Kamis, 09 Mei 2019

Ini Kiat Nyaman Berwisata Saat Puasa di Destinasi Mayoritas Non Muslim

Berada di destinasi wisata yang penduduknya mayoritas muslim saat Ramadhan selama beberapa hari, sepertinya bukan soal. Tapi bagaimana kalau sebaliknya, di destinasi yang dominan warganya non muslim dan bukan kota besar pula?

Pantauan TravelPlus Indonesia, ada sederet destinasi wisata di negeri ini yang penduduknya mayoritas non muslim.

Contohnya Bali, kawasan Danau Toba dan Nias di Sumatera Utara, Mentawai di Sumatera Barat, Toraja di Sulawesi Selatan, Manado dan Tomohon di Sulawesi Utara, sejumlah pemukiman Dayak di Kalimantan, serta beberapa destinasi di NTT dan Papua.

Kalau Anda muslim taat dan kebetulan mendapat tugas kerja, ada bisnis atau mungkin memang berniat berwisata selama beberapa hari di destinasi-destinasi tersebut saat bulan puasa Ramadhan seperti sekarang ini, sepertinya perlu kiat tersendiri agar berjalan lancar dan nyaman, terlebih untuk urusan menginap, buka puasa, sahur, shalat wajib 5 waktu, dan shalat tarawih.

Berdasarkan pengalaman meliput even sekaligus menjelajahi objek-objek wisata di destinasi-destinasi tersebut di atas ketika Bulan Suci, berikut ini TravelPlus Indonesia sajikan kiatnya.

Langkah awal, cari informasi sebanyak mungkin tentang destinasi wisata yang akan Anda kunjungi lewat google, media online/travel blog, terutama keberadaan hotel berkonsep syariah, rumah makan muslim/halal, dan masjid/musholla-nya.


Jika di destinasi tersebut ada hotel berkonsep dan bersertifikat syariah serta lokasinya dekat dengan masjid, apalagi punya musholla bahkan masjid sendiri, wow itu sempurna. Karena itu segera pesan kamar di hotel itu via online/telp supaya tidak kehabisan.

Kenapa harus hotel berkonsep syariah? Pertama, sudah jelas hotel tersebut akan ramah dengan tamu/wisatawan/pengunjung muslim (muslim friendly).

Ramah disini maksudnya fasilitas untuk tamu muslim diutamakan, misalnya di setiap kamar bukan hanya ada petunjuk arah kiblat yang jelas, juga disediakan sarung/mukena/sajadah/peci bahkan Kitab Suci Al-Quran.

Kedua, lantaran sudah berkonsep syariah, berarti makanan yang disajikan sudah pasti halal, baik bahan maupun proses memasaknya.

Ketiga, saat Ramadhan selain menyediakan makanan, minuman, dan takjil berbuka puasa, hotel berkonsep syariah itu pun menyiapkan aneka menu untuk sahur.

Selanjutnya, jika tidak ada hotel berkonsep syariah, ya mau apa lagi cari hotel/penginapan non syariah/biasa lainnya yang menyajikan menu buka puasa dan sahur secara halal.

Kalau tidak menyajikan keduanya, atau sebenarnya menyediakan tapi Anda tidak yakin proses memasaknya, sebaiknya Anda cari rumah makan muslim di destinasi tersebut untuk buka dan sahur.

Jika tidak ada rumah makan muslim, tak ada pilihan selain Anda bawa sendiri bekal logistik praktis sendiri dari rumah atau beli di pasar tradisional/mini market terdekat seperti kurma, mie, roti, madu, susu, aneka buah, air mineral, soft drink, dan lainnya.

Kalau tetap ingin makan nasi, Anda bisa bawa rice coocker mini dan tentu saja beras. Kalau ingin seduh mie dan minum teh manis, ya bawa pemanas air berserta teh celup dan pemanisnya.

Jangan lupa bawa stop kontak/steker/colokan listrik yang bisa bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti mengecas HP/kamera/laptop, memasak, dll.

Cek juga jadwal imsyakiah (adzan Maghrib dan waktu Imsyak) sesuai waktu di destinasi wisata tersebut. Jam Anda harus diubah ke jam di destinasi tersebut jika memang ada perbedaan dratis.

Pastikan pula arah kiblat Anda benar saat shalat wajib di kamar, bisa cek di aplikasi HP.

Oiya bawa serta perlengkapan shalat sendiri.

Untuk urusan tarawih, Anda bisa naik angkutan lokal/ojek online (ojol) ke masjid/mushola.

Jika terlalu jauh, dan tidak ada ojol Anda masih tetap bisa menunaikannya di kamar hotel.

Selamat bertugas, berbisnis, dan atau berwisata di destinasi wisata mayoritas non muslim dengan nyaman saat berpuasa Ramadhan.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Salah satu rumah makan muslim di Samosir, di tengah Danau Toba yang penduduknya mayoritas non muslim.
2. Masjid An-Nur di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua yang penduduknya mayoritas non muslim.
3. Rumah makan khas Minang di Dolok Sanggul, Ibukota Kabupaten Humbahas, masih kawasan Danau Toba yang juga warganya dominan non muslim.
4. Fasiltas musholla di Hotel The Rhadana Kuta yang berkonsep syariah di Bali. (dok.the rhadana kuta)
5. Kurma, makanan sahur terbaik dalam ajaran Islam.
6. Masjid Agung Babussalam di Timika, Ibukota Kabupaten Mimika, Papua yang masyarakatnya juga mayoritas non muslim.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.