Pukul 4 pagi bergerak menuju GAK dengan kapal motor. Dua jam kemudian, tepatnya pukul 6 pagi tiba di Pantai GAK lalu mengabadikan pesonanya. (Dengan catatan, kalau memang kapal motor boleh/bisa berlabuh di bagian pantainya).

Kalau tak mau repot dan tidak berjiwa backpacker/adventurer, bisa mengikuti open trip atau membeli paket tur untuk menjelajahi GAK dan beberapa pulau lainnya.

Biaya paketnya Rp 450 ribu per orang (harga tahun 2018), minimal 25 orang. Durasinya 2 hari 1 malam. Meeting point-nya di Pelabuhan Bakauheni, Lamsel.

Harga tersebut sudah termasuk  biaya tiket kapal Merak-Bakauheuni PP, mobil angkot Bakauheni, kapal lokal jelajah pulau, pelampung, biaya pulau, makan 4X, air mineral, simaksi GAK, pemandu, dan homestay.

Cuma tinggal keluarkan biaya  tambahan untuk sewa alat snorkeling, jajan, atau upgrade kapal feri dari kelas ekonomi ke bisnis/eksekutif.

Lewat open trip/paket tur itu,  asyiknya bisa sekalian mengunjungi pulau lainnya seperti Pulau Sebuku Kecil untuk photo hunting, ke Pulau Sebuku Besar untuk snorkeling, dan ke Pulau Umang-umang yang pantainya berpasir putih dan masih bersih.

Mau yang lebih berkelas, bisa pilih private trip dalam kelompok kecil (small group), minimal berdua.

Harganya tergantung jumlah peserta, penginapan, alat transportasi, dan jenis menu makan yang dipilih.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Ketika Gunung Anak Krakatau (GAK) masih berwajah tampan, berdiri gagah menantang, banyak orang menyambanginya. (foto: adji)
2. Ini wajah GAK terkini Januari 2019. (foto dari video rekaman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diunggah di akun IG @sutopopurwo)
3. Wagub Banten Andika Hazrumy, Menpar Arief Yahya (tengah), dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo. (foto: komblik kemenpar)
4. Peta lokasi GAK di perairan Selat Sunda antara Banten dan Lampung. (dok. Istimewa)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.