Selasa, 28 April 2015

Cilacap Kian Mendunia Gara-Gara Eksekusi Mati Nusakambangan, Pantai Penyu, dan Benteng Pendem Pun Makin Diminati

Belakangan ini nama Cilacap menggaung keras seantero Tanah Air bahkan dunia. Adalah eksekusi mati kasus “Bali Nine” yang membuatnya begitu. Efek pemberitaannya pun menyentuh obyek-obyek wisatanya. Tak heran sejumlah objek wisata andalannya seperti Pulau Nusakambangan, Teluk Penyu, dan Benteng Pendem ikut terpublikasikan hingga mengundang penasaran banyak orang untuk tahu lebih jauh bahkan bertandang langsung ke sana.  

Pulau Nusakambangan terletak di Selatan Kota Cilacap, Jawa Tengah. Sejak era penjajahan Belanda pulau ini Nusakambangan dinyatakan sebagai kawasan tertutup pada 1905.

Selang 32 tahun kemudian, pulau itu digunakan untuk menahan penjahat dan tahanan politik. Karena itu Nusakambangan pun kemudian berlabel Pulau Penjara sampai sekarang.

Reputasi pulau itu sebagai penjara berlanjut setelah Indonesia merdeka. Bahkan, pada 1974 pemerintah Indonesia mengukuhkan status Nusakambangan sebagai pulau tertutup melalui Kepres RI No. 38. Nusakambangan pun menjadi hotel prodeo buat para narapidana kelas kakap.

Kini, Pulau Nusakambangan mendapat predikat baru sebagai Pulau Eksekusi setelah pemerintah menghukum mati enam terpidana narkoba pada 18 Januari 2015. Tahap kedua, sebanyak 8 terpidana mati lainnya juga dieksekusi di sini.

Sebelumnya pelaksanaan eksekusi mati pernah dilakukan di Nusakambangan. Pada 2008, pemerintah mengeksekusi pelaku bom Bali, Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra di Lembah Nirbaya yang berada tidak jauh dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Batu.

LP Batu merupakan satu dari empat penjara yang masih difungsikan sampai saat ini dari sembilan penjara yang dibangun sesuai dengan sembilan nama wilayah di Nusakambangan, yakni Nirbaya, Karanganyar, Gliger, Karang Tengah, Limus Buntu, Batu, Besi dan Kembang Kuning.

Dalam perkembangannya, kini terdapat LP Narkotika, LP Terbuka dan LP Pasir Putih atau LP SMS (Super Maximum Security). Di LP Pasir Putih inilah sebagian besar terpidana mati ditempatkan, termasuk yang segera dieksekusi. Tak heran keamanan di perairan antara Dermaga Wijaya Pura di Cilacap dan Dermaga Sodong di Nusakambangan sangat ketat. Nelayan pun tidak diperbolehkan lagi melintas di kawasan tersebut.

Terlepas dari julukannya yang bikin bulu kuduk merinding, Nusakambangan menyimpan pesona yang tak terbantahkan sebagai obyek wisata. Melihat potensi itu, Gubernur Jawa Tengah dan Menteri Kehakiman pada 1996 membuat nota kesepakatan membuka bagian Timur Nusakambangan sebagai obyek wisata untuk umum. 

Pengunjung yang ingin ke sana terlebih dulu menyeberang dengan menyewa perahu di Pantai Teluk Naga dan mendarat di Dermaga Karang Bolong. Sedangkan untuk lalu lintas keluarga pengunjung LP lewat Dermaga Wijaya Pura. 

Di Nusakambangan terdapat sejumlah pantai dan hutan dengan ekosistem yang relatif masih terjaga. Pengunjung dengan mudah mendengar berbagai kicauan burung dan melihat beragam jenis kupu-kupu, kera, rusa, babi hutan, bahkan macan hitam dan macan tutul. 

Obyek tersohor Cilacap liannya adalah Pantai Teluk Penyu yang terdapat di Kecamatan Cilacap Selatan. Kabarnya dulu di pantai ini banyak terdapat penyu yang hidup dan berkembangbiak.

Entah kenapa lambat laun penyu-penyu tersebut berimigrasi ke pantai di Bali dan Lombok. Banyak pihak menuding padatnya lalu lintas kapal di laut milik Pertamina dan kapal-kapal lainnya, membuat penyu-penyu hijrah ke tempat lain dan tak mau lagi bertelur di Pantai Teluk Penyu. 

Pantai Teluk Penyu yang berluas 18 hektar berpanorama indah dengan hamparan pasir hitam yang luas. Udaranya pun rada sejuk. Pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas bahari di sini seperti berenang, bermain bola, berjemur atau sekadar duduk-duduk menikmati sepoian angin yang dihempaskan pohon kelapa yang tumbuh subur di pantainya. 

