Berdasarkan pengamatan dan ditambah data dari berbagai sumber, sekurangnya ada 4 alasan yang membuat atapnya Pulau Lombok, NTB ini menjadi Gunung primadona para pendaki.
Alasan pertama, karena keindahan panoramanya.
Dari puncaknya, saat cuaca cerah di pagi hari, pendaki disuguhi ‘sarapan’ panorama Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa.
Objek menarik berpanorama indah juga sudah didapati pendaki sebelum puncak, antara lain di Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2.000 Mdpl.
Keberadaan Danau Segara Anak yang terletak di atas Gunung Rinjani terlihat semakin lengkap dengan kehadiran Gunung Barujari di tengahnya.
Gunung ini juga memiliki Goa Susu dan Goa Payung Mas serta kurang lebih 20 air terjun. Belum lagu padang savana Sembalun Lawang yang amat menawan.
Dengan pesona kecantikannya itulah, tak heran sampai sekarang predikat sebagai salah satu gunung favorit sekaligus idaman para pendaki dari seluruh Indonesia khususnya, masih disandang Gunung Rinjani.
Berkat kecantikannya, Rinjani juga menjadi salah satu gunung aktif yang populer di mancanegara hingga diminati para pendaki asing.
Alasan kedua, karena ketinggiannya. Dengan tinggi 3.726 meter di atas pemukaan laut (Mdpl), Rinjani menjadi gunung berapi atau aktif kedua tertinggi di Indonesia, setelah Gunung Kerinci (3.805 Mdpl).
Alasan ketiga, karena prestasi atau penghargaan yang pernah digenggamnya.
Gunung Rinjani meraih penghargaan “World Legacy Award” dari National Geographic (2004) sebagai daerah wisata yang berhasil mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata.
Pernah masuk sebagai tiga finalis “Tourist for Tourism Award” untuk kategori “Destination Award” (2008) yang diselenggarakan oleh World Tourist and Tourism Council (WTC) yang bermarkas di London, Inggris.
Pada 2010 dan 2011, Rinjani Trek meraih juara pertama penghargaan Citra Pesona Wisata (CIPTA) untuk kategori pengelola Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM).
Selain itu Gunung Rinjani juga pernah menjadi gunung dengan tata kelola terbaik di Asia Tenggara.
Bahkan sejak 2018, Gunung Rinjani sudah resmi berpredikat sebagai Unesco Global Geopark atau Geopark Dunia. Penetapannya dilakukan di Paris pada sidang Unesco Executive Board, Kamis, 12 April 2018 lalu.
Alasan keempat, banyak pilihan jalur pendakiannya.
Sampai saat ini sekurangnya ada 5 jalur pendakian ke puncaknya yakni jalur Torean di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara; jalur Senaru (500 Mdpl) di Kecamatan Kayanga, Kabupaten Lombok Utara; jalur Timbanuh di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur; jalur Sembalun (1.200 Mdpl) di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur; dan jalur Lembah Torean yang berada di Loloan, Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
Empat dari lima jalur tersebut, mulai tanggal 22 Agustus 2020 akan dibuka lagi untuk pendakian di era tatanan baru dengan syarat memenuhi protokol Covid-19.
Keempat jalur pendakian yang dibuka tersebut adalah Jalur Sembalun, Timbanuh, Senaru, dan Jalur Aik Berik.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: @gunungrinjani_nationalpark
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.