Rabu, 27 Maret 2013

Bubur Manado, Daya Pikat Lain dari 4B Manado

Selain negeri soto karena ada puluhan jenis soto, Indonesia juga layak disebut negeri bubur nasi lantaran punya bermacam makanan yang biasa disantap pagi-pagi sebagai sarapan. Dari sekian jenis bubur nasi, Bubur Manado boleh dibilang paling khas. Bubur nasi satu ini lebih pantas disebut bubur sayuran. Kekhasan ini lah membuatnya menjadi salah satu daya pikat 4 (empat) B Manado selain Bunaken, Boulevard, dan tentu saja Bibir-nya. 

Jika Anda berwisata ke Manado, rasanya kurang lengkap kalau belum mencicipi bubur nasinya yang oleh warga setempat dinamakan tinu’tu’an. Mulai dari hotel berbintang sampai resto di mall dan warung-warung pinggir jalan menyediakan bubur khas satu ini.

Dibilang begitu karena bubur yang menjadi makanan khas Sulawesi Utara ini berbahan utama beras dicampur dengan aneka umbi dan sayuran antara lain ubi, singkong, kentang, kankung, bayam, jagung, dan kemangi.

Sementara bumbunya bawang putih, garam, penyedap rasa, sedikit gula. Lalu sajiannya ditambah bawang goreng, ikan asin yang diiris kecil-kecil, dan sambal cabe tumis serta kerupuk. Ooh do do eeh, sadap nyo...!

Jika di Manado dan daerah lain di Sulut, bubur ini biasanya dijadikan sebagai menu sarapan, beda halnya di Jakarta, warga ibukota yang menyukainya justru menjadikannya juga sebagai makan siang dan makan malam.

Di Manado, warung yang menyediakan bubur Manado antara lain di Restoran Wakeke Pojok di Jalan Wakeke No.1 dan Warung DeTe No.8. Sementara di Jakarta, antara lain di Warong Tinu’tu’an di Jalan Utama Raya No.1, Perumahan Utama, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Di tempat asalnya, bubur ini bukan cuma ada di Kota Manado, di luar Manado seperti di Tomohon, ini juga tersedia. Salah satunya di Resort Lokon yang berpanorama indah berlatarbelakang kaki Gunung Lokon yang kerap bergejolak.

Setiap sarapan di resort yang rumah-rumahnya dari kayu khas Minahasa ini, menu andalannya jelas saja Bubur Manado. Udara yang dingin di kawasan ini membuat bubur ini terasa begitu nikmat disantap selagi hangat. Apalagi diiringi musik kolintang, hmmm.. nuansanya jadi begitu kental Sulut. 

Keberadaan Taman Laut Bunaken di seberang daratan Manado menjadi daya pikat utama Manado sejak lama. Kawasan perairan yang pernah menjadi spot diving kelas dunia ini memiliki tebing karang yang menakjubkan dengan keberagaman ikan hias dan terumbu karangnya.

Boulevard merupakan kawasan perdagangan, mall, toko, resto dan café yang menjadi ikon baru Kota Manado. Kawasan ini selalu ramai setiap hari terlebih sore dan malam hari. Tak heran lalu-lintasnya kerap macet.

Sementara istilah Bibir Manado merujuk pada perempuan muda Manado berparas cantik dan berkulit putih yang senantiasa murah senyum dan ramah saat menyapa tamu di penginapan, hotel, dan lainnya. Mereka Nampak supel alias mudah bergaul.

Bibir Manado disini merupakan keindahan ragawi terutama senyum yang tulus dan tutur kata yang santun. Intinya keramahan perempuan Manado jadi pesona tersediri sebagai daya tarik masyarakat lokal yang kemudian menjadi daya pikat yang disuguhkan dalam industri pariwisata.

Jadi istilah “Bibir” Manado dalam konotasi negatif, buang saja jauh-jauh. Itu cuma ada di otak orang-orang yang pikirannya tidak jauh dari Sekwildasel (sekitar wilayah dada dan selangkangan).

Dengan 4B (Bubur, Bunaken, Boulevard, dan Bibir), diharapkan masyarakat dari luar Sulut termasuk mancanegara tertarik untuk datang ke Manado dan daerah lain di Sulut lalu menikmatinya keempat daya pikatnya itu kendati harus merogoh koceknya dalam-dalam.

Nah, kalau Anda ke Manado lalu dicandain sama teman, mau cari bubur apa bibir nih? Jawab saja, dua-duanya kalau bisa empat-empatnya.

Selamat menikmati pesona 4B di Manado.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.