Ajang balap sepeda berkelas internasional Tour de Central Celebes (TdCC) ini bukan semata menjadi sarana publikasi dan promosi bagi Sulawesi Tengah (SulTeng) di tingkat nasional dan internasional.
“Sport tourism TDCC juga diharapkan dapat mendongkrak SulTeng menjadi tujuan wisata dan investasi,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti usai menghadiri Matasora World Music Festival (MWMF) 2017 di Bandung, baru-baru ini.
Lewat TdCC ini, lanjut Esthy, sejumlah objek wisata unggulan SulTeng dengan sendirinya juga akan terpromosikan seperti Kota Palu dengan Jembatan Kuning dan kuliner Kaledo-nya, Kepulauan Togean dengan keindahan bawah lautnya, Taman Nasional Lore Lindu dengan beragam megalitiknya, Danau Poso, Gunung Gawalise, Cagar Alam Morowali, Tugu Perdamaian, Pusentasi, dan sebagainya.
“Kenapa bisa begitu? Karena rute yang ditempuh para pembalap sepeda TdCC 2017 melewati objek-objek wisata andalan Sulteng tersebut. Otomatis wisatawan, dan masyarakat yang menyaksikan diajak mengunjungi objek-objek wisata itu pula,” terang Esthy.
Bukan cuma menjaring kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara, TdCC ini, sambung Esthy juga bakal menggerakkan ekonomi daerah dan mendorong perbaikan infrastruktur.
Lalu apa keistimewaan TdCC dibanding ajang balap sepeda di daerah lain di Tanah Air yang juga bertarap internasional seperti Tour de Singkarak di Sumatera Barat (Sumbar), Tour de Ijen di Banyuwangi, Jatim, dan Tour de Flores di Flores, NTT?
Dari berbagai sumber terkait TdCC 2017, sport tourism event ini bakal digelar tanggal 6-8 November mendatang akan diikuti 150 peserta dari 10 tim pembalap sepeda internasional dari 12 negara yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, Brunei, Korea, Kuwait, Sri Lanka Belanda, Perancis, dan Kanada serta 5 tim pembalap sepeda nasional.
Selama tiga hari, para pembalap akan menempuh total jarak 491,4 Km yang terbagi atas tiga etape. Etape pertama, melintasi Kabupaten Tojo Una Una sampai Kabupaten Poso dengan jarak 192 Km.
Etape kedua menempuh jarak 143,6 Km akan melewati Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong.
Etape terakhir, para pembalap akan menempuh jarak 143,3 Km yang melintasi Kabupaten Parigi Mouting hingga Kabupaten Sigi dan Kota Palu.
Keistimewaan lainnya, TdCC yang berada di bawah pengawasan United Cycling Internationale (UCI) ini mendapat dukungan promosi dan publikasi dari Kemenpar.
Buktinya ajang yang memadukan olagraga dan wisata ini akan diluncurkan di Jakarta, tepatnya di Balairung Soesilo Sudarman, kantor Kemenpar, Selasa (25/7) malam yang rencananya akan dihadiri Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Esthy, dan, Gubernur SulTeng Longki Djanggola.
Dalam situs parigimoutongkab.go.id dijelaskan bahwa Bupati Parigi Moutong, H Samsurizal Tombolotutu menyatakan siap mensukseskan event wisata olahraga terbesar di SulTeng ini. Maklum sebelumnya Parigi Morong sudah sukses menggelar Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) 2016.
"Saya berharap dengan sport tourism TdCC ini, semua daerah dapat merasakan pembangunan pariwisata, termasuk Kabupaten Poso yang masih melekat dengan sebutan daerah tidak aman. Padahal di sana ada event besar juga yakni Festival Pesona Danau Poso," ungkap sang bupati.
Gubernur SulTeng, Longki Djanggola sebelumnya menyatakan keinginannya untuk merangkaikan semua kegiatan festival di SulTeng melalui TdCC 2017 ini.
"Saya sudah laporkan ke Menpar Arief Yahya, dan beliau sudah memberikan dukungan agar segera dikoordinasikan dengan pemeritah kabupaten sekitar," kata Longki.
TdCC, lanjut Longki memang menjadi salah satu agenda untuk mempromosikan destinasi pariwisata SulTeng karena rute yang dilalui melewati sejumlah objek wisata andalan SulTeng.
Lokasi start-nya rencananya dimulai dari Ampana (ibukota Kabupaten Tojo Unauna) dengan Festival Pesona Bahari Togean, kemudian masuk ke Poso (Ibukota Kabupaten Poso) dengan kegiatan Festival Danau Poso, selanjutnya menuju Kabupaten Parigi Moutong dengan Festival Teluk Tomini.
Setelah itu menyeberang ke Kabupaten Sigi dengan Festival Danau Lindu dan destinasi olahraga paralayang internasional Matantimali, dan berakhir di Kota Palu dengan Festival Pesona Palu Nomoni-nya
TdCC 2017 selain bertujuan mempromosikan parwisata Suteng, menjaring wisnus dan wisman, tentunya diharapkan ber-multiplier effect bagi industru perhotelan, transportasi, kuliner, UMKM, dan insfrasturktur sehingga semakin banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di SulTeng.
TdCC 2017 selain bertujuan mempromosikan parwisata Suteng, menjaring wisnus dan wisman, tentunya diharapkan ber-multiplier effect bagi industru perhotelan, transportasi, kuliner, UMKM, dan insfrasturktur sehingga semakin banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di SulTeng.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Lomba balap sepeda yang memadukan olahraga dan wisata.
2. Tugu di dekat bandara Kota Poso, Sulteng.
3. Sepenggal pesona Bahari Kabupaten Tojo Unauna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.