Kamis, 16 Mei 2019

BPNB se-Indonesia Kumpul di Toraja Utara, Tiga Hal Ini yang Dibahas

Seluruh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) se-Indonesia kembali berkumpul. Kali ini dalam acara bertajuk "Sinkronisasi Kegiatan BPNB se-Indonesia" di Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel), selama 4 hari, tanggal 16-19 Mei 2019.

Acara Sinkronisasi Kegiatan BPNB se-Indonesia dengan pelaksananya BPNB Sulsel dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Setditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Dra. Sri Hartini.M.Si. di Toraja Heritage Hotel, Rantepao, Torut.

"Acara yang diikuti 11 kepala dan atau perwakilan dari BPNB seluruh Indonesia ini membahas Rencana Program 2020," terang Kepala BPNB Aceh Irini Dewi Wanti yang turut hadir kepada TravelPlus Indonesia lewat pesan WA, Kamis (16/5/2019) malam.

Menurut Irini ada beberapa catatan penting yang diutarakan Setditjen Kebudayaan, Kemdikbud dalam kata sambutannya.

Pertama, soal pembahasan BPNB se-Indonesia ini merupakan tumpuan dari implementasi UU No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, dimana core kegiatan semua harus mengacu kepada 10 OPK (Objek Pemajuan Kebudayaan).

Kedua, program dan kegiatan BPNB dan seluruh program Kebudayaan belum menjadi investasi. Oleh karena itu ke depan diharapkan semua programnya harus menunjukkan dampak.

Ketiga, desa juga sebaiknya dijadikan ujung tombak pemajuan kebudayaan.

Kata Irini, selain membahas Rencana Program 2020, sampai dua hari ke depan acara "Sinkronisasi Kegiatan BPNB se-Indonesia" ini juga akan membahas Rencana Kerja dan Anggaran tiap-tiap BPNB.

"Dua pembahasan tersebut akan didampingi oleh tim perencanaan Setditjen Kebudayaan agar terjadi sinkronisasi mulai dari Rentra Kementerian dan Ditjen Kebudayaan," terangnya.

Tujuan lain dari pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran tiap-tiap BPNB itu, lanjut Irini, juga untuk menghindari terjadinya program timpang tindih antara Satker Pusat atau Direktorat-Direktorat dengan UPT.

Itu bukan berarti tahun depan ada pengurangan jumlah kegiatan atau program. "Tidak ada pengurangan di masing-masing BPNB, hanya disesuaikan programnya," terangnya.

Kata Irini, masing-masing jumlah kegiatan setiap BPNB itu per tahunnya beda-beda. "Kalau BPNB Aceh ada 16 kegiatan selama setahun," pungkasnya.

Sebelumnya BPNB se-Indonesia juga pernah berkumpul dalam acara Gebyar Budaya 2019 yang digelar BPNB Aceh di Kabupaten Samosir, Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Sumatera Utara, 23-26 April 2019.

Sekilas THH
Toraja Heritage Hotel (THH) yang menjadi venue sekaligus tempat menginap seluruh peserta "Sinkronisasi Kegiatan BPNB se-Indonesia", sebagaimana dijelaskan di website-nya toraja-heritage.com, merupakan hotel bintang 4 pertama di Toraja yang berada di Rantepao, Kabupaten Torut.

Hotel dengan 134 kamar dan suite ini beralamat di Jl. Ke'te' Kesu', Karassik, Rantepao, persisnya di atas perbukitan berketinggian 700 meter (2.300 kaki) dengan pemandangan alam yang indah dan berudara sejuk.

Keunikan hotel ini, arsitekturnya berbentuk rumah klan Toraja tradisional dengan atap besar berbentuk seperti haluan kapal.

Sebagai tambahan informasi, selain sejumlah hotel dan rumah makan, di Rantepao yang merupakan Ibukota Kabupaten Torut juga terdapat masjid besar bernama Masjid Agung Rantepao.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.irini & bpnb aceh

Captions:
1. Setditjen Kebudayaan, Kemdikbud Dra. Sri Hartini.M.Si. membuka acara "Sinkronisasi Kegiatan BPNB se-Indonesia" di Toraja Utara, Sulsel, Kamis (16/5/2019).
2. Beberapa kepala/perwakilan BPNB dari seluruh Indonesia yang menjadi peserta "Sinkronisasi Kegiatan BPNB se-Indonesia".
3. Kepala BPNB Aceh Irini Dewi Wanti di depan Toraja Heritage Hotel (THH) yang menjadi venue "Sinkronisasi Kegiatan BPNB se-Indonesia".
4. Plang Toraja Heritage Hotel (THH), hotel bintang 4 pertama di Toraja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.