Terpilihnya Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie sebagai lokasi utama acara puncak peringatan 15 tahun gempa dan tsunami Aceh tahun ini yang mengusung tema “Melawan Lupa, Bangun Siaga” di halaman Pidie Convention Center (PCC), Kamis, 26 Desember 2019 mendatang, turut mendongkrak sektor pariwisata Pidie.
Dampak positif ini dikarenakan adanya publikasi dan pemberitaan terkait acara puncak tersebut di sejumlah media online, travel blog, media sosial, dan lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin menjelaskan alasan mengapa Kabupaten Pidie yang dipilih sebagai lokasi utama penyelenggaraan peringatan 15 tahun gempa dan tsunami Aceh tahun ini.
"Ini didasarkan pada kejadian masa lalu, Kabupaten Pidie juga mengalami dampak serius akibat gempa dan gelombang Tsunami yang mengakibatkan kehancuran harta benda dan korban nyawa masyarakat setempat," ungkap Jamaluddin.
Berkat publikasi dan pemberitaan terkait lokasi utama acara puncak tersebut, TravelPlus Indonesia menilai nama Sigli khususnya dan Kabupaten Pidie secara umum jadi ikut terangkat.
Bukan cuma itu, sejumlah objek wisata yang berhubungan erat maupun tidak dengan gempa dan tsunami 26 Desember 2004 silam di Sigli dan sejumlah kecamatan di Pidie, juga turut terekpos.
Sejumlah jurnalis maupun travel blogger yang jeli melihat efek baik itu, akhirnya memuat/menulis juga ragam objek wisata yang ada di Kabupaten Pidie untuk memenuhi keingintahuan pembaca/terutama peminat traveling.
TravelPlus Indonesia misalnya mengumpulkan informasi mengenai sejumlah objek wisata di Pidie dari hasil kunjungan langsung dan juga dari berbagai sumber sebagai tambahan.
Objek-objek wisata yang diinformasikan tentu saja yang menarik disambangi traveler baik sebelum maupun sesudah menyaksikan acara puncak peringatan 15 tahun tsunami Aceh yang digelar Disbudpar Provinsi Aceh dan kabarnya akan diramaikan antara lain dengan tausyiah Ustadz Abdul Somad (UAS), penampilan penyanyi religi Opick, dan teatrikal kebencanaan.
Objek wisata yang terkait erat dengan dua bencana alam maha dasyat itu, pertama tentu saja Museum Tsunami Kota Sigli.
Di museum yang terletak di Kuala Pidie, Kecamatan Sigli, dekat dengan Alun-Alun Kota Sigli dan berseberangan dengan Pendopo Bupati Pidie ini, traveler bisa melihat gambaran seperti apa Aceh, khususnya Pidie ketika diguncang gempa kemudian dihantam tsunami berskala besar itu lewat gambar, foto, dan peta yang ada di dalam museum tersebut.
Traveler juga bisa menyaksikan monumen berupa sebuah bola dunia berwarna emas serta ayat-ayat suci Al-Quran berwarna kuning keemasan yang terukir indah di dinding marmer hitam.
Di sebelah kanan monumen tersebut terdapat sebuah lorong. Di dinding-dinding lorong tersebut terpatri nama-nama korban tsunami yang meninggal dunia, khususnya di Kota Sigli, dan sekitarnya yang jumlahnya mencapai 120 ribu orang.
Awalnya Museum Tsunami ini dibangun untuk memperingati korban bencana tersebut setiap tahun, namun belakangan juga berhasil menarik perhatian traveler hingga menjadi salah satu daya tarik wisata tsunami di Kota Sigli.
Disamping wisatawan dari berbagai daerah dan kota, museum ini juga kerap dikunjungi para pelajar sebagai objek wisata edukasi.
Kelebihan lain Museum Tsunami ini berada dekat Taman Siliwangi yang diteduhi pohon cemara dan tak jauh dari Bineh Laot (pinggir laut) Sigli.
