Kamis, 21 Mei 2015

Pesona dan Keangkeran Merapi, Sama-Sama Memikat Hati

Gunung yang terletak antara Jawa Tengah dan Yogyakarta ini merupakan salah satu gunung favorit pendaki, terutama di Jawa. Baru-baru ini nama Gunung Merapi kembali terangkat ke permukaan. Bukan lantaran bergejolak, melainkan pemberitaan luas terkait tewasnya Arri Yunanto (21) akibat terjatuh ke kawah aktifnya usai berfoto di sisa Puncak Garuda, Puncaknya Gunung Merapi. Keaktifan, pesona keindahan, dan keangkerannya, jadi magnet utama gunung super aktif ini. 

Adalah keaktifannya yang membuat para pendaki tertantang untuk menggapai puncaknya yang berketinggian 2.980 meter di atas permukaan laut (mdpl). Belum lagi pemandangan di puncaknya yang memang menakjubkan sekaligus mengerikan. Kawah aktifnya terus bergemuruh mengeluarkan asap tebal beraroma khas. Ditambah tebing batu di sekitar kawah yang mencuatkan kesan gahar sekaligus angker.

Namun di balik keangkerannya itu, dari puncaknya yang bersuhu berkisar 5-8 derajat Celcius, kita bisa melihat panorama sejumlah kota yang bersemayan di kaki gunung ini seperti Yogyakarta, Boyolali, dan Magelang. Belum lagi pesona matahari terbitnya yang kemerahan di ufuk Timur.

Tak ketinggalan panorama gunun-gunung sekitarnya terutama Merbabu yang merupakan tetangga dekat Merapi. Jika cuaca cerah, di sebelah Utara kita juga bisa melihat Gunung Telomoyo, Gunung Andong, dan Gunung Ungaran. Sedangkan di sebelah Timur juga nampak Gunung Arjuna – Kembar I – Kembar II – Welirang, dan Gunung Lawu.

Sementara di sebelah Barat terlihat Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Dieng, dan Gunung Slamet. Semua itu jadi obat penawar lelah usah mendaki berjam-jam.

Jika datang pas tahun baru Jawa 1 Suro, kita bisa melihat upacara Sedekah Gunung yang gelar warga Selo, dengan harapan masyarakat menjadi aman, tentram dan sejahtera, dengan panen yang melimpah. Upacara ini disertai dengan menanam kepala kerbau di Puncak Merapi ataupun di Pasar Bubrah.

Ada banyak jalur yang dapat digunakan pendaki untuk mencapai puncaknya, antara lain Jalur Selo (Boyolali), Kinahrejo (Sleman), Babadan (Magelang), dan Jalur Ndeles (Klaten). Namun jalur yang paling seringa dipakai adalah Jalur Selo dan Jalur Kinahrejo. Kelebihan Jalur Selo selain lebih aman, selama perjalanan kita dapat menikmati pemandangan Gunung Merbabu di sebelah Barat Laut. Desa Selo berada di ketinggian 1.560 mdpl, termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Boyolali. Kabupaten ini terletak di antara Gunung Merapi dengan Merbabu.

Selo dapat dicapai dari Yogyakarta dengan kendaraan bus sampai Kartosuro, selanjutnya menuju Boyolali. Di waktu sore hari, kendaraan kejurusan ini agak sulit, hingga disarankan jika ingin pergi ke daerah Selo supaya diusahakan sebelum pukul 13.00. Kalau dari Muntilan dapat ditempuh selama 1 jam dengan menggunakan bus jurusan Boyolali. 

Selanjutnya dari Selo menuju basecamp pendaki selama 30 menit. Basecamp berada di dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. 

Basecamp atau Pondok pendaki, adalah sebuah rumah dimana terdapat ruang aula yang cukup luas untuk menampung pendaki yang ingin beristirahat, baik sebelum atau setelah melakukan pendakian. Tempat ini dapat menampung sekitar 30 0rang pendaki dan bisa dikenali dengan sebuah plang bertuliskan BASECAMP PENDAKIAN GUNUNG MERAPI dan sebuah toko suvenir didepannya. 

Ditempat ini kita bisa beristirahat sejenak dan packing ulang perlengkapan pendakian. Disini dijual suvenir berupa pernak- pernik Gunung Merapi, seperti stiker, gantungan kunci, pin, kaos bergambar Gunung Merapi, dan sebagainya dengan harga Rp 5000 – Rp 75.000. Di sini kita bisa mempersiapkan perbekalan air, mengingat sepanjang pendakian, tidak akan menemukan sumber mata air. 

