Sabtu, 11 November 2017

Malang Menyapa, Gaya Kota Malang Promosi Wisata Go Digital

Kota Malang setahun belakangan kini semakin go digital, terutama dalam upaya mempromosikan ragam potensi wisatanya. Selain memiliki tourism website terbaik versi sebuah majalah, kini Kota Malang juga mempunyai aplikasi wisata tersendiri bertajuk Malang Menyapa.

Kepala Bidang (Kabid) Promosi Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Agung Hariana Buana mengatakan Malang Menyapa merupakan aplikasi pariwisata berbasis android yang dibuat Disbudpar Kota Malang untuk memenuhi kebutuhan informasi wisatawan yang hendak berwisata ke Kota Malang.

“Wisatawan bisa men-download aplikasi Malang Menyapa di playstore, dan akan mendapatkan banyak informasi terkait kepariwisataan Kota Malang,” kata Agung di acara Sosialiasi Promosi Pariwisata Mancanegara pada Media Nasional yang digelar Wonderful Indonesia-nya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat  Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (P3M) di Hotel Harris, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (10/11/2017).

Aplikasi tersebut membuat 7 icon pariwisata di Kota Malang yaitu destination, shopping, hotel, food, travel, souvenir, dan entertain.

Menurut Agung, Go Digital dalam pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan. “Jadi pemberian infomasi buat wisatawan tak cukup dengan brosur tapi kini harus lewat digital salah satunya lewat aplikasi mobile Malang Menyapa ini,” terangnya.

Icon oleh-oleh di aplikasi tersebut, lanjut Agung menyediakan tiga sub icon yaitu handicraft, snack, dan oleh-oleh.

“Kalau kita klik handicraft akan muncul handicraft dari para pelakunya yang ada di Kota Malang baik alamatnya sampai peta-nya untuk menuntun wisatawan ke lokasi yang dituju, contoh mencari Batik Malangan, coffee shop, dan lainnya,” terang Agung.

Jika tahun ini aplikasi Malang Menyapa fokus ke pasar wisatawan domestik, tahun depan akan menyasar pasar wisatawan mancanegara (wisman) dengan aplikasi berpenampilan baru dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda.

“Kenapa mengunakan Bahasa Belanda juga, karena banyak wisman asal Belanda yang datang ke Malang,” ungkapnya.

Kota Malang, sambung Agung merupakan bagian dari Malang Raya ditambah dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu.

“Kota Malang penduduknya 1 juta, Kabupaten Malang sekitar 2 jutaan, dan Kota Batu 400 ribuan orang,” tambah Agung.

Masing-masingnya mempunyai wisata unggulan. “Kota Batu lebih mengunggulkan wisata buatan seperti Jatim Park 1 sampai 3, Museum Angkut, Batu Night Spectacular dan juga atraksi alam seperti air terjun dan paralayang serta tempat-tempat selfie yang juga sangat dimintai wisatawan asing,” terangnya.

Kalau Kabupaten Malang, terutama Pantai Tiga Warna dan Candi-Candi Singosari-nya. Sedangkan Kota Malang sebagai penunjang.

“Kita punya 113 hotel,  80 travel agent, puluhan anggota ASITA, sejumlah komunitas travel, dan tempat oleh-oleh serta cafĂ© dan resto yang mungkin sulit ditemukan di Kota Batu dan Kabupaten Malang,” terangnya.

Namun Malang Raya secara keseluruhan sama-sama mengandalkan Bromo Tengger Semeru (BTS) yang sudah ditetapkan sebagai salah satu dari 10 Destinasi Prioritas oleh Kemenpar.

“BTS tetap menjadi andalan Malang Raya. Wisman yang datang ke Malang Raya pasti bertujuan ke BTS,” aku Agung.

Selain aplikasi Malang Menyapa, Kota Malang pun sudah lama mempromosikan wisatanya lewat website resminya.

“Website pariwisata resmi kami http:budpar/malangkota.go.id belum lama ini mendapatkan penghargaan dari Majalah MIX sebagai The Best Tourism Website untuk kategori Own Media,” pungkas Agung.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Jembatan Kota Araya di Kota Malang, Jatim
2. Para nara sumber dan moderator Sosialisasi Promosi Pariwisata Mancanegara pada Media Nasional yang digelar Deputi P3M Kemenpar di Kota Malang.
3. Para peserta sosialisasi berkunjung ke rumah Suku Tengger di Desa Argosari, Lumajang, masih kawasan BTS. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.