Festival Legu Gam (FLG) yang digelar Kesultanan Ternate di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) tahun ini sudah dimulai, ditandai dengan pawai obor "Gam Ma Cahaya" yang dilakukan pada Jumat (29/3/2019) malam atau sehari sebelum acara pembukaan dimulai.
Obor yang dinyalakan itu menjadi simbol penerang yang diberikan oleh Sultan kepada rakyat Ternate.
Setiap tahun pada acara pawai obor tersebut, biasanya Sri Sultan menyalakan obor pertama dan kemudian obor tersebut akan dibawa berkeliling Kota Ternate oleh para abdi.
Ratusan orang turut serta dalam pawai tersebut. Sebelum berangkat mereka didoakan agar memiliki kekuatan berjalan kaki mengelilingi Kota Ternate.
Di akun Instagram (IG) @legugam dijelaskan kalau Pawai Obor Gam ma Cahaya merupakan salah satu ritual yang rutin dilaksanakan dalam FLG, termasuk FLG 2019 yang dilaksanakan pada pukul 20.00 WIT.
Adapun rute pawainya dimulai dari halaman Kedaton Kesultanan Ternate, kemudian mengelilingi Kota Ternate semalam suntuk sampai tiba di Kedaton Kesultanan Ternate lagi.
"Ritual Pawai Obor Gam ma Cahaya yang berlangsung malam tadi berlangsung dengan khidmat," tulis akun tersebut.
Pelepasan Pawai Obor dilakukan Ketua Panitia FLG 2019 Hidayat Mudjafar Sjah bersama dengan Ketua Dewan Penasehat Legu Gam 2019 Lukas Arry Dwiko Utomo (mantan Wakapolda Malut) dan Sekretaris Daerah Kota Ternate M. Tauhid Soleman di halaman Kedaton Kesultanan Ternate.
Seusai pelepasan Ritual Pawai Obor dilanjutkan dengan jamuan makan malam bersama dengan para pendukung dan sponsor FLG 2019 di Pendopo Kedaton Kesultanan Ternate.
Acara jamuan makan malam tersebut dihadiri juga oleh unsur Forkompimda Provinsi Malut dan Kota Ternate, Sekda Kota Ternate, Komandan Kodim/Korem/Lanal, Kadispar Kota Ternate, dan tamu undangan VVIP lainnya.
FLG 2019 yang berlangsung hingga tanggal 13 April ini juga diramaikan dengan suguhan seni budaya di Panggung Utama Sunyie Lamo Kesultanan Ternate, beragam atraksi permainan anak-anak, Ritual Kololi Kie Mote Ngolo atau mengelilingi Pulau Ternate melalui laut, dan Ritual Fere Kie atau naik ke gunung yang dapat diikuti wisatawan, serta tentunya pameran (expo).
Hidayat Mudjafar Sjah seperti dikutip AntaraMaluku mengatakan FLG tidak saja menjadi ajang memperkenalkan budaya dan pariwisata melainkan juga mendorong tumbuhnya usaha ekonomi kreatif.
Kata dia, panitia FLG selalu memberi kesempatan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif antara lain kuliner, pakaian, alas kaki, kerajinan tangan seperti olahan pala, kerajinan batik dan lainnya untuk ambil bagian dalam penyelenggaraan FLG itu dengan harapan bisa memberi kontribusi pendapatan kepada masyarakat sekaligus mendorong peningkatan aktivitas ekonomi di Ternate khususnya.
Tahun ini FLG mengusung keistimewaan lambang Kesultanan Ternate yaitu Goheba Madopolo Romdidi atau burung berkepala dua.
Lambang yang mirip dengan lambang negara-negara Eropa di masa lalu itu menunjukkan kedaulatan kesultanan yang sejak lama menjalin hubungan dagang dengan negara-negara Eropa.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @legugam
Captions:
1. Peserta Pawai Obor "Gam Ma Cahaya" yang dilakukan pada Sabtu (29/3) malam atau sehari sebelum acara pembukaan Festival Legu Gam (FLG) 2019 dimulai.
2. Ketua Panitia FLG 2019 Hidayat Mudjafar Sjah melepas peserta Pawai Obor di Kedaton Kesultanan Ternate.
3. Suguhan seni budaya FLG 2019 di Panggung Utama Sunyie Lamo Kesultanan Ternate.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.