Usai melihat dan berfoto di museum yang memiliki fasilitas umum lengkap seperti toilet dan mushola ini, biasanya traveler yang datang melanjutkan berwisata kuliner di Taman Siliwangi atau di sekitar pantai, mencicipi Lincah atau rujak Aceh, mie, dan kopi Aceh.
Sejumlah objek wisata religi dan sejarah di Pidie juga menarik perhatian traveler minat khusus, antara lain Masjid Tengku Chik Di Pasi yang terletak masjid di Desa Guci Rumpong, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie.
Sesuai nama pendirinya, masjid tua ini didirikan oleh Syech Abdussalam yang berjuluk Tengku Chik Di Pasi pada abad 17 H.
Ada juga yang menyebutnya Masjid Guci Rumpong karena di depan masjid sebelah Utara terdapat dua buah guci siam berwarna glassir coklat tua, konon kabatnya hadiah dari Kerajaan China.
Sebutan lainnya, Masjid Guci Keuramat, karena air di dalam guci tersebut diyakini masyarakat setempat berkhasiat menyembuhkan bermacam penyakit.
Masjid lain yang punya muatan sejarah adalah Masjid Po Teumeureuhom yang didirikan semasa Sultan Iskandar Muda masih berjaya.
Semula masjid yang berada di Kecamatan Kota Sigli, lalu berkendara 4 Km ke arah Barat ini dibuat dari kayu rumbia, dindingnya pun dari campuran batu dan kapur. Kemudian direnovasi hingga penampilannya menjadi lebih keren dan kokoh.
Menariknya menyambangi masjid ini, traveler bisa melihat barang peninggalan Iskandar Muda, berupa mimbar masjid dan tongkat sepanjang 1,2 meter.
Tinggalan sarat sejarah di Pidie bukan cuma berserakan di atas permukaan daratnya. Di dalam perut buminya pun tersimpan cerita sejarah yang menarik untuk ditelusuri, seperti yang tersimpan di dalam Guha Tujoh (Gua Tujuh).
Gua Tujuh merupakan gua alami yang diklaim sebagai peninggalan sejarah purbakala.
Dinamakan demikian karena gua ini mempunyai satu pintu masuk utama dan 7 (tujuh) lubang pintu di dalamnya.
Lokasi goa yang juga berstalaktit dan berstalagmit ini berada di Jl. Banda Aceh - Medan KM 100, Desa Laweung, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie. Jaraknya sekitar 110 Km dari Banda Aceh, dengan waktu tempuh hanya sekitar 1,5 jam bila menggunakan kendaraan roda empat.
Selagi di Pidie, traveler juga bisa mengunjungi sederet obyek wisata alam, antara lain Air Terjun Tangse yang berada persis di tepi Jalan Beureuneun-Geumpang masuk wilayah Gampoeng Meuriya, Tangse.
Kalau suka menikmati dan mengabadikan pemandangan alam dari atas ketinggian, bisa menaiki Puncak Kule yang berada tak jauh dari Kota Sigli, tepatnya di Kecamatan Batee.
Mau yang lebih menantang lagi, traveler bisa mendaki Gunung Peut Sagoe yang berada di wilayah Geumpang.
Untuk mencapai atap gunung berapi aktif yang berketinggian 2801 Mdpl ini, traveler bisa membeli paket Peut Sagoe Mountain Hiking Expedition yang disediakan Wahana Lestari Adventure, sebuah operator trip petualangan yang beralamat di Jl. Tangse - Geumpang, Dusun Pante Luah, Kecamatan Mane.
Usai mendaki, bisa melepas lelah dengan berendam di kolam air panas Beungga yang terletak di kaki Gunung Bukit Barisan, tepatnya di Dusun Blang, Desa Jijiem, Kecamatan Kemala.
Pilihan lain ke pemandian alam Krueng Geunie di Kecamatan Tangse. Di sana traveler bisa mandi dan berenang, merasakan segarnya air sungai yang mengalir dengan pemandangan sekitar yang masih asri.
