Selasa, 08 September 2020

Tugu 0 Km Ini Bikin Nama Sumedang Kian Menjulang


Menyebut nama Sumedang, sejak dulu sekurangnya yang terlintas banyak orang ada dua, Tahu dan Rossa. Kini sepertinya bertambah satu lagi yang akan membuat nama Sumedang semakin menjulang, yakni Tugu 0 Km
.

Tahu yang TravelPlus Indonesia maksud tentu saja Tahu Sumedang, kuliner yang sudah begitu menempel kuat hingga membuat nama Sumedang kesohor ke penjuru Tanah Air.

Kabarnya Tahu satu ini mulai dirintis tahun 1917 oleh imigran asal China bernama Ong Kino yang datang langsung ke Sumedang melalui pelabuhan Cirebon awal tahun 1900-an.

Dia kemudian merintis usaha Tahu di Sumedang, tetapi yang terkenal perintis Tahu adalah Ong Bungkeng yang tidak lain dari anaknya Ong Kino. Oleh karnea itu tahunya disebut Tahu Bungkeng yang kemudian dikenal dengan nama Tahu Sumedang.

Sementara itu ketenaran diva pop Indonesia, Rossa yang bernama lengkap Sri Rossa Roslaina Handayani ini bukan cuma di tingkat Nasional tapi sudah sampai ke jajaran Asia.

Si pelantun lagu-lagu super ngehits mulai dari Nada-Nada Cinta (1996), Tegar, Hijrah Cinta hingga Cinta Dalam Hidupku (2017) ini sampai mendapat gelar Dato' Rossa dari Malaysia.

Bukan cuma itu ketenaran mantan istri Yoyo, drummer band Padi ini sejalan dengan segudang prestasinya.

Ibu satu anak ini sudah menjual lebih dari 5 Juta album di Indonesia, belum termasuk negara lainnya. Albumnya yang bertajuk The Best of Rossa (2011) sukses menjadi salah satu album terlaris sepanjang masa di Tanah Air.

Tak cuma itu, beberapa albumnya pun tersebar di pasaran Asia Tenggara dan khusus album "Love, Life and Music" (2014) dipasarkan sampai Negeri Sakura, Jepang.

Dia pun termasuk salah satu artis yang kerap menggelar konser tunggal besar maupun mini bukan hanya di dalam pun di luar Indonesia, terutama Malaysia dan Singapura.

Berkat prestasi dan ketenarannya, Rossa pun dipercaya Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk menyanyikan theme song branding Pariwisata Indonesia berjudul “Pesona Indonesia" dan “Wonderful Indonesia” hingga membuat namanya kian melangit.

Begitupun Tugu 0 Km yang TravelPlus maksud, tentu saja Tugu 0 Km Sumedang yang diresmikan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Selasa, 8 September 2020.

Tugu yang berada di jalur protokol Jalan Prabu Geusan Ulun, Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, tepatnya dekat perempatan Apotik Pajaji ini diprediksi juga bakal menjadi ikon baru Sumedang.

"Tugu 0 Km harus dijadikan sesuatu yang menarik dan menjadi salah satu ikon Sumedang. Seperti juga bangunan yang lain di Sumedang dan harus menjadi land mark seperti Lingga di tengah Alun-alun Sumedang," kata Dony Ahmad Munir yang ditulis di akun Instagram (IG)-nya @dony_ahmad_munir.

Kata Dony, Pemkab Sumedang sudah mendeklarasikan sebagai kabupaten wisata. "Semua tempat harus menjadi destinasi wisata. Untuk itu Pemkab Sumedang menata tugu 0 KM ini dengan membangun Monumen Tugu 0 KM yang saya resmikan hari ini, 8 September 2020," tulisnya lagi.

Menurut Dony, Sumedang merupakan  salah satu kabupaten yang dilintasi Jalan Raya Pos, De Grote Postweg yang terbentang dari Anyer-Panarukan sepanjangnya 1.000 Km, yakni jalan yang dibangun masa pemerintahan Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels dan selesai dibangun dalam waktu 1 tahun (1808).

Setiap jarak 30-40 Km terdapat gardu pos untuk menggantikan kuda yang membawa kereta pos. Lama-kelamaan di sekitar gardu pos terbentuk keramaian dan menjadi desa atau kota. Sekarang jika diperhatikan jarak antara tiap kota sepanjang jalan pos ini berjarak sekitar 30-40 Km.

Tugu 0 Km Sumedang, lanjut Dony, berada di antara pusat pemerintahan Alun-alun Sumedang dan pusat ekonomi Sumedang sebelah Utara Sungai Cipeles.

"Titik nol ini merupakan acuan atau marka tanah untuk menentukan jarak dari satu kota ke kota lainnya atau dari sebuah daerah ke daerah lainnya. Umumnya tepat di titik nol ini ditandai dengan bangunan, tugu atau patok," jelasnya lagi  di captions unggahan fotonya saat meresmikan tugu tersebut.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@dony_ahmad_munir





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.