Perjalanan dari Pondok Pendaki menuju Pos 1 dapat ditempuh selama 35 menit, melewati gapura Taman Nasional Merapi-Merbabu . perkebunan tembakau dan kol lalu memasuki hutan pinus. Mendekati pos 1 kita akan melewati batu-batu besar. Di pos ini terdapat sebuah tugu yang letaknya berada di sebuah punggungan, tingginya sekitar 1,5 meter. 

Dari Pos I Perjalanan dilanjutkan menuju POS Tugu II, dengan jalur yang curam dan penuh bebatuan besar dengan angin yang kencang. Perjalanan menuju pos ini memerlukan waktu sekitar 1,5 - 2 jam. Dari sini bila malam hari kita dapat menyaksikan gemerlapnya Kota Boyolali. 

Perjalanan dilanjutkan ke Tugu, selama 1 jam 15 menit. Tugu terletak di atas bukit. Tinggi tugu tersebut sekita 1,5 m. Perjalanan dari Tugu ke Pasar Bubrah dapat ditempuh selama 15 menit. Sebelum mencapai Pasar Bubrah kita akan melewati Memoriam. 

Pasar Bubrah (Pelawangan) adalah batas antara vegetasi dan bebatuan. Tempat tersebut berada di punggungan. Batu-batu besar yang berserakan menyerupai pasar tradisional. Pasar Bubrah juga disebut Pasar Bubar. Dari sini terlihat 2 buah puncak. Di sebelah kiri adalah jalur menuju Kawah Woro dan bila lurus ke depan merupakan jalur menuju ke puncak. 

Dari pasar bubrah menuju puncak memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan melalui medan yang sangat curam dan berpasir. Biasanya para pendaki mempraktekan teknik scrambling untuk menuju puncak, karena medan yang dihadapi memang pasir berbatu yang mudah longsor. Sebaiknya pendakian dari Pasar Bubrah dilakukan pagi hari karena pada siang hari kabut akan turun disertai asap belerang yang menyengat. 

Puncak tertinggi Merapi menyerupai Burung Garuda telah terpotong akibat letusan 2010. Pendakian dari Basecamp Selo (plalangan) menuju ke puncak Gunung Merapi memakan waktu sekitar 4-6 jam dan turunnya membutuhkan waktu sekitar 3 - 4 jam per jalanan.

Jalur Mbah Maridjan 
Pendakian melalui Kinahrejo, Kaliurang, Kabupaten Sleman dapat dicapai dari Kota Jogja. Jarak gunung ini lebih kurang 30 Km, tepatnya arah Utara Jogja. Untuk menuju Kinahrejo, menggunakan bus jurusan Kaliurang, perjalanan selama 1 jam. Di Kinahrejo tersedia basecamp, yaitu di rumah alm Mbah Maridjan (Juru Kunci Gunung Merapi), orang yang paling disegani di Gunung Merapi. Dusun Kinahrejo terletak 300 m dari Bebeng (Obyek Wisata Kaliadem). 

Pendakian dari Kinahrejo dan Bebeng menggunakan jalur yang sama, yang menyatu di persimpangan Kinahrejo-Bebeng yang terletak antara Shelter dan Pos I. dari Kinahrejo ke Pos Bayangan (shelter) dapat ditempuh selama 40 menit. Dari pos perjalanan kita akan menemukan persimpangan Kinahrejo – Bebeng. 

Perjalanan dilanjutkan ke pos II, memakan waktu 40 menit dengan melewati tangga-tangga. Pos II ini tempatnya datar. 

Dari Pos II menuju Pos III dapat ditempuh selama 35 menit. Di bawah Pos III terdapat pos untuk para pendaki dan disebelahnya ada drum air yang digunakan oleh para pengunjung maupun para pendaki. Di sebelahnya ada rudal besar yang menghadap Puncak Merapi. Itulah sebabnya pos ini juga disebut Pos Rudal. Pos ini sangat unik dan misterius karena di situ ada rudal dan bangunan seperti pura yang dibuat dari batu hitam. Tempat inilah yang digunakan untuk melakukan Labuhan Merapi oleh kalangan Keraton Yogyakarta. 

