Selasa, 20 Agustus 2024

Kiat Antisipasi Ragam Risiko Saat Solo Hiking, Salah Satunya dengan Berzikir


Ber-solo hiking selain banyak keuntungan pun ternyata punya banyak risiko. Tapi kalau pendaki mampu mengantisipasinya sendirian dalam artian sukses nanjak, muncak, dan turun lagi ke base camp  dengan selamat, jelas membuahkan kepuasan batin tersendiri.

Berdasarkan pengalaman mendaki solo hiking, risiko yang sering didapat solo hiker saat mendaki sendirian adalah mengalami kesepian. 

Cara mengantisipasinya, bila Anda pendaki muslim sebaiknya saat memulai pendakian tak lupa berdoa kepada Allah SWT, memohon keselamatan dan kelancaran. 

Dalam pendakian, membaca ayat-ayat pendek Alquran, berzikir ataupun ber-selawat. Minimal kalau berhadapan dengan trek menanjak membaca "Allahu Akbar" dan ketika menurun mengucap "Subhanallah". 

Sesekali menyanyi dalam hati atau dengan suara kecil juga boleh. Bisa juga mencoba menciptakan lagu sendiri saat nanjak ataupun turun sendirian. 

Cara lain dengan memotret atau memvideokan setiap pos ataupun flora dan fauna yang menarik perhatian di jalur pendakian (japen). Insyaallah cara-cara itu ampuh membunuh rasa sepi selama mendaki sendirian.

Risiko kedua yang paling sering dialami pendaki saat solo hiking adalah kelelahan karena terlalu berat membawa beban hingga cedera di pundak dan paha pegal-pegal.

Langkah antisipasinya selain menyiapkan fisik dengan baik sebelum ber-solo hiking juga memilih perlengkapan dan peralatan yang praktis, nyaman, dan tidak terlalu berat seperti ransel, tenda, sleeping bag, jaket, perlengkapan masak dan makan serta logistik. Tak kalah penting mengatur ritme langkah sesuai kemampuan fisik, tidak ngebut tidak pula terlalu santai. Tak lupa beristirahat sejenak bila merasa badan sudah kelelahan.

Risiko berikutnya cidera kaki seperti keseleo, kram otot, lecet, dan lainnya. Antisipasinya memakai sepatu dan kaos kaki yang paling nyaman, bawa handyplas untuk mencegah lecet dan bawa krim untuk meredakan rasa nyeri karena keseleo.

Risiko selanjutnya kemungkinan tersesat. Antisipasinya sebelum mendaki pahami japen yang digunakan. Sebaiknya cari informasi terlebih sebelum  melakukan pendakian sendirian, antara lain dengan bertanya kepada petugas di Pos Registrasi tentang kondisi japen yang dipilih, ada berapa pos, berapa durasi pendakian ke setiap pos sampai ke lokasi nge-camp, dan berapa durasi summit attack

Selain itu harus tahu tanda atau rambu petunjuk arah yang benar. Sebelum berangkat, sebaiknya memberi tahu orang terdekat, minimal mendaftarkan diri di Pos Registrasi agar keberadaan anda terdata.

Risiko kedinginan, antisipasinya membawa perlengkapan anti dingin sepert sweater, balaklava, sarung tangan, kaos kaki untuk tidur, jaket, dan sleeping bag yang praktis (tidak tebal banget tidak pula terlalu tipis). Bila kaos atau celana basah oleh keringat, cepat diganti jika ingin tidur.

Risiko kekurangan logistik. Antisipasinya membawa bekal yang cukup termasuk air minum terlebih bila gunung tersebut tidak ditemukan sumber air di sepanjang japennya. Bawa pula emergency food buat jaga-jaga. Ada baiknya mengetahui teknik hidup di alam bebas atau survival yang baik.


Antisipasi Diserang Satwa Liar
Selain itu juga risiko diserang satwa liar. Kemungkinan bertemu dengan sejumlah satwa liar di hutan saat solo hiking memang lebih besar daripada saat mendaki secara rombongan atau nanjak bareng (nanbar). 

Di satu sisi pertemuan itu merupakan keuntungan tapi disisi lain bisa menjadi risiko yang cukup fatal bila satwa liar itu menyerang. Misalnya kawanan monyet dan lainnya. Antisipasinya, jangan mengganggu satwa, cukup melihatnya dari jarak yang agak jauh lalu segera pergi dengan santai (tidak berisik dan tergesa-gesa).

Gunakan tongkat kayu atau trekking pole sebagai senjata bila satwa liar menyerang tapi bukan maksud untuk membunuh melainkan hanya untuk mengusirnya. 

Antisipasi lainnya dengan menghindari  habitat atau sarang hewan buas yang sudah diketahui sebelumnya dari informasi petugas setempat.

Itulah ragam risiko yang bakal dialami/dihadapi pendaki gunung yang melakukan pendakian solo hiking

Melihat ragam risikonya cukup banyak dan beberapa di antaranya terbilang berbahaya, membuat peminat solo hiking boleh dibilang terbatas artinya tak sebanyak pendaki yang senang melakukan pendakian bersama atau nanbar maupun tektok-an yang beberapa tahun belakangan ini ramai peminatnya. 

Peminat sejati solo hiking itu adalah pendaki-pendaki yang bukan hanya mempunyai jiwa petualangan diatas rata-rata pun memiliki kemampuan serta keberanian dalam mengantisipasi/menghadapi ragam risiko sebagaimana tersebut di atas, sehingga pendakiannya berlangsung aman dan nyaman serta punya nilai manfaat.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.