Kamis, 30 Maret 2017

Seats Capacity Masih Minus, Regulasi Penerbangan Harus Dipermudah Lagi

Konektivitas udara menjadi salah satu kelemahan pariwisata Indonesia. Untuk memenangkan persaingan global kelemahan ini harus segera diperbaiki dan ditingkatan kualitasnya karena sekitar 90% kedatangan wisman ke Indonesia via udara.

Seats capacity masih minus tahun ini, regulasi penerbangan harus dipermudah lagi,” ungkap Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata I Tahun 2017 di Ballroom Flores, Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (30/3).

Ketersediaan seat yang memadai untuk mendukung target 15 juta wisman tahun ini dan akan meningkat menjadi 20 juta pada 2019, lanjut Arief merupakan persoalan yang harus segera dipecahkan dengan melibatkan semua elemen (pentahelix) pariwisata.

Dalam aplikasinya connectivity diperlukan sinergi antarkementerian dan lembaga, agar program 20 juta 2019 yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo bisa tercapai dengan mulus. “Connectivity ini juga menyangkut sarana perhubungan darat dan laut,” tambahnya.

Arief menghimbau para pelaku bisnis industri penerbangan, terutama BUMN bisa bersinergi dengan beberapa pihak terkait, untuk mendatangkan lebih banyak wisman. "Potensi pariwisata kita sangat luar biasa. Tapi kita lemah di air connectivity. Kuncinya cuma satu, ada di de-regulasi," ungkapnya.

Kata Arief lagi, soal regulasi, Indonesia harus bercermin pada Jepang, sebab negara samurai itu sukses meningkat jumlah wisman 2 kali lipat dalam rentang 2 tahun lantaran mengubah regulasi penerbangannya, padahal potensi pariwisata Jepang tak sekaya Indonesia.

De-regulasi yang diterapkan Jepang terhadap industry airlines dan bandara-bandaranya membuat wismannya meningkat pesat hanya dalam waktu dua tahun. "Turis asing yang ke Jepang naik hampir 60% karena de-regulasi. Awalya turis asing yang ke Jepang hanya 10 Juta orang pada 2013, lalu meningkat dratis sampai 20 juta orang pada 2015” terangnya.

De-regulasi lainnya yang diterapkan Jepang dengan memperbanyak pesawat Low Cost Carrier, pemberian fasilitas visa bagi wisatawan, dan pengturan nilai mata uangnya, Yen. “Jadi key success factor Jepang dapat mencapai realisasi jumlah wismannya sampai dua kali lipat dalam dua tahun, adalah terintegrasinya pengeloaan LITT dalam satu komando,” ungkapnya.

Selain de-regulasi, lanjut Arief, pengelola bandara harus memberi insentif untuk maskapai penerbangan yang membuka rute baru.

Penambahan bandara-bandara baru antara lain New Bali Airport di Bali Utara, Bandara Yogyakarta, dan Bandara Banten yang dibangun Kemenhub guna membuka aksesbilitas, itu bisa jadi solusi untuk mengurangi beban bandara-bandara yang sudah overload, seperti bandara Ngurai Rai, Denpasar, Bali Selatan.

Rakornas dibuka sekaligus sebagai keynote speech oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Rakornas Pariwisata I-2017 diikuti sekitar 500 peserta terdiri dari; menko dan menteri; panelis diskusi/workshop (dirjen, CEO, dan Kepala lembaga); kepala daerah (Pemprov/kota/kabupaten) 10 destinasi prioritas dan 14 destinasi unggulan; SKPD Kepala Daerah terkait;.Kadispar Prop/ Kota/ Kabupaten antara lain Kadispar Lampung dan Kadispar Kabupaten Raja Ampat; pejabat Internal Kemenpar (Ess.1 sd 4 , stafsus, advisor, Tim Percepatan, dan Tenaga Ahli Kemenpar); asosiasi industri pariwisata; akademisi, komunitas, VITO (Visit Indonesia Tourism Office), dan media.

Adapun tema yang diangkat "Indonesia Incorporated: for Better Tourism Connectivity."

Air connectivity menjadi isu penting yang diungkapkan Menpar Arief Yahya. Hal ini untuk mengejar target tahun 2017, dengan 15 juta wisman itu ada di air connectivity.

Kegiatan lain yang digelar adalah diskusi untuk meningkatkan konektivitas udara.

Dalam diskusi dibahas sejumlah topik menarik antara lain; upaya meningkatkan kapasitas bandara; upaya menambah airlines seat capacity dan program stimulus; serta kecukupan air service agreement dan kecepatan ijin pembukaan rute baru dengan menghadirikan para panelis antara lain; Dirjen Hubud KemenHUB, CEO AP1, CEO AP2, CEO Airnav Indonesia, CEO Garuda Indonesia, CEO Lion Air Group, CEO Air Asia Indonesia, dan CEO Sriwijaya Air.

Rakornas Pariwisata I tahun 2017 ini berlangsung 2 hari sampai 31 Maret.  Pada acara pembukaan, peserta Rakornas  dihibur penyanyi Glenn Fredly. Rencananya penutupan Rakornas ini akan dilakukan Menpar Arief Yahya, besok sore. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.