Perjalanan dari Pos III menuju Pos IV sekitar 30 menit, melalui medan yang terjal dan sulit. Pos IV tersebut berada di sebelah kanan jalan, dengan rangka-rangka besi. 

Dari Pos IV menuju Kendit (Pelawangan) dapat ditempuh selama 10 menit. Di Kendit ada tempat datar sempit disebelah kiri jalur. Kendit merupakan batas antara vegetasi dan bebatuan. Perjalanan dilanjutkan menuju Pemancar (pengukur Seismograf) yang dapat ditempuh selama 50 menit, melalui medan bebatuan yang terjal dan semakin sulit. 

Ada baiknya melakukan orientasi medan sebelum berangkat ke puncak. Dari kendit, Puncak Garuda tidak terlihat karena tertutup bukit terjal menjulang tinggi seperti Candi Prambanan. Bukit ini dinamai Puncak Kinahrejo. Banyak pendaki yang sampai di bukit ini tidak tahu jalur menuju Puncak Garuda. 

Dari Pemancar, ambil arah kanan, melalui jalur yang penuh asap belerang yang menyengat hingga akan sampai di Kawah Mati. Perjalanan dari Pemancar ke Kawah Mati dapat ditempuh selama 15 menit. Di Kawah Mati terdapat lautan pasir yang berwarna hitam, dikelilingi tebing-tebing terjal. Puncak Garuda berada di atas Tebing sebelah kiri. 

Perjalanan dari Kawah Mati menuju Puncak Garuda dapat ditempuh selama 10 menit melalui medan yang sangat terjal. Jarak antara Desa Kinahrejo ke Puncak Garuda hanya sekitar 9 Km. Namun membutuhkan waktu minimal 10 jam untuk sampai di puncak, mengingat medan pendakiannya cukup sulit. 

Disarankan pula untuk melakukan pendakian ke puncak Merapi ini dengan menggunakan jasa pemandu atau penunjuk jalan. Bilamana terpaksa harus menginap, para pemandu ini menyediakan rumahnya untuk keperluan tersebut. 

Kalau menyukai marathon dan lintas gunung dapat melakukan pendakian Gunung Merapi dan Gunung Merbabu sekaligus. Pendakian ini dimulai dari Kinahrejo, Kaliurang, dan turun lewat Jalur Selo (Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali) dan kemudian dilanjutkan ke Gunung Merbabu melalui untuk kemudian turun melalui Jalur Tekelan, Kopeng. Selo merupakan daerah yang berada di tengah-tengah antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. 

Bagi yang kurang berminat melakukan pendakian sampai ke puncak, masih dapat mengagumi keindahan Gunung Merapi ini dari lerengnya. Misalnya dari daerah Bebeng yang terletak lebih kurang 2 Km di sebelah Tenggara Kota Kaliurang, atau bisa juga melihat dari daerah Turi, lebih kurang 5 Km di sebelah Barat Kota Kaliurang. 

Kalau ingin menikmati Puncak Merapi dari kejauhan secara jelas, dapat juga menggunakan teropong pengamat dari Pos Pengamat Gunung Merapi di Plawangan, Kaliurang. 

Kaliurang merupakan kota wisata di Pegunungan Kaliurang, lereng lereng Gunung Merapi. Kota mungil berhawa sejuk berada dekat Plawangan, jaraknya sekitar 25 Km dari Jogja. Sejak zaman penjajahan Belanda, kota ini memiliki berbagai fasilitas rekreasi yang memadai.

Saat ini sudah ada berbagai sarana rekreasi dan berbagai fasilitas lain, seperti kolam renang, hutan rekreasi, taman hiburan, dan arena olahraga, bumi perkemahan buat anak muda serta sejumlah Vila, bungalow, pasanggrahan dan rumah makan. 

Pilihan lain menginap di desa wisata, antara lain Desa Wisat Samiran dan Lencoh yang, terletak sekitar 25 kilometer ke arah Barat Kota Boyolali. Lokasinya di ketinggian 1.600 hingga 1.800 mdpl dengan suhu udara rata-rata 17 hingga 20 derajat celsius. Kedua desa wisata ini menawarkan suasana pedesaan dikombinasi dengan panorama Gunung Merapi dan Merbabu. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Pesona Gunung Merapi diambil dari lereng Gunung Merbabu.
2. Berwisata di bekas terjangan wedus gembel Merapi. 
3. Kawasan objek wisata Kaliurang di kaki Gunung Merapi lewat Yogyakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.