Sabtu, 02 September 2017

Pekan Pesona Pesantren Jadi Model Pengembangan Wisata Halal Indonesia

Event Pekan Pesona Pesantren yang dirintis Pesantren Sirnarasa, Ciamis, Jawa Barat dan mendapat dukungan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), bisa menjadi model pengembangan wisata halal di Tanah Air.

“Apa yang telah dirintis Pesantren Sirnarasa ini, bisa menjadi salah satu model, acuan atau standar dalam pengembangan wisata halal di Indonesia,” ujar Deputi Bidang Pengebangan Kelembagaan Kemenpar Prof. Dr. HM Ahman Sya saat membuka puncak acara Pekan Pesona Pesantren 2017 di Pesantren Sirnarasa, Dusun Ciceuri, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada Sabtu (2/9) malam, ba’da Isya.

Menurut Ahman Sya yang hadir mewakili Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang berhalangan hadir, dalam pengembangan wisata halal harus mampu merubah paradigma pariwisata yang pernah dicap negatif menjadi media/sektor yang justru mampu mensejahterakan masyarakat.

“Dalam pengembangannya, wisata halal harus dapat membentuk perubahan prilaku manusia yang bermartabat, religius, dan memiliki nilai-nilai positif keagamaan,” terangnya.

Lewat pengembangan pariwisata, khususnya wisata halal, diharapkan dapat menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri. “Bukan menjadi budak bangsa lain,” tegas Ahman Sya.

Malam puncak acara Pekan Pesona Pesantren 2017 disemarakkan dengan berbagai penampilan pentas seni.

Sebelum acara pembukaan, ada suguhan Grup Seni Gebyung Al-Muropaqoh dari Kampung Unu Nun, Desa Banjar Angsana, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis.

Dilanjutkan dengan penampilan Tim Hadroh dari UIN Bandung yang terdiri atas 5 mahasiswa pemain rebana dan 7 mahasiswi, 4 di antaranya sebagai vokal utama yang melantunkan shalawatan yang meneduhkan hati.

Selepas pembukaan yang disaksikan pendiri dan sesepuh Pesantren Sirnarasa Abah Aos dan sejumlah tamu, santri, dan pengunjung dari berbagai daerah, ada bermacam penampilan menarik dari para santri Sirnarasa berupa tari dan lagu.

Dilanjutkan dengan penampilan penyair Sunda Ridwan Ch. Madris yang bermusikalisasi puisi bersama Anggi Sri Wilujeng dan Bale Budaya Mahardika Kota Tasik.

Puisi dan syair yang dibawakannya berjudul Kepada Beliau “Sang Ruh Suci” karya Ridwan sendiri.

Setelah itu pertunjukkan dua grup wayang, Wayang Golek Banten dengan dalang Ki Dalang Mursidin, yang tak lain anak didik Wayang Ajen dengan lakon berjudul Jaya Makrifat. Kemudian Wayang Kulit Dermayon Indramayu dengan dalang Ki Dalang Dian Anom Rusdi. Lakonnya berjudul Makrifat Dewaruci karya Ki Dalang Wawan Ajen.

Pekan Pesona Pesantren 2017 yang bertema “Satu Suara untuk Menyelamatkan Sumber Daya Dunia” dan berlangsung sejak 31 Agustus akan berakhir Minggu, 3 September dengan dua acara pamungkas.

Pertama Touring Manaqib pada Minggu pagi dengan start dari Pesantren Sirnarasa dan finish di Islamic Center Ciamis. Pesertanya ada yang mengunakan sepeda motor biasa, mobil, bis, dan motor gede.

Kedua, malamnya di Pesantren Sirnarasa, sebagai penutup ada Parade Da’i dan Da’iyah dari jebolan salah satu stasiun TV swasta nasional, antara lain da'i muda  Dadang Mulyawan.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kemenpar Prof. Dr. HM. Ahman Sya membuka puncak acara Pekan Pesona Pesantren 2017 mewakili Menpar Arief Yahya.
2. Aksi menawan para santri Pesantren Sirnarasa.
3. Ridwan Ch. Madris dkk bermusikalisasi puisi.
4. Penampilan Wayang Ajen yang dalangnya diwakili salah satu anak didiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.