Jumat, 18 Agustus 2017

Menpar Arief Yahya Pakai Busana Adat Palembang, Tak Kalah Keren dengan Presiden Jokowi yang Kenakan Baju Adat Banjar

Semangat memakai baju adat daerah bukan cuma memesona Istana Negara saat  Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72, Kamis, 17 Agustus 2017. Di Lapangan Utama Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), spirit yang sama pun terasa. Mulai dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, sejumlah deputi, staf ahli, kepala bidang sampai ajudannya ikut berbusana bermacam adat daerah.

Menpar Arief Yahya yang bertugas sebagai pembina Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini di Kemenpar misalnya tampil mengenakan pakaian adat Palembang, Sumatera Selatan.

Jasnya yang dikenakannya berwarna hitam senada dengan celana panjang dan sepatunya. Sedangkan sarung songket yang melilit bagian pinggangnya berwarna merah dengan benang emas, selaras dengan warna tanjak atau ikat kepalanya.

Pada hari istimewa bagi bangsa Indonesia, Arief Yahya yang kerap disapa AY sepertinya tak mau kalah keren dengan Big Boss-nya yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memakai baju adat Banjar, Kalimantan Selatan yang akhirnya mendapat sorotan media massa dan media sosial.

Berpakaian adat Kota Pempek, jelas membuat orang nomor satu di Kemenpar itu nampak berbeda dari biasanya. Terlihat lebih muda dan gagah.

Maklum dalam kesehariannya saat bertugas, Arief Yahya lebih sering memakai baju putih bertuliskan Wonderful Indonesia/Pesona Indonesia ataupun kemeja batik lengan panjang dengan warna yang kerap dipakainya adalah merah.

TravelPlus Indonesia sebelumnya pernah bertanya sekilas. “Pak AY suka batik warna merah ya?”. Jawab Arief Yahya: “Iya saya ada beberapa baju batik warna merah,” akunya.

Sementara para deputinya, seperti Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Ahman Sya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Rekho Astuti, Depudi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman serta Sekretaris Kementerian Ukus Kuswara, meskipun mengenakan pakaian adat namun tak ‘senekat’ Arief Yahya.

Kelimanya cuma berani mengenakan pakaian adat dari daerahnya masing-masing. Dengan kata lain tak seberani Arief Yahya yang mengenakan baju adat Palembang, asal daerah istrinya. Padahal Arief Yahya berdarah Banyuwangi dan Banten.

Ahman Sya, Dadang, dan Ukus misalnya mengenakan pakaian adat Sunda. Hanya warna baju, kain, dan blangkon (semacam peci)-nya saja yang beda.

Ahman Sya berjas dan bercelana panjang warna hitam dengan kain yang melilit pingangnya berwarna merah dengan motif batik.

Jas dan celana yang dipakai Ukus berwarna coklat dengan kain dan blangkon berwarna putih bermotif batik. Sedangkan Dadang memakai jas hitam dengan sarung coklat bermotif batik senada dengan blangkonnya.

Begitupun I Gde Pitana yang berasal dari Pulau Dewata, memakai pakaian adat pria Bali berupa jas putih, sarung kotak-kotak warna-warni dan udeng atau ikat kepala dengan warna senada sarungnya.

Sementara Esthy, sekalipun memakai kebaya warna merah senada dengan jilbab-nya dan bawahan berupa kain berwarna putih selaras selendangnya, tetap nyaris tak berbeda jauh dengan gaya penampilan kesehariannya saat bertugas.

Sepertinya Esthy belum seberani Iriana Jokowi yang memakai busana adat Minang, Sumatera Barat di Istana Negara sehingga tampil benar-benar beda dari biasanya.

Apalagi jika dibanding dengan istri Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang tampil nyentrik meskipun berjilbab tapi memakai baju khas Papua lengkap dengan rumbai-rumbainya.

Alhasil istri Panglima TNI Gatot Nurmantyo mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi karena terpilih sebagai salah satu dari lima orang yang memakai pakaian adat daerah terbaik di Istana Negara.

Sekalipun belum seberani Arief Yahya, apa yang sudah dilakukan para deputi Kemenpar dengan tampil mengenakan pakaian adat daerahnya patut diacungi jempol.

Termasuk beberapa staf ahli dan khususnya, salah satunya Hari Untoro, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural. Pria asli Jawa ini mengenakan pakaian adat Jawa, berupa baju hitam, kain coklat, dan blangkon hitam yang masing-masing bermotif batik.

Tak ketinggalan Kabid Promosi Wisata Budaya, Kemenpar Wawan Gunawan yang mengenakan kostum adat Sunda Cimahi asal daerahnya berwarna hitam, dan juga Fachrul Rozi alias Ozy ajudan Arief Yahya memakai pakaian adat pria khas Minang berwarna merah.

Semuanya memang memberi warna berbeda dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun ini. Tak kalah seru dan tak kalah semarak dengan para pejabat tinggi yang hadir di Istana Negara.

Tapi, andai saja para deputi Kemenpar berani memakai baju adat daerah dari daeran lain misalnya Papua, Aceh, Kalimantan, Nias, dan lainnya.

Begitupun dengan staf ahli/khusus, asdep, kabid, dan ajudannya. Pokoknya bukan dari daerah asalnya, tentu akan jauh lebih seru dan menarik dari sisi berita lantaran berani bukan sekadar beda, pun karena mau keluar dari zona aman.

Fenomena pesona baju adat daerah sebenarnya sudah membahana sejak Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK) memakai baju adat saat acara Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD, yang digelar pada hari Rabu (16/8/2017).

Ketika itu Presiden Jokowi yang memakai baju adat Bugis, Sulawesi Selatan langsung mendapat banyak pujian sehingga beliau mendapat julukan Daeng Jokowi. Begitupun Wapres JK yang mengenakan baju adat pria Jawa, kontan mendapat sebutan Mas JK dari media.

Dari sisi pariwisata, mengenakan baju adat daerah jelas sangat kuat relevansinya. Apalagi dikenakan oleh petinggi dan pejabat negara dengan berani memakai baju adat daerah bukan daerah asalnya, terutama  di momen-momen spesial.

Sebab, bukan hanya memberi citra positif adanya semangat Indonesia Incorporated, pun sekaligus menjadi wadah promosi akan kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia ke tingkat nasional dan dunia.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis)
Foto: @kemenpar, humas-kemenpar, & @sekretariat.kabinet

Captions:
1. Menpar Arief Yahya tampil beda dengan berbusana adat Palembang, Sumsel.
2. Menpar Arief Yahya memberi sambutan sebagai Pembina Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72 di Kemenpar.
3. Menpar Arief Yahya dan para deputi serta beberapa staf ahlinya berbaju adat daerah di hari istimewa.
4. Para PNS Kemenpar turut mengenakan pakaian daerah.
5. Kompak berbusana adat daerah di momen istimewa HUT Kemerdekaan RI ke- 72 di Istana Negara.
6. Presiden Jokowi pimpin upacara 17 Agustus 2017 dengan mengenakan pakaian adat Banjar, Kalsel di Istana Negara.
7. Presiden Jokowi dapat pujian berbusana adat Bugis, Sulsel di Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.