Selepas menggapai puncak Tambora, jangan langsung turun. Temui dan kencani Pulau Satonda. Cuma butuh waktu 30 menit untuk sampai ke Pulau Satonda dengan motor ataupun mobil. Pulau Satonda adalah pulau eksotis vulkanis seluas 4,8 km² hasil letusan Tambora tahun 1815 silam. Di dalam pulau eksotis itu terdapat danau air asin (Danau Moti To’i) seluas 0,8km².
Semula Moti To’i berair tawar layaknya danau pada umumnya. Lantaran terjadi gelombang pasang laut oleh erupsi maha dahsyat Tambora hingga air laut masuk ke dalam danau tersebut, airnya kemudian berubah asin. Menariknya danau ini selain airnya asin, semua dasar danaunya juga berkarang, dan danau ini pun mengalami pasang surut sebagaimana air laut.
Pulau Satonda kini sudah termasuk dalam kawasan Taman Nasional Tambora yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada April 2015 lalu.
Satonda, tidak hanya menyuguhkan panorama danau yang menawan pun pantai yang indah. Air pantainya bening bergradasi hijau, dan pemandangan bawah lautnya menjadi surga untuk snorkeling.
Kalau ingin menikmati pemandangan Danau Moti To’i dari atas, terdapat jalur pendakian yang memakan waktu sekitar 30 menit.
Masih di Pulau Satonda, kencani pula Pohon Batu. Dinamakan begitu karena ranting-ranting pohon itu banyak bergantungan batu yang sengaja diikat para pengunjung dengan tali dengan harapan semua cita-citanya tercapai, karena itu disebut ‘batu cita-cita’.
Di sana juga tumbuh Pohon Kalibuda yang getahnya beracun dan bisa membutakan mata. Pohon tersebut dipercaya sebagai pohon keramat dan kerap dikunjungi peziarah, karena di sebelah pohon itu ada makam keramat seseorang yang dipercayai mengalami mukso (raganya menghilang).
Usai mengencani Satonda, danau dan pohon Batu, lanjutkan ke padang rumput sangat luas yang dikenal dengan nama Savana Doro Ncanga.
Savana yang berada di Desa Calabai, Kecamatan Pekat ini, Kabupaten Dompu, dijuluki surga di kaki Tambora.
Di hamparan padang rumput dengan bebatuan vulkanis yang berserakan di atasnya ini, menawarkan pemandangan elok dengan ornamen hidup berupa sejumlah sapi, pohon akasia, dan bidara.
Di depan atau Selatan Doro Ncanga tampak pemandangan laut Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan pulau kecil lainnya, sedangkan di belakangnya atau sebelah Utara berdiri Gunung Tambora.
Di savana ini pengunjung bisa berkemah, bersepeda gunung, bermotor trail, off road, dan berlari-larian sepuasnya bak aktris dan aktor India di film Bollywood.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah menetapkan Doro Ncanga sebagai pusat pelepasliaran hewan ternak warga, terutama sapi dan kuda.
Puas mengencani Doro Ncanga yang mirip seperti di Afrika, lanjutkan ke pelukan Teluk Saleh. Perairan teluk ini terdapat beberpa pulau kecil, salah satunya Pulau Nisa Pudu (Nispud) yang berpasir putih, serta ber-sunset dan ber-sunrise menawan.
Posisi Nispud tidak jauh dari Dermaga Kempo yang terletak di Desa Soro, Kecamatan Kempo. Cuma butuh 15-20 menit penyebarangan dengan menyewa perahu boat sekitar Rp. 150.000 (daya tampung sekitar 20-an orang) pp.
Di perairan Desa Soro, setiap tahun ada acara Selamatan Laut yang diadakan oleh Pemkab Dompu. Dari Dompu ke Desa Soro sekitar 30 menit berkendara.
Nispud adalah pulau kecil tak berpenghuni. Wajar saja suasana begitu tenang dan hening. Warna air lautnya biru dan hijau, sangat cocok buat peminat snorkeling.
Bukit Matompo yang berketinggian cuma 100 meter dan menghadap langsung ke laut lepas hingga terlihat puncak Gunung Tambora ini, juga layak dikencani.
Meskipun tak tinggi, namun bukit ini menawarkan pemandangan indah berupa padang rumput hijau. Setiap sore bukit yang berada di Mbuju, Kecamatan Kilo, masih di Kabupaten Dompu ini ramai dikunjugi wisatawan domestik.
Selanjutnya kencani Mata Air Rou dan Wau yang berdampingan dengan pantai. Airnya ada yang tawar, satu lagi berair asin.
Kemudian ke Air Terjun Panca, air terjun tertinggi di Dompu yang disebut-sebut surga baru setelah Lakey Beach dan Pulau Satonda.
Satu lagi Calabai, ibukota Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, salah satu wilayah di kaki Gunung Tambora.
Tempat ini menjadi basecamp pengunjung yang ingin menjelajahi objek-objek eksotis Tambora di jalur Selatan.
Di sini terdapat banyak guest house. Calabai juga memiliki keindahan bawah laut Calabai.
Oiya kenapa bulan April? Ya karena di bulan itulah aktivitas vulkanik gunung bernama lain Tomboro ini pernah mengalami puncaknya pada tahun 1815 silam.
Setiap tahun, tepatnya bulan April ada even khusus untuk memperingati letusan dahsyat Gunung Tambora bertajuk Tambora Menyapa Dunia.
Tahun ini even tersebut akan dipusatkan di Doro Ncanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, NTB pada 12-16 April mendatang.
Travel Tips
Dompu dapat dijangkau lewat udara, laut dan darat. Kalau via udara, pengunjung bisa naik pesawat lalu landing di Bandara Sultan Salahudin di Bima. Dari bandara, butuh sekitar 1 jam berkendara menuju Dompu dengan kendaraan pribadi, atau sekitar 1,5 jam dengan Bus Bima-Dompu/pp yang dapat dicegat di depan bandara.
Via darat bisa naik bus jurusan Dompu-Mataram/pp yang berangkat pagi hari jam 08.00 dari Terminal Mandalika di Mataram dengan durasi perjalanan sekitar 12 jam.
Alternatif lain, naik bus-bus jurusan Mataram-Bima/pp yang berangkat mulai jam 7 pagi dan jam 3 sore. Bisa juga naik bis dari Jakarta dan kota lain di Jawa.
Alternatif lain, naik bus-bus jurusan Mataram-Bima/pp yang berangkat mulai jam 7 pagi dan jam 3 sore. Bisa juga naik bis dari Jakarta dan kota lain di Jawa.
Kalau via Laut, bisa naik kapal Pelni hingga ke Pelabuhan Bima, dilanjutkan dengan Bus Bima-Dompu/pp.
Kalau kesorean setibanya di Dompu, bisa bermalam di pengipanan/hotel, harganya mulai dari berkisar Rp 150 ribu-an per malam.
Soal makan tak usah cemas, hampir semua rumah makan dan resto-nya menyajikan aneka menu halal.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: geoenviron.wordpress.com, wisataalam-dompu.blogspot.co.id & sangajigroup.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.