Kamis, 23 Maret 2017

Indie Travel dan Travel Agent Sama-Sama Punya Pasar, Siapa Pintar Dia Pemenang

Perkembangan tour & travel dan tour operator di Tanah Air, beberapa tahun belakangan ini amat pesat. Kehadiran Indie Travel membuat persaingan dalam meraup pasar semakin sengit. Siapa yang pintar memenuhi kebutuhan pasar, dialah yang keluar sebagai pemenang.

Dulu kedua usaha tour & travel dan tour operator boleh dibilang dikuasai oleh pengusaha kakap atau pemilik modal besar atau Travel Agent.

Namun belakangan, seiring maraknya media sosial (medsos) seperti FB, Twitter, Instagram, dan lainnya, kedua usaha itu pun ramai diminati pemilik modal terbatas, yang dikelola baik oleh beberapa orang dalam kelompok kecil maupaun perorangan atau usaha mikro kecil. Namanya kemudian dikenal dengan sebutan Indie Travel atau Tour Operator Independen.

Sebagain besar Indie Travel ini dikelola anak-anak muda yang awalnya memang suka traveling dan adventuring. Paket wisata yang ditawarkan Indie Travel lebih dominan berupa paket wisata alam berbau petualangan seperti mendaki gunung, caving, diving, rafting, snorkeling, jelajah taman nasional dll yang diminati wisatawan muda, mulai dari pelajar, mahasiswa dan orang kantoran.

Salah satu  pemilik Indie Travel di sebuah pameran yang enggan disebut namanya menjelaskan biasanya paket yang dijual Indie Travel bukan paket yang biasa dipromosikan oleh para biro perjalanan wisata pada umumnya (Travel Agent), melainkan paket wisata khusus ke tujuan wisata yang disukai oleh para profesional muda. Bahkan para Indie Travel banyak yang dapat membuatkan paket sesuai keinginan konsumen.

Kehadiran Indie Travel yang jumlahnya ratusan saat ini dengan menjual ribuan paket wisata unik dan tidak biasa, bagi sektor pariwisata Tanah Air sangat penting karena mereka mampu memobilisasi wisatawan nusantara ke tempat-tempat yang belum popular dan tidak umum.

Jika dulu persaingan penjualan paket wisata terjadi di kalangan Travel Agent besar, kini saingannya bertambah dengan hadirnya Indie Travel, bahkan persaingan antar-Indie Travel pun tak bisa dihindari karena jumlahnya semakin besar dari tahun ke tahun. Buktinya ada pameran khusus bagi para pelaku Indie Travel bertajuk Indie Travel Mart (ITM), yang sudah digelar dua kali, pertama tahun 2014 dan 2015 lalu di Jakarta.

Dalam pameran tersebut, puluhan tur operator independen menjual paket perjalanan dari seluruh daerah wisata di Indonesia, berupa aneka paket wisata unik yang jarang ada di Travel Agent besar. Bahkan banyak destinasi wisata baru yang sebelumnya tidak diketahui banyak orang, misalnya saja seperti Pulau Banyak di  Aceh Singkil, Aceh, Kepulauan Kei di Maluku Tenggara, Pahawang di Lampung, dan lainnya.

Harga paket yang ditawarkan para Indie Travel pun relatif lebih terjangkau, dari yang nilainya ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Contohnya paket ke Kepulauan Seribu di Jakarta ada yang Rp 100 ribuan dampai paket yang paling jauh ke Aceh ataupun ke Raja Ampat, Papua Barat dengan harga sekitar Rp 6 jutaan.

ITM tak bisa dipungkiri menjadi wadah bagai Indie Travel menjual paket-paket uniknya. Dan kehadiran ITM merupakan pilihan baru bagi wisatawan yang ingin mendapatkan paket-paket tersebut dalam sebuah pameran.

Berdasarkan pengamatan TravelPlus Indonesia, selama ini banyak pameran wisata yang dihelat sejumlah kota besar di Indonesia, sangat jarang yang menawarkan paket perjalanan di dalam negeri, melainkan lebih banyak menonjolkan paket-paket wisata outbound seperti ke negara-negara kawasan ASEAN, lalu Jepang, Korea, China, Hong Kong, Selandia Baru, Middle East, Australia, Eropa, dan lainnya dengan harga paket sampai puluhan juta rupiah. 

Padahal, Indonesia dengan 17 ribu pulaunya punya potensi wisata yang tidak kalah dibandingkan negara-negata tersebut, bahkan mungkin lebih baik dan lebih indah. Sampai saat ini saja sudah ada 3 ribu lokasi wisata di Indonesia yang bisa didatangi wisatawan.

