Selasa, 19 Mei 2015

Narsis di Gunung Boleh Saja, Tapi ...

Pamor Gunung Merapi kembali terangkat. Kali ini bukan karena bergejolak, melainkan pemberitaan luas terkait tewasnya Erri Yunanto (21), yang terjatuh di kawah gunung super aktif tersebut, Sabtu (16/5) lalu. 

Ada yang menduga, Erri yang tercacat sebagai mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY) ini tewas usai nekat narsis di atas batu berbentuk tebing di puncak Merapi itu. Dugaan itu muncul setelah melihat foto yang di-upload rekannya ke Instagram.

Kebenaran dugaan itu memang masih dipertanyakan. Yang pasti di foto tersebut, warga Dusun Biru, Trihanggo, Gamping, Sleman ini, terlihat sedang duduk di puncak tebing batu menjulang yang diperkirakan sisa dari "Puncak Garuda', puncaknya Gunung Merapi yang hilang atau luruh karena letusan dahsyat Merapi tahun 2010. Padahal tempat itu terbilang sulit, dan akhirnya dia terpeleset masuk ke jurang kawah.

Kesulitan lokasi narsis pendaki muda ini diamini Kepala Pelaksana Harian Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Tri Atmojo baru-baru ini. Menurut Tri untuk mengevakuasi mayatnya dibutuhkan pengangkatan dengan tali khusus dalam waktu sekitar 3 sampai 4 jam sampai ke bibir kawah, mengingat posisi korban diperkirakan berada di kedalaman 100 sampai 150 meter dari bibir kawah. Sampai tim evakuasi yang dikerahkan berjumlah 28 orang, 6 di antaranya mendapat tugas turun ke dalam kawah untuk melakukan pengangkatan.

Gunung Merapi yang terletak antara Jawa Tengah dengan Yogyakarta ini merupakan salah satu dari 4 gunung aktif yang diminati pendaki termasuk wisman saat meletus maupun pascaerupsi, selain Gunung Krakatau di perairan Selat Sunda antara Provinsi Banten dengan Lampung, Gunung Marapi di Sumatera Barat, dan Gunung Sinabung, Sumatera Utara.

Sejak 1548, Gunung Merapi sudah erupsi puluhan kali. Terakhir Merapi meletus hebat 26 Oktober 2010, tepat pukul 17.02 WIB. Awan panas yang disemburkan gunung berketinggian 2.980 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini. saat itu menelan korban jiwa sedikitnya 25 orang, termasuk juru kunci Merapi, Mbah Maridjan.

Saat tenang, Gunung Merapi merupakan anugerah bagi belasan ribu jiwa yang tinggal di 3 kecamatan di Kabupaten Sleman, yang berada di kawasan rawan bencana Merapi. 

Salah satu gunung api teraktif di dunia ini memberi berkah material pasir bagi warga. Sedangkan bagi pemerintah daerah setempat, Gunung Merapi menjadi obyek wisata minat khusus yang diminati bukan hanya wisnus tapi juga wisman hingga mendatangkan pendapatan. 

Kendati status Merapi sedang tenang, bukan berarti pendaki lengah dan seanaknya melakukan tindakan nekat. Kisah Erri ini bisa menjadi salah satu peringatan buat pendaki lainnya untuk senantiasa waspada. Jangan karena ingin mendapatkan lokasi narsis yang “wah” sampai melupakan keselamatan jiwa. 

Perlu diingat tujuan utama mendaki gunung bukanlah semata berhasil membuat foto narsis di puncaknya untuk disebarluaskan di media sosial (medsos). Melainkan kembali dengan selamat tanpa meninggalkan beban sampah dan prilaku buruk di gunung tersebut. 

Berdasarkan pengamatan Travelplusindonesia, sejak medsos booming, tujuan para pendaki mendaki kebanyakan narsis di puncaknya atau di tempat-tempat yang menurut mereka menawan ataupun menantang. Lalu foto narsisnya itu di-upload ke instagram, facebook, ataupun twitter dan lainnya, minimal dipasang sebagai display picture (DP) di smartphone agar publik tahu. 

Fenomena narsis di gunung kian menjadi, terlebih setelah virus selfie mewabah. Narsis seakan menjadi menu wajib sejumlah pendaki penggembira era masa kini setibanya di puncak gunung, ketimbang mencari makna hakiki mendaki, apalagi mencatatkan prestasi. 

Narsis atau perilaku memperhatikan dan menampilkan diri sendiri secara berlebihan ini, sebenarnya boleh-boleh saja. Tapi alangkah baiknya melihat tempat juga situasi dan kondisi (sikon)-nya, apalagi di puncak gunung. Intinya harus tetap aman.

Sekali lagi, semoga peristiwa ini dapat memberi pencerahan kepada pendaki-pendaki muda lainnya untuk tetap mengedepankan keselamatan dalam beraktivitas berunsur petualangan di alam bebas.

Semoga kejadian ini tidak lantas menurunkan semangat generasi muda untuk TETAP berpetualang di negeri tercinta ini, entah itu mendaki gunung, menyusuri goa, memanjat tebing, mengarungi jeram, menyelami laut, menjelajahi hutan pedalaman, dan lainnya dengan bijak, aman, dan ada manfaatnya bukan cuma untuk diri sendiri tapi juga buat banyak orang.

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Foto yang diunggah rekan Eri Yunanto di medsos saat mahasiswa Universitas Atma Jaya itu berada di puncak tebing batu di bibir kawah Gunung Merapi, Sabtu lalu (16/5). Foto. dok. Instagram @Bagusdeni. 
2. Pesona Gunung Merapi, Jawa Tengah. Foto adji k.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.