Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara (Sumut) dikabarkan erupsi lagi, Selasa (7/5/2019) pagi atau tepat di hari kedua Ramadhan 1440 H. Tapi tenang, masih banyak objek wisata lain di kabupaten beribukota Kabanjahe ini yang bisa Anda jelajahi.
Berdasarkan data dari KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung di https://magma.vsi.esdm.go.id/ pukul 07:48 WIB, erupsi gunung berketinggian 2460 Meter diatas permukaan laut (Mdpl) ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi ± 42 menit 49 detik.
Tinggi kolom abunya teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 4.460 Mdpl). Kolom abu tersebut berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Tenggara.
Akibat erupsi ini Gunung Sinabung berada pada Status Level IV (Awas) dengan 2 rekomendasi, pertama masyarakat/pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 Km untuk sektor Utara - Barat, 4 Km untuk sektor Selatan - Barat, dan dalam jarak 7 Km untuk sektor Selatan - Tenggara, didalam jarak 6 Km untuk sektor Tenggara - Timur serta didalam jarak 4 Km untuk sektor Utara -Timur.
Kedua, masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar mewaspadai potensi banjir lahar terutama pada saat terjadi hujan lebat.
Akibat Sinabung erupsi lagi untuk kesekian kalinya ini, jelas Anda tidak bisa menikmati pesonanya dari dekat, apalagi mendakinya sampai puncak.
Sebagai gantinya, Anda bisa menjelajahi sejumlah objek wisata lainnya yang ada di kabupaten yang berjarak 77 KM dari Medan, ibukota provinsi Sumut ini.
Kalau Anda tetap ingin mendaki gunung di kabupaten berhawa sejuk ini, coba saja daki Gunung Sibayak yang berketinggian 2.094 Mdpl.
Ada tiga jalur umum yang biasa digunakan pendaki untuk mencapai puncak Gunung Sibayak, yakni Jalur Sibayak I dari Desa Raja Berneh yang berjarak 15 Km dari Kota Berastagi. Jalur ini melewati Pemandian Air Panas Lau Sidebuk-debuk.
Kedua, Jalur Sibayak II dari Desa Jaranguda, sekitar 3 Km dari Kota Berastagi. Dan ketiga, Jalur 54 dari kawasan tongkoh atau bakaran jagung di Jalan Raya Medan-Brastagi.
Jalur yang paling mudah adalah jalur Sibayak II. Untuk sampai ke Desa Jaranguda, dari Terminal Ampla, Medan naik bis jurusan Berastagi sekitar 2,5 jam. Dari Brastagi lalu berjalan kaki selama 35 menit ke Desa Jaranguda.
Lalu dari desa yang tersedia penginapan dan warung makan di sebelah kanan jalan ini, perjalanan dilanjutkan ke gerbang awal pendakian dengan berjalan kaki lewati jalan setapak sekitar 10 menit.
Selanjutnya dari gerbang awal pendakian berjalan sekitar 2 jam ke Pertamina lewati beraspal dan tangga beton. Setelah dari Pertamina, perjalanan dilanjutkan sampai ke bibir kawah bertelaga selama 30 menit.
Di bibir kawah biasa digunakan sebagai tempat mendirikan tenda untuk bermalam.
Kalau melanjutkan perjalanan ke puncak tapal kuda, butuh sekitar sekitar 30 menit lagi. Namun medannya terjal berbatu mirip perjalanan ke puncak Gunung Merapi di Jawa Tengah.
Di puncaknya, Anda bisa melihat panorama menawan berupa suasana Kota Medan dan juga Gunung Sinabung di kejauhan.
Kalau ingin mendaki yang ringan, Anda bisa sambangi Gundaling, yakni bukit yanh ditumbuhi pohon kayu dan bermacam tanaman bunga yang sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda.
Bukit yang berada di Kecamatan Berastagi dan Merdeka tersebut cuma berjarak sekitar 2 Km dari Kota Berastagi dengan menggunakan bus ukuran kecil dan besar.
Setibanya di puncak bukit ini, Anda dapat melihat pemandangan Kota Brastagi secara keseluruhan, Gunung Sibayak, dan Gunung Sinabung.
Kata Riansyah, warga Berastagi, dari puncak Gundaling saat ini banyak wisatawan yang menantikan pemandangan erupsi Gunung Sinabung.
