Menyusuri pantai terlebih di kawasan liar selama berhari-hari, jelas berbeda jika dibanding dengan mendaki gunung. Baik tekniknya maupun atmosfirnya
Kendati pelakunya pernah atau sering menjelajah hutan dan mendaki gunung, mungkin akan mengalami kesulitan ketika pertama kali melakukan susur pantai dalam kategori sulit atau petualangan.
Kenapa? Karena biasanya si penelusurnya merasa sudah yakin dengan stamina dari hasil pengalaman mendaki atau kegiatan lain dan malas membekali diri dengan persiapan sesuai karakteristik medan pantai.
Akibatnya, staminanya sulit beraklimasi. Mereka tidak menyadari, kondisi pantai berbeda dengan pegunungan, baik medan maupun cuacanya.
Mungkin dari segi stamina, terutama fisik mereka yang punya pengalaman mendaki gunung lebih mendukung dibanding dengan pemula yang baru berkecimpung di bidang petualangan.
Namun dari segi mental tetap saja akan tercecer, seperti emosi cepat naik karena keletihan, kehilangan kesabaran kemudian putus asa, dan sukar menikmati perjalanan.
Jadi kendati sudah memiliki pengalaman di bidang lintas alam lain, tetap perlu persiapan tersendiri dalam melakukan susur pantai berkategori petualangan, bukan tamasya pantai.
Susur pantai bisa dikategorikan sebagai salah satu kegiatan alam berunsur petualangan, karena biasanya dilakukan di pantai-pantai asri/liar seperti taman nasional yang kondisinya cukup menantang dan membutuhkan teknik khusus untuk mengatasinya.
Dikategorikan petualangan, jika susur pantai yang dilakukan jaraknya lebih dari 10 Km dengan medan yang variatif seperti dihiasi hutan bakau, tebing karang, pantai berpasir lunak, dan beberapa muara yang masih perawan hingga memerlukan cara tersendiri untuk menyeberangi.
Sementara tamasya pantai dilakukan di pantai yang medannya ringan, berjarak pendek, dan tidak variatif.
Selama melakukan susur pantai, penelusurnya dapat sekaligus melakukan wisata lintas desa atau sosialisasi pedesaan pantai.
Dengan catatan jika lintasan medan yang dilalui terdapat perkampungan atau desa pantai yang memiliki sesuatu yang khas, baik itu budaya, tradisi maupun tata cara kehidupannya.
Nilai petualangan dalam susur pantai dapat diukur dari jarak tempuhnya. Panjang-pendek jarak pantai yang ditelusuri menentukan tingkat kesulitannya.
Jika jarak tempuhnya 10-20 Km terbilang mudah. Kalau antara 21-30 Km termasuk sedang. Dan yang termasuk golongan sulit jika berjarak di atas 31 Km.
Di samping jarak, faktor lain yang bisa dijadikan patokan adalah variasi medannya. Semakin bervariasi dan banyak rintangan sulit yang harus dilalui, otomatis semakin tinggi kadar petualangannya, dan sebaliknya.
Namun patokan terakhir itu sangat relatif, tergantung kondisi stamina dan jam terbang masing-masing penelusur.
Perlu diingat bahwa dalam kegiatan ini, kesabaran penelusur benar-benar diuji, terlebih saat melintasi medan panjang berpasir lunak.
Boleh dibilang sebanyak 50% tingkat keberhasilannya tergantung pada persiapan yang dilakukan. Sisanya berdasarkan kemampuan untuk menerapkannya di medan, termasuk penguasaan emosi.
Berdasarkan pengalaman penulis bersusur pantai di sejumlah taman nasional di Tanah Air ini, rintangan yang umumnya ditemui dalam susur pantai adalah sengatan matahari.
Solusinya, jalan sepagi mungkin, lalu istirahat saat matahari di atas kepala, bisa sambil masak, makan, sholat, dan lainnya. Kemudian melanjutkan perjalanan jelang sore.
Gunakan lotion anti sinar matahari (sunblok) untuk mengurangi sengatan matahari. Tak ketinggalan, bawalah air mineral yang cukup, untuk menghindari dehidrasi.
Kenakan topi untuk menutupi kepala atau bahkan payung lapangan agar tak terlalu tersengat terik matahari pantai.
Dalam susur pantai kategori sulit, bakal menemui beberapa muara perawan yang belum ada jembatannya. Tak ada pilihan lain selain menyeberangi langsung.
Teknik penelusuran basah diperlukan disini. Tentu harus ada tali karmantel dan webbing yang kuat.
Anggota tim yang pandai berenang harus membawa tali itu untuk mengikatnya di pohon yang kuat di seberang.
Pilihan lain, tanpa tali asal menunggu saat surut. Tapi sebelum menyeberanginya sebaiknya teliti dulu apakah muaranya aman, tidak dihuni satwa predator seperti buaya dan lainnya. Jika aman, seberangi secara beriringan.
Saat melintasi medan pasir lunak, pilihlah pasir yang agak keras agar kaki tak terlalu terbenam. Medan ini bakal menguras fisik jika terlalu panjang.
Jangan terlalu mendekati ombak karena dikhawatirkan tersapu lalu terseret ombak terlebih di pantai lepas.
Untuk menghindari kejenuhan melewati pantai yang panjang, bisa dengan cara menginap di shelter, rumah penduduk ataupun tenda.
Isi perjalanan dengan beragam kegiatan, saat berjalan misalnya bisa sambil memotret, memasuki hutan pantai, bersampan di muara, atau menelusuri gua jika memang ada, dan lainnya.
Saat nge-camp, bisa sambil memancing, berenang, membuat api unggun, membakar ikan hasil mancing, dan lainnya. Atau bisa juga sharing pengalaman berpetualang, menulis artikel petualangan, memotret, dan taddabur alam, dan lainnya.
Lokasi susur pantai di negeri ini amat melimpah, dari Aceh pasca tsunami 2004 silam hingga Papua terhampar bentangan pantai yang masih asri dan perawan.
Contoh lokasi susur pantai yang menarik ada di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten khususnya di jalur Taman Lame-Karang Ranjang-Cibunar (tahap 1), lanjut Cibunar-Shangyangsirah-Cidaon (tahap 2) kemudian menyeberang Pulau Peucang atau nge-camp di Cidaon-Sumur (tahap 3). Totalnya bisa ditempuh minimal 10 hari.
Pilihan lainnya di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung dan Bengkulu, tepatnya di jalur Tampang-Belimbing atau Tambling, yang butuh waktu sekitar 4 hari pergi pulang, dan juga di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur minimal 5 hari penelusuran.
Masih banyak lokasi lain di luar taman nasional.
Kesimpulannya, susur pantai tetap memerlukan persiapan fisik, mental, dan kelengkapan perlengkapan perjalanan, bukan hanya semangat dan hasrat berlebihan. Bila semua itu dilakukan, pasti target yang dirancang akan tercapai dan berhasil mengatasi setiap rintangan sesulit apapun, di medan pantai sepanjang apapun.
Selamat berpetualang susur pantai di Tanah Air.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Susur pantai petualangan jangan anggap remeh, butuh teknik khusus.
2. Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, salah satu lokasi susur pantari kategori petualangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.