Sabtu, 15 Juni 2019

Java Traditional Balloon Festival Tak Semata Jadi Daya Tarik Wisata

Penyelenggaraan festival balon udara tahunan bertajuk Java Traditional Balloon Festival di Kabupaten Wobosobo, Jawa Tengah, diharapkan bukan semata menjadi daya tarik wisata bagi Kabupaten Wonoboso tapi juga sebagai penyokong bagi industri ekonomi kreatif masyarakat setempat.

Harapan itu disampaikan Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia, Yurlis Hasibuan.

AirNav Indonesia, lanjut Yurlis mendukung festival balon udara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Komunitas Balon Udara Wonosobo untuk menarik kunjungan wisatawan lokal, nusantara bahkan mancanegara di Lapangan Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (15/6/2019).

Apalagi festival balon udara tahun ini yang dirangkaikan dengan Festival Sindoro Sumbing dan berbagai kegiatan lain, diselenggarakan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan tentang penggunaan balon udara pada kegiatan budaya masyarakat.

"Balon-balon udara berukuran raksasa yang diterbangkan dalam festival ini harus diikat tali dengan panjang maksimal 100 meter supaya tidak menggangu  penerbangan di ruang udara Indonesia," terangnya.

Kendati balon udara yang diterbangkan harus ditambatkan, antusiasme warga untuk mengikuti festival tersebut tetap tinggi.

Kondisi itu bisa dilihat dari jumlah pesertanya yang meningkat tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Menurut Yurlis tahun lalu jumlah pesertanya sebanyak 104 kelompok. Sedangkan tahun ini, meningkat menjadi 119 kelompok.

"Dengan adanya festival balon udara ini diharapkan tradisi masyarakat Wonosobo dalam memeriahkan momentum Syawalan tetap lestari dan keselamatan penerbangan pun tetap terjaga," katanya.

Bukti kalau festival balon udara ini sudah menjadi daya tarik wisata bagi Kabupaten Wonosobo, terlihat dari animo ribuan warga Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya yang berduyun-duyun mendatangi Lapangan Desa Pagerejo untuk menyaksikan festival balon dari dekat, sejak pagi.

Di sela-sela menyaksikan balon-balon udara diangkasakan, sejumlah pengunjung terlihat membeli bermacam panganan dan minuman yang dijual para pedagang, antara lain sate dan bakso.

Dari ratusan balon udara yang ikut serta, tidak semuanya sukses mengangkasa dengan mulus.

Ada sekitar puluhan balon udara milik peserta yang gagal terbang dikarenakan kencangnya tiupan angin hingga menyulitkan proses penerbangan balon tersebut. Bahkan beberapa di antaranya ada yang sobek menyangkut di pohon.

Kendati begitu, tetap saja penonton begitu antusias menyaksikan festival tersebut. Terlebih buat mereka yang baru pertama kali melihatnya.

"Seneng banget akhir bisa lihat festival balon udara secara langsung di Kabupaten Wobosobo. Sebenarnya sudah dari tahun-tahun lalu ingin ke sini. Tapi baru Syawalan tahun ini kesampaian," ujar Irma yang datang dari Jabodetabek bersama beberapa rekannya.

Melihat balon-balon udara mengangkasa walau tanpa awak dan penumpang, luar biasa keren, nggak kalah sama yang ada  di luar negeri" akunya.

Menurut Irma, selepas menonton Java Traditional Balloon Festival 2019, mereka berencana berwisata ke obyek wisata lain yang ada di Kabupaten Wososobo sekaligus kulineran.

"Kami mau ke Alun-alun Kota Wobosobo terus ke beberapa obyek di kawasan Dieng. Tapi sebelumnya mau icip-icip kuliner khas Wonosobo dulu seperti Mie Ongklok, Tempe Kemul, dan Carica," terangnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Festival balon udara di Kabupaten Wonosobo selain menarik kunjungan wisatawan, meningkatkan ekonomi warga juga sekaligus melestarikan tradisi Syawalan masyarakat setempat dan mensosilisasikan keselamatan penerbangan.
2. Asyiknya menyaksikan festival balon udara di Kabupaten Wonosobo sambil kulineran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.