Berdasarkan keterangan Bupati Tambrauw, Gabriel Asem dan ditambah data dari berbagai sumber, terungkap kalau kabupaten yang letaknya dekat dengan Raja Ampat, di tengah-tengah kepala burung Pulau Papua ini, memiliki potensi wisata yang lengkap seperti wisata alam, bahari, dan lainnya.
Wisata alamnya antara lain birdwatching di Distrik Miyah, Distrik Sausapor, dan Distrik Senopi.
Di distrik-distrik tersebut, lanjut Gabriel, wisatawan bisa melihat secara langsung penampakan Burung Cenderawasih, atau yang kerap dijuluki sebagai Burung Surga.
Biasanya Burung Cenderawasih jantan akan berkumpul di satu pohon. "Sang jantan akan melakukan ‘tarian’ khas untuk memikat Cenderawasih betina," terang Gabriel.
Momen spesial itu, lanjut Gabriel sulit bahkan mungkin tak akan dapat dilhat di tempat lain.
Melihat daya tariknya yang spesial itu, Gabriel meminta pemerintah daerah dan masyarakat setempat menjaga dan melestarikan lingkungan, hutan, dan keberadaan Burung Cendrawasih tersebut.
"Bila lingkungan dan hutan dijaga, otomatis isi dalam hutan, baik itu flora dan faunanya, termasuk Burung Cendrawasih akan terjaga dengan baik,” terangnya.
Menurut Gabriel, guna meningkatkan wisata birdwatching di Tambrauw, baru-baru ini Kemenparekraf mengadakan kegiatan FGD yang diikuti oleh Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata, akademisi, komunitas, media, dengan total 100 orang.
Travel Tips
Wisatawan yang ingin berwisata bird watching di Distrik Sausapor bisa pergi ke Hutan Desa Nangguo atau Kawasan Observasi Burung Nangguo selama 50 menit.
Dari pintu masuk, wisatawan harus treking selama 15 menit ke titik pengamatan.
Disarankan datang sepagi mungkin, karena burung cendrawasih akan mulai mencari makan pukul 6 pagi WIT.
Sebaiknya mengenakan pakaian berwarna gelap agar tidak mencolok perhatian. Kalau berbaju terang mudah menarik perhatian dan membuat burung takut.
Bagusnya lagi tidak memakai wewangian atau parfum mengingat indra penciuman burung sangat tajam.
Usahakan tenang, tidak bersuara apalagi tertawa.
Akses ke Tambrauw
Ada dua pintu masuk menuju Kabupaten Tambrauw, yaitu lewat jalur udara, antara lain Bandara Dominique Eduard Osok, Sorong.
Selanjutnya naik kendaraan double cabin melalui jalur darat dengan waktu tempuh sekitar 4 jam menuju Sausapor.
Pilihan lain lewat Bandara Rendani, Manokwari. Kemudian naik kendaraan double cabin menuju Kebar dengan waktu tempuh juga sekitar 4 jam.
Kalau lewat jalur laut dari Sorong menuju Sausapor waktu tempuhnya sekita 2,5 jam.
Kata Gabriel, usai berwisata birdwatching, wisatawan bisa melanjutkan wisata lain seperti berwisata bahari ke Pantai Jamursba Medi, Sausapor, dan Pantai Werur serta ke Pulau Dua.
Di Jamursba Medi dengan panjang garis pantai mencapai 18 Km di Distrik Abun, wisatawan bisa mengamati Penyu Belimbing bertelur.
Kalau di Pantai Sausapor yang tergolong masih asri dan pantainya bersih, wisatawan bisa menikmati pemandangan sunset amat menawan.
Begitupun di Pantai Werur, sunset-nya tak kalah indahnya. Di pantai ini juga ada peninggalan Perang Dunia II berupa bekas landasan pacu yang pernah digunakan tentara Sekutu.
Kalau di Pulau Dua yang juga dikenal dengan nama lain Meossu, sesuai namanya terdiri atas dua pulau, yaitu Pulau Amsterdam dan Pulau Middleburg. Keduanya memiliki pemandangan permukaan laut dan bawah laut yang eksotis.
Usai berwisata bahari bisa lanjut berwisata alam ke Distrik Kebar, sekitar 4 jam dari Sausapor, ke Bukit Sontiri yang lebih dikenal dengan nama Bukit Teletubbies.
Di sana terbentang savana bak hamparan permadani alam raksasa yang dikelilingi Pegunungan Tambrau, tempat rusa-rusa liar melintas dan merumput.
Di balik bukit tersebut, wisatawan bisa relaksasi di permandian air panas alami War Aremi yang bersumber dari gas bumi.
Pilihan lain, wisatawan bisa ke Distrik Miyah, menikmati pesona Anenderat, air terjun tujuh tingkat.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.birkom kemenparekraf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.