Jumat, 06 Februari 2015

Dampak Penutupan Papandayan dan Guntur Dua Bulan

Sejak Senin (2/2/2015), jalur pendakian dua gunung di Garut, Jawa Barat yakni Papandayan dan Guntur ditutup sementara. Penutupan berlangsung selama 2 bulan sampai 31 Maret 2015 mendatang. Penyebab penutupan ada dua, cuaca ekstrem dan sebagai upaya pemulihan ekosistem. Akibatnya para pemandu kehilangan pendapatannya. Beberapa di antaranya melirik paket wisata alternatif ke objek wisata lain. 

Dedi Rancuk, salah satunya. Dia mengaku harus putar otak untuk mencari pemasukan akibat penutupan dua gunung tersebut. Dua bulan ini pendapatannya sebagai pemandu gunung, terutama ke Papandayan praktis kosong.

Selama ini paket tur Papandayan menjadi salah satu andalan pendapatannya. Boleh dibilang hampir tiap akhir pekan dia mendapat tamu, baik itu kelompok pendaki, peneliti, dan lainnya ke Papandayan. Dia biasa membawa tamunya itu ke Kawah, Pondok Salada, bahkan sampai ke puncak Papandayan.

Bukan cuma itu warung nasi milik orangtuanya di parkiran dekat Camp David sebelum kawah juga harus ditutup. “Penutupan mulai dari portal, dalam radius 1 Km tetap ga bisa,” jelasnya lewat BBM, Kamis (5/2/2015).

Untuk mencari pemasukan, Dedi berencana akan memasarkan paket wisata alterntif ke objek-objek lain masih seputar Garut. Selain ke pemandian air panas Cipanas, rencananya dia juga akan menjual paket ke Gunung Sadahurip yang pernah ramai pemberitaannya karena dianggap piramida dan ke Air Terjun Sanghyang Taraje yang terletak di Pakenjeng, Desa Kombongan, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut. serta ke Kawah Kamojang.

Kendati penutupan jalur pendakian ke Papandayan dan Guntur telah merampas pendapatannya, namun Dedi nampak menerima keputusan itu. 

Buktinya pemuda asli Cisurupan ini memasang foto surat edaran penetapan penutupan sementara jalur pendakian dua gunung tersohor di Garut itu yang dikeluarkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah III Jawa Barat bertanggal 28 Januari 2015 sebagai display picture (DP) Blackberry-nya.

Mungkin dia bermaksud ikut mensosialisasikan penutupan dua jalur pendakian gunung tersebut. “Mulai dari terminal Guntur, Kota Garut juga sudah dipasang baligo pemberitahuan penutupan Papandayan dan Guntur. Sampai di Cisurupan juga ada,” jelasnya lagi. 

Gunung Papandayan yang berketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut (Mdpl) berada sekitar 70 Km sebelah Tenggara Kota Bandung ini termasuk salah satu gunung yang ramai dikunjungi pendaki dan pengunnjung biasa, baik dari dalam maupun luar negeri, terutama dari kawasan Eropa dan Amerika. 

Salah satu keistimewaan gunung ini terletak pada pesona kawah-kawah aktifnya. Ada beberapa kawah di gunung ini yakni Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk yang rajin mengeluarkan uap dan bau khas belerang. Pesona lainnya, terdapat padang bunga abadi edelweiss yang luasnya mencapai puluhan hektar beserta pohon Mutiara Putih. 

Tak heran banyak pendaki yang mendantanginya. Pada 17 Agustus tahun lalu. sekitar 2.000 orang memadati Gunung Papandayan pada saat bersamaan. Akibatnya ekosistemnya terganggu.

Kabarnya penutupan jalur pendakian ke dua kawasan berstatus Taman Wisata Alam (TWA) ini juga diawali dengan kejadian enam pendaki asal Depok dan Jakarta yang tersambar petir di Gunung Guntur yang berketinggian 2.249 Mdpl ini beberapa hari lalu. Untungnya, mereka berhasil lolos dari maut. 

Akibat cuaca ekstrim di Garut bulan Februari ini, warga di perkotaan dan utara Garut diimbau waspada angin kencang dan lainnya. Seluruh kecamatan di kawasan Selatan Kabupaten Garut pun disiagakan untuk mewaspadai ancaman longsor, pergetakan tanah, ombak besar, dan banjir bandang. 

Sejumlah posko dibuat di kaki gunung dan lokasi wisata di masing-masing kecamatan yang berdekatan dengan kedua gunung tersebut. 

Papandayan merupakan gunung tersohor kedua di Jawa Barat setelah Gunung Gede. Gunung berpanorama cantik ini pernah meletus pada 2002 yang mengakibatkan puluhan rumah warga, kebun, dan sawah sepanjang sungai kaki Gunung Papandayan rusak diterjang lahar dingin. Akibat letusan tersebut, terjadi perubahan fisik kawah dan gunung ini yang justru menambah pesonanya. 

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Panorama cantik membuat Papandayan ramai dikunjungi pendaki. 
2. Pendaki saat pasang tenda di kaki puncak Guntur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.