Bisa juga bersantai di Lingkok Kuwieng yang disebut-sebut grand canyon-nya Aceh lantaran dinding-dinding ngarainya mirip dengan wisata grand canyon yang ada di Amerika.
Di Lingkok Kuwieng yang berada di Hutan Hagu, Kecamatan Padang Tiji juga ada sungai yang aliran airnya masih bersih dan bening. Traveler bisa berenang atau sekadar bermain air.
Tapi kalau mau berarung jeram (rafting), traveler bisa mengarungi jeram-jeram Kreung Geumpang di Kecamatan Mane dengan memilih paket rafting yang disediakan Wahana Lestari Adventure.
Pilihan lainnya nyantai sambil menikmati pemandangan sore di Waduk Rajui Padang Tiji di Kaki Lembah Sulawah, Kecamatan Padang Tiji. Atau ke Pantai Mantak Tari di Kecamatan Simpang Tiga, sekitar 15 menit dari Kota Sigli.
Di Pantai Mantak Tari, traveler bisa bersantai di pantai pasirnya yang berwarna hitam legam.
Menariknya, pasir pantai tersebut dipercaya masyarakat dapat menyembuhkan penyakit.
Lalu dimana menginapnya selama menjelajahi objek-objek wisata di Kabupaten Pidie?
Tenang, banyak hotel di Kota Sigli yang bisa traveler pilih sesuai budget.
Ada Lestari Hotel Sigli di Jl. Prof. A. Majid Ibrahim, Pante Teungoh dekat dengan Terminal Bus Sigli; Grand Blang Asan Hotel di Jl. Tengku Chik Ditiro No. 6 Blang Asan; Hotel Cempaka di Tengku Cik Ditiro No. 27, Blang Asan; Safira Hotel Sigli di Jl. Diniah Lorong Walet No. 4, Blang Paseh atau di Wisma Dian di Jl. Sigli – Kembang Tanjong, Blang Paseh yang disebut-sebut sebagai salah satu penginapan kelas melati yang murah di Sigli.
Pilihan lainnya bisa di homestay atau berkemah camping ground di sekitar Kreung Geumpang, Kecamatan Mane yang dikelola Wahana Lestari Adventure.
Bagaimana dengan transportasinya? Kota Sigli yang berjarak sekitar 112 Km di sebelah Timur Banda Aceh dengan waktu tempuh sekitar 2 jam lebih, traveler bisa naik L300 (antarkabupaten) jurusan Banda Aceh-Sigli dengan kisaran tarif sekitar Rp 35 ribu per orang dari Terminal L300 Banda Aceh.
Alternatif lain naik bus (antarprovinsi) dari Terminal Bus Batoh, Banda Aceh yang melewati Kota Sigli.
Kalau traveler datang dalam kelompok kecil (small group trip), 4-6 orang, lebih praktis menyewa rental mobil di Banda Aceh selama beberapa hari untuk menjelajahi objek-objek wisata pilihan yang ada di Kabupaten Pidie.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Publikasi acara puncak peringatan 15 tahun gempa dan tsunami Aceh yang akan berlangsung di Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie, Kamis, 26 Desember 2019. (foto: dok. disbudpar aceh)
2. TravelPlus Indonesia di monumen Museum Tsunami Kota Sigli. (foto: ajeer osama)
3. Guha Tujoh (Gua Tujuh) salah satu objek wisata alam yang ada di Pidie selain air terjun, gunung aktif, pantai, ngarai, kreung, pemandian air panas, dan waduk. (foto: adji)
4. Rafting di Kreung Geumpang, Kecamatan Mane, Pidie. (foto: dok. wahana lestari adventure)
5. Berkemah di camping ground sekitar Kreung Geumpang, salah satu pilihan menginap selain homestay. Sedangkan di Kota Sigli tersedia sejumlah hotel dan penginapan kelas melati. (foto: dok. wahana lestari adventure)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.