Pengunjung juga bisa memancing ikan di dermaga. Kalau ingin memancing ke tengah laut bisa menyewa kapal milik nelayan dengan tarif negosiasi sampai Rp100.000 per orang. 

Buat yang senang kuliner seafood, di sana tersedia deretan penjual ikan mentah merangkap warung makan. Tinggal pilih ikan segar sesuai kesukaaan, lalu dimasak sesuai selera. 

Pengunjung juga dapat menyaksikan secara langsung ritual sedekah laut di pantai ini. Tapi tradisi masyarakat lokal ini hanya digelar setiap tanggal 1 Suro. Ritual ini merupakan acara persembahan yang ditujukan untuk Penguasa Laut Selatan yaitu Nyai Roro Kidul dengan cara menghanyutkan kepala kerbau. Tradisi tersebut terus dilakukan hingga kini sebagai wujud syukur para nelayan kepada Tuhan atas limpahan rejeki berupa hasil tangkapan ikan di laut.

Pantai Teluk Penyu berada sekitar 2 Km di sebelah Timur Kota Cilacap. Lokasinya mudah dijangkau dengan mobil pribadi. Ada angkutan kota dari Terminal Cilacap dengan tarif Rp2.500 per orang selama 15 menit. Harga tiket masuknya Rp5.000 per orang. 

Tak jauh dari Pantai Teluk Penyu terdapat sebuah benteng peninggalan Belanda yaitu Benteng Pendem. Benteng yang dibangun 1861 ini berada di pesisir pantai Teluk Penyu. 

Bangunan ini merupakan bekas markas pertahanan tentara Hindia Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektar secara bertahap selama 18 tahun, dari tahun 1861 – 1879. Dulu benteng ini sempat tertutup tanah pesisir pantai dan tidak terurus lalu ditemukan dan mulai digali pemerintah Cilacap tahun 1986.

Di benteng ini terdapat lingkaran parit. Konon pada jaman dahulu lebar parit sekitar 18 m dengan kedalaman 3 m. Saat ini lebar paritnya hanya 5 m dengan kedalaman 1-2 m. Fungsi parit yang utama adalah melindungi benteng, menghambat laju musuh, patroli keliling menggunakan perahu kecil, dan tempat pembuangan air dari terowongan. 

Di sana juga ada barak yang dibangun pada tahun 1877 dan terdiri dari 14 ruang. Tiap ruang bisa menampung sekitar 30 prajurit. Dua ruang terakhir yang lebih luas digunakan sebagai ruang untuk para komandan. 

Ada juga bangunan yang berfungsi sebagai klinik yang dibangun tahun 1879 oleh Belanda dan difungsikan juga oleh tentara Jepang saat menduduki Indonesia. Bangunan ini terdiri dari ruang tindakan dan perawatan pasien. Selain itu ada ruang akomodasi sebagai tempat penyimpanan arsip. Di ujung bangunan sebelah kiri terdapat ruang komandan. Di sebelah kanan terdapat ruang penjara I seluas 6 meter persegi yang dibangun pada 1869. 

Ruangan tersebut juga difungsikan sebagai tempat penahanan pertama atau ruang interogasi. Di dalamnya terdapat lingkar besi yang menempel dinding. Gunanya untuk memborgol tahanan dengan posisi tangan terbentang, atau bahkan lebih ekstrim lagi dengan kaki terbentang pula. 

Ada juga bangunan-bangunan peninggalan Jepang dan makam tua di bawah Pohon Trembesi. Konon makam tersebut milik Sekar Wulung dan Ibu Nyai Sekar Jagad yang merupakan tokoh penyebar agama Islam bercampur Kejawen.

Pengunjung yang datang ke Nusakabangan, Pantai Teluk Penyu, dan Benteng Pendem belakangan ini dikabarkan meningkat. Banyak di antaranya tertarik berkunjung lantaran penasaran dengan Cilacap yang tengah hangat jadi perbincangan dunia terkait eksekusi mati tahap II yang baru saja berlangsung..

Anda juga tertarik? Ayo datang saja dan nikmati ketiganya. 

 Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
 Foto: yus 

Captions: 
1. Benteng Pendem Cilacap. 
2. Menuju Nusa Kambangan. 
3. Pulau Nusa Kambangan.
4. Rombongan wisatawan nusantara (wisnus) sedang menikmati parit  Benteng Pendem, Cilacap.
5. Kelompok wisnus naik perahu dari Pantai Teluk Penyu, Cilacap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.