Kalau enggan mendaki lantaran sedang berpuasa wajib Ramadhan, cari alternatif aktivitas wisata yang santai-santai saja, antara lain berendam dan bersauna alam di Pemandian Air Panas Lau Sidebuk-debuk.
Pemandian air panas ini mata airnya bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang. Banyak yang meyakini airnya berkhasiat mengobati penyakit gatal-gatal.
Jarak dari Kota Berastagi ke air panas ini sekitar 10 Km dan dapat dijangkau dengan menggunakan bus ukuran besar.
Kalau Anda suka wisata budaya, bisa ke Desa Budaya Lingga. Di desa ini terdapat bangunan rumah Tradisional Karo berusia 250 tahun yang dikenal dengan nama Rumah Siwaluh Jabu dan dihuni oleh 8 kepala keluarga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai dan tenteram.
Keunikan rumah tradisionil ini, bahan bangunannya dari kayu bulat, papan, bambu, dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan tenaga arsitektur masa lalu.
Jarak dari Kota Berastagi ke Rumah Siwaluh Jabu sekitar 15 Km, yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum dan juga bus wisata.
Pilihan lainnya ke Tahura (Taman Hutan Raya Bukit Barisan) yang berjarak sekitar 5 Km dari Kota Berastagi.
Sesuai namanya Tahura merupakan kawasan hutan seluas lebih kurang 7 Ha yang ditumbuhi berbagai jenis kayu–kayuan hutan tropis berusia di atas 60 tahun.
Menariknya lagi di dalamnya berkembang berbagai spesies kupu-kupu langka.
Di objek wisata ini dipelihara gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai transportasi wisatawan untuk mengelilingi hutan.
Mau menikmati ragam peaona kawasan Danau Toba yang masuk wilayah Karo, Anda bisa mengunjungi Tongging untuk bersantai.
Tongging terletak di sebelah ujung Utara Danau Toba dengan pemandangan yang sangat indah.
Keunikan Tongging berada di tengah-tengah daerah yang didiami tiga Suku Batak Toba, Pakpak, dan Karo yang bercampurbaur dan menggunakan bahasa lokal dengan menggunakan bahasa dari ketiga suku tersebut.
Untuk mencapainya, Anda akan melewati jalan yang curam dan berliku-liku dari Merek. Dari sebelah kanan jalan ini, Anda akan disuguhi pesona menawam Air Terjun Sipiso-piso.
Air terjun tersebut berada di perbukitan dengan ketinggian sekitar 800 Mdpl dan dikelilingi oleh hutan pinus.
Pengelolaan wisata alam air terjun ini dipegang oleh Pemda Kabupaten Karo.
Keistimewaan air terjun ini salah satu air terjun tertinggi di Indonesia dengan ketinggian sekitar 120 meter.
Sebelum Anda melihat air terjun ini dari dekat, TravelPlus Indonesia sarankan menyambangi gardu pandang terlebih dulu yang berada di puncak bukit. Anda akan disuguhkan hamparan keindahan Tanah Karo.
Dari gardu pandang ini juga, Anda dapat menikmati keindahan Pulau Samosir, pulau yang berada di tengah Danau Toba.
Setelah puas menikmati pesonanya dari jauh, Anda lanjutkan perjalanan menuruni undakan atau anak tangga dasar air terjun ini. Anda hanya perlu waktu sekitar 1 jam untuk mencapai dasar air terjun ini.
Biar tak mudah lelah, di perjalanan, Anda bisa sambil selfie & wefie berlatar keindahan alam Danau Toba.
Kalau Anda memilih bermalam di kawasan Danau Toba masih di Tanah Karo, antara lain bisa di Taman Simalem Resort yang terletak di Jl. Km 9 Sidikalang, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
Keistimewaan bermalam di Taman Simalem Resort, Anda bukan hanya disuguhi panorama Danau Toba secara eksklusif, pun bisa menikmati fasilitas taman bunga mengagumkan hingga kebun buah serta hutan pinus yang menawan.
Oiya, Taman Simalem Resort dapat Anda jangkau dalam 4 jam berkendara mobil dari Bandara Internasional Kualanamu.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. @thomasgintingsoeka, @dinaspariwisatakaro & becasiantar
Captions:
1. Gunung Sinabung dikejauhan.
2. Gunung Sibayak.
3. Pemandangan Tongging.
4. Air Terjun Sipiso-piso.
5. Taman Semalem Resort yang menghadap Danau Toba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.