Rabu, 17 Juli 2019

Tingkatkan Kualitas Pemandu Wisata, HPI DKI Jakarta Gelar Enhancement Guiding Skill

Guna meningkatkan keahlian/ketrampilan dalam memandu wisatawan bagi para pamandu wisata, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DKI Jakarta mengadakan acara bertajuk Enhancement Guiding Skill di Jakarta, Rabu, 17 Juli 2019.

Acara yang diikuti puluhan pemandu wisata yang tergabung dalam HPI DKI Jakarta ini menghadirkan dua narasumber utama yakni Ketua HPI DKI Jakarta Revalino Tobing dan Dewan Penasehat HPI DKI Jakarta Erwan Maulana.

Agenda acaranya terbagi dalam 2 skenario.

Skenario pertama transfer out, menjemput wistawan Denmark yang menumpang KA Taksaka dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Stasiun Gambir, Jakarta lalu perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Soekarno-Hatta (Soeta), Cengkareng, Banten dengan bus pariwisata Ainon Holidays.

Skenario kedua, transfer in wisatawan Belanda yang menumpang pesawat udara Malaysia Airlines dari Kuala Lumpur menuju Jakarta juga dengan bus yang sama.

Aktivitas dilanjutkan dengan dengan city tour ke kawasan Kota Tua Jakarta dan kemudian sore hari ke Stasiun Gambir untuk keberangkatan menuju Bandung dengan Argo Parahyangan.

Tujuan diselenggarakannya acara ini, menurut Lino panggilan akrab Revalino Tobing adalah sebagai wujud kepedulian pengurus HPI DKI Jakarta kepada anggotanya agar skill-nya sebagai tourist guide baru semakin bertambah.

"Sebelumnya mereka sudah mengikuti diklat. Dan sekarang semacam praktek lapangan langsung agar semakin luas pengetahuannya sebagai pramuwisata," terangnya kepada TravelPlus Indonesia.

Kata Lino menjadi pemandu wisata tak cukup mengandalkan kemampuan berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris yang baik.

"Masih banyak hal-hal lain yang harus mereka ketahui dan kuasai saat di lapangan mulai dari tata cara penjemputan, pemanduan, dan pengantaran tamu ke bandara," terangnya.

Dalam arahannya Lino mengingatkan pentingnya pemandu wisata mengedepankan hospitality. "Saat menyampaikan panduan bertuturkatalah dengan baik dan jelas agar tamu yang dipandu paham," ungkapnya.

"Di bus sebelun turun di terminal bandara ingatkan tamunya supaya mengecek barang-barang seperti HP dan lainnya agar tidak tertinggal," tambahnya.

Saat menyampaikan itenerary,  sampaikan secara global bukan detil.

"Ceritanya diatur. Hanya pengenalan Indonesia dan Jakarta sedikit. Besok saat city tour baru diceritakan secara detil. Agar besok tidak bingung. Tidak mati gaya. Jadi nanti pas di destinasi baru diceritakan detilnya," imbau Lino.

Inti ceritanya membanggakan kelebihan kota Jakarta. "Dalam menuju Kota Tua di perjalanan boleh ceritakan sedikit Gedung DPR/MPR, Jembatan Semanggi, gedung-gedung pencakar langit, TransJakarta, kampus, mall, transportasi online, MRT, Hotel Sahid, Bunderan HI, Monas dan lainnya," terang Lino.

Sementara Erwan saat transfer out memberikan berbagai arahan antara lain bagaimana mengangkat koper, menaruh koper di bagasi bus, dan lainnya.

"Saat menaruh koper di bagasi bus sebaiknya tamu diajak untuk melihat sendiri agar yakin koper dan barang lainnya ada dan dimasukkan ke bagasi bus walaupun dia sudah memakai jasa porter," jelas Erwan.

Seorang pemandu wisata, lanjut Erwan juga harus mengenal destinasi wisata yang dituju, mulai dari jumlah peserta, jam kedatangan tamu di stasiun/bandara, kegiatan wisata dan tempat-tempat yang dilalui misalnya dari Gambir menuju Soeta.

"Kalau pemandu wisata kuasai destinasi yang lalui dan dituju, saya yakin 90 persen akan menguasai pemanduan," ujarnya.

Pemandu wisata juga harus mengetahui profil wisatawan, seperti dari negara mana asalnya dan apa profesinya. "Agar jadi lebih cair dengan tamunya dan cerita panduan yang disampaikan sesuai paling tidak mendekati minat dan profesi tamu tersebut," tambah Erwan.

Saat memulai memandu jangan lupa menyapa, memperkenalkan diri, dan kemudian menyampaikan itenerary-nya.

"Saat memandu cukup kasih highlight-nya saja. Jangan di kasih tahu semua. Nanti saat di lokasi (obyek wisata-red) baru dberi tahu detilnya sebagai suplement suprise," tambahnya.

Mengenai pemilihan transfer out di Stasiun Gambir, Lino menjelaskan belakangan ini banyak juga permintaan tamu yang ingin dijemput di Gambir.

"Bisa jadi sejak terjadi kenaikan tarif tiket pesawat semakin banyak wisatawan yang beralih menggunakan kereta api dan minta dijemput di stasiun sebelum menuju bandara atau ke destinasi wisata yang dituju," terangnya.

Pantauan TravelPlus Indonesia, puluhan peserta yang mengikuti acara ini nampak antusias.

"Aara ini berguna banget buat pemandu wisata pemula soalnya dapat banyak ilmu dan pengalaman dari pemandu-pemandu wisata yang senior tentang bagaimana cara memandu wisatawan dengan baik dan menyenangkan bagi tamu," ungkap Selma, salah satu peserta.

Naskah dan foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Ketua HPI DKI Jakarta Revalino Tobing (pegang mic) menyampaikan arahan menjadi pemandu wisata yang berkualitas.
2. Puluhan pemandu wisata anggota HPI DKI Jakarta menjadi peserta acara.
3. Lino panggilan akrab Revalino memberikan tips menjemput tamu dan memandu yang baik.
4. Grouvie photo para peserta.
5. Dewan Penasehat HPI DKI Jakarta Erwan Maulana menjelaskan bagaimana cara menjemput tamu saat transfer out or in serta memandu ke destinasi wisata.
6. Menyimpan koper dan barang tamu pun ada tata caranya.
7. Seluruh peserta dan perwakilan  penyelengara dari HPI DKI Jakarta  berfoto bersama di Terminal 3 Soeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.