Kamis, 11 Desember 2014

Rela Hitam Cumbui Pasir Putih

Pulau mungil itu benar-benar membuatnya lupa. Ya lupa yang disengaja. Dia lupakan masalah pribadi, kuliah bahkan asanya. Dia cuma ingin menyatu dengan sekelilingnya, cumbui pasir putihnya. Dia hanya mau lebur dengan keheningannya, nikmati biru lautnya. Tak apa kulitnya menghitam, yang penting dia bisa melupakan semua soal itu meskipun sekejap.

Adit (21) begitu nama pria muda itu. Finalis Kaka-Kandi Majene 2013 (Abang-None, kalau di Jakarta) ini tiba-tiba berubah auranya setibanya di Pulau Pasir Putih yang bersemayam di perairan Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. 

Pemilik nama lengkap M Aditya Heryanto ini nampak lebih cerah dari perjalanan sebelumnya. Perubahannya itu sebenarnya sudah terlihat sejak awal perjalanan dari Dermaga Penyeberangan Belang-belang, Desa Tonyaman.

Sewaktu berada di  'Taksi Laut', sebutan perahu motor bercadik milik penduduk setempat yang biasa digunakan untuk mengantar pengunjung ke Pulau Pasir Putih dan enam pulau lainnya yang berada di Kecamatan Binuang, Polman, dia sudah menampakkan wajah senang.

Baru sekitar 10 menit taksi laut meninggalkan dermaga kayu itu, pemilik postur 178 Cm/56 Kg ini berpindah tempat duduk dari dalam ke ujung perahu yang terbuka tanpa atap. Dia tak pedulikan terik mentari yang menghujamnya. Dia ingin lebih leluasa menikmati pemandangan laut biru berlatarbelakang deretan perbukitan Polman yang menghijau, dan memang menawan.

Taksi Laut meluncur tanpa hambatan di perairan yang tenang. Saking tenangnya, seperti bukan di laut melainkan berada di danau. Sesekali Adit mengabadikan Pulau Pasir Putih yang dari kejauhan sudah menggodanya dengan bentangan pasir putihnya.

Terkadang dia menunduk ke bawah melihat ikan-kan yang berenang di antara rumput laut dan terumbu karang di dasar laut. Setelah itu dia kembali diam sambil menatap jauh ke depan. Entah apa yang dipikirkan. Mungkin dia tengah teringat gadis pujaan hatinya atau tengah berharap ada gadis manis di pulau itu? Entahlah. Yang jelas wajahnya terlihat sumringah diterpa sinar surya.

Dari bahasa tubuh dan mimiknya, jelas sekali Juara Pertama Tommuane Towaine Sa’be Mandar ini menyukai wisata bahari. Buktinya sampai taksi laut merapat ke Pulau Pasir Putih, dia tetap betah duduk di ujungnya.

Taksi Laut yang dinahkodai Umar (55) akhirnya mencium pantai Pulau Pasir Putih. Pasalnya tak ada dermaga di sini. Untungnya pantainya tak berkarang, jadi perahu bisa langsung berlabuh di pantainya yang berpasir putih dan lembut.

Setibanya di pulau berluas hanya 4 hektar ini, Adit langsung menuju gundukan pasir putih di depan pulau. Gundukan pasir putih halus itu benar-benar menggodanya. Adit duduk di pasir lembut itu. Dia lepaskan kedua sepatu, telapak kakinya merasakan kelembutan pasir itu.

Tatapannya mengarah ke laut lepas yang biru. Sengatan matahari tak dia hiraukan. Dia diam dalam tenang, seakan tengah mencumbui pasir putih itu.

Puas bersantai di pasir itu, mahasiswa jurusan Teknik Sipil di Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) ini melangkah menuju bale bambu di tepian pulau, tepat di bawah pohon yang cukup rindang.

Langkahnya seperti berat menjauhi gundukan pasir itu. Tapi jenuh sudah mulai menderanya. Dia ingin mencari kesibukan lain.

Andai saja ada penyewaan snorkeling, pasti sudah disewanya untuk ber-snorkeling di perairan sekitar pulau ini. Inilah kekurangan pulau ini, semestinya ada penyewaan perlengkapan snorkeling dan water sports lainnya agar pengunjung yang datang bisa melakukan banyak pilihan beraktivitas. Akhirnya Adit memilih mencari rumah kerang yang bertaburan di pantai.

Pesona Pulau Pasir Putih memang bukan hanya pantainya yang berpasir putih, tapi juga perairan sekitarnya yang memiliki aneka terumbu karang dengan beragam ikan hias termasuk ikan langka. Jadi amat cocok buat ber-snorkeling, diving, dan fishing.

Sayangnya tidak ada perlengkapan untuk melakukan ketiga aktivitas bahari itu. Kelebihan lainnya, di pulau yang jauh dari kebisingan ini, pengunjung dapat menyaksikan pesona matahari terbit dan tenggelam.

Pulau bernama lain Gusung Toraja ini, konon dulunya pernah dihuni sejumlah raja-raja, sehingga namanya terkenal dengan Pulau Gusung Toraja yang artinya pulau yang dihuni para bangsawan.

Pulau tak berpenghuni ini belakangan menjadi salah satu tempat pilihan berlibur bagi keluarga dan anak-anak sekolah pada akhir pekan dan masa liburan. Keluarga atau kelompok orang yang datang ke pulau ini membawa bekal sendiri untuk santap siang di pulau ini. Maklum di pulau ini tidak ada warung makan.

Biasanya bekal yang dibawa antara lain nasi dan ikan bakar Lai-Lai, salah satu ikan khas yang hanya dijumpai di perairan Polman.

Pulau ini lokasinya cukup dekat dari Desa Tonyaman, hanya butuh waktu sekitar 30 menit dengan Taksi Laut berkapasitas 10 orang dari dermaga di desa tersebut.

Di sepanjang perjalanan menuju pulau ini, terdapat beberapa pulau kecil baik yang berpenghuni maupun yang masih kosong.

Andai saja Pemkab Polman mau mengelola Pulau Pasir Putih dengan lebih serius, tentu pengunjung yang datang akan betah dan mau datang lagi menikmati suasananya. Jika itu terjadi, pulau ini bisa menjadi tumpuan harapan wisata bahari Polman. Soalnya selain  punya daya pikat luar biasa, pulau ini pun pernah membetot perhatian turis bule.

Saat ini, di pulau ini hanya ada sebuah pondokan yang dibangun Pemkab Polman. Namun saat kami tiba di sana, pondokan itu terkunci dan tidak ada pengurusnya. Selain itu juga ada gazebo.

Merasa cukup mencumbui pasir putihnya, Adit mengajak balik ke daratan Polman. Dalam perjalanan pulang, dia kembali duduk di ujung depan perahu. Sesekali dia menoleh ke belakang, mungkin dia masih berat meninggalkan pulau itu, atau ingin mengucapkan selamat tinggal kepada gadis manis yang ada dalam bayangannya di pulau itu. “Om, kulitku belang,” katanya. “Ngga apa lagi, yang penting sudah cumbui pasir putih,” balasku.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions: 
1. Santai di gundukan pantai Pulau Pasir Putih, Polman, Sulbar.
2. Mengelilingi pantai Pulau Pasir Putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.