Peminat tour operator independen dengan platform online, ternyata semakin tinggi karena mereka lebih mudah, cepat dan praktis dalam memesan paket-paketnya, khususnya mereka yang melakukan last minute trip.

Lalu bagaimana dengan Travel Agent besar sejak kehadiran para Indie Travel yang mendapat respon sangat baik dari pasar dalam negeri? Ternyata destinasi wisata ke luar negeri atau perjalanan outbound sendiri masih digemari oleh penduduk Indonesia.

Jumlah wisatawan outbound Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 10,6 juta di tahun 2021, artinya pertumbuhan mencapai 51% dibanding tahun 2016 yang hanya 7 juta.

Hal ini juga diyakini oleh Royanto Handaya, Chief Executive Officer PT Panorama Tours Indonesia. “Kami sangat optimis, pada tahun ini dan beberapa tahun ke depannya, lonjakan wisatawan outbond yang menggunakan Travel Agent di Indonesia akan meningkat. Mengingat tren wisatawan kali ini lebih mengutamakan kenyamanan, leisure dan pengalaman disamping harga ekonomis yang ditawarkan,” terangnya sesuai pers release yang disiarkan 22 Maret 2017.

Menurutnya cukup banyak alasan penting yang dapat membuat para wisatawan kembali menggunakan Travel Agent, antara lain lebih menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan bersanding dengan servis yang ditawarkan, yaitu memberikan kenyamanan, pengalaman lebih dan memanjakan para wisatawan layaknya tamu VIP.

Kebanyakan Travel Agent, lanjutnya, juga dipandu oleh para profesional yang dapat membantu wisatawan dalam memberikan saran dan keputusan terbaik untuk liburan impian mereka, bahkan membantu menyelesaikan masalah-masalah wisatawan saat berlibur, seperti upgrade kamar hotel, reservasi restoran favorit, memperbaiki jadwal yang mundur dari seharusnya, dsb dengan cepat dan mudah.

Tentunya, alasan-alasan tersebut saja tidak cukup, untuk mencapai kembali kejayaannya. Menurut Royanto travel agent juga diwajibkan untuk terus berinovasi dalam meningkatkan expert level mereka.

Kata dia, travel fair dapat dijadikan sebuah ajang bagi para pemain di industri tur dan travel untuk menunjukkan kepiawaiannya (expertise). “Saat ini kami terus berinovasi tidak hanya sekedar menjual destinasi wisata tetapi terus meningkatkan expert level untuk memberikan pengalaman bagi momen terbaik liburan mereka. Salah satu upaya pembuktian expert level kami adalah dengan rutin menghadirkan travel fair yang memberikan kualitas dan penawaran harga terbaik,” tambah Royanto.

Pernyataan Royanto di atas, membuktikan kalau kehadiran Indie Travel sudah mengusik sejumlah Travel Agent besar.

Berdasarkan pengamatan TravelPlus Indonesia, sebenarnya siapapun dia, entah itu Indie Travel maupun Travel Agent, yang memahami sifat dasar wisatawan, itulah yang bakal diminati pasar, sebab keduanya sudah punya pasar masing-masing.

Indikator sifat dasar wisatawan itu, antara lain selalu ingin mencari sesuatu yang baru, dengan kata lain wisatawan cenderung bosanan. Jika sudah pernah ke sebuah objek wisata, destinasi ataupun tempat yang berdaya tarik kuat, pasti ingin ke objek lain yang belum dikunjungi. Apalagi jika objek yang dikunjungi ternyata kurang menarik dan sebagainya, pasti orang itu akan berpindah ke objek lain dan mungkin tak ingin kembali lagi.


Sifat dasar wisatawan lainnya dari sisi makanan, kalau sudah mencoba kuliner satu daerah, pasti ingin mencoba kuliner khas dari daerah lainnya. Begitupun dengan penginapan (baik itu resort, hotel, villa, bungalow, dan homestay).

Melihat kondisi itulah tour & travel dan tour operator baik itu Travel Agent maupun Indie Travel harus cerdas, kreatif, dan inovatif dalam membuat paket wisata bernilai plus, terlebih jika ingin mendapatkan wisatawan/konsumen baru sekaligus mempertahankan konsumen lama.

Jadi siapa yang membuat paket-paket menarik dengan harga terjangkau, pelayanan prima, berimej positif, promosinya gencar, dan penjualannya praktis/mudah dan cepat didapatkan, dialah pemenangnya.

Tapi ternyata semua itu tidak cukup, tour & travel dan tour operator yang juga memahami sifat dasar wisatawan, memenuhi kebutuhan dan minat wisatawan yang berbeda-beda, kemudian merancang paket-paket wisata bernilai plus, dialah yang bakal jadi pemenang dan terus bertahan.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.