Selama 4 tahun pelaksanaan pengembangan desa wisata lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata, tak dipungkiri semakin banyak wisatawan yang mengenal dan berminat berkunjung ke desa wisata. Sayangnya, jumlahnya belum signifikan padahal dana yang dikucurkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mengembangkan desa wisata, tak sedikit jumlahnya.
Melihat kondisi itu, Menparekraf Mari Elka Pangestu mengatakan akan segera mengembangkan jaringan desa wisata. “Kita lagi susun, semua desa wisata yang sekarang 1.400 bisa masuk dalam jaringan desa wisata,” ujarnya di Jakarta belum lama ini.
Menurutnya jaringan desa wisata akan memungkinkan terjadinya pertukaran pengalaman dan informasi serta memberi banyak pilihan bagi wisatawan. “Tahun depan jaringan desa wisata akan ditambah sampai 1.700 desa,” tambahnya.
Disamping itu, Kemenparekraf sedang menciptakan standar penginapan atau homestay di desa wisata dan standar pemandu wisata. Dua standar tersebut dinilai akan menarik lebih banyak kunjungan wisatawan ke desa wisata. “Standar itu akan memberi rasa nyaman kepada turis dalam negeri maupun luar negeri,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta, Widi Utaminingsih mengatakan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa-desa wisata sebaiknya melakukan promosi bersama. “Cara ini jauh lebih efektif ketimbang promosi sendiri-sendiri dalam mengenalkan potensi desa wisatanya, dan menghemat biaya,” jelasnya.
Widi juga menjelaskan untuk membuat masa tinggal wisatawan lebih lama di desa wisata, maka selama menginap wisatawan harus disuguhi atraksi seni dan budaya lokal yang atraktif sekaligus memberi edukasi. “Dengan menampilkan atraksi seni budaya lokal seliin dapat memberi kenangan manis bagi wisatawan pun dapat membantu kelangsungan hidup kegiatan berkesenian di desa wisata setempat,” terangnya.
Dengan kata lain dibutuhkan kreativitas, inovasi,dan kemandirian masyarakatnya ditambah dukungan pemerintah baik daerah maupun pusat. Tak ketinggalam membuat event budaya di desa wisata tersebut.
Seperti diketahui Kemenparekraf menargetkan pengembangan 2.000 desa sebagai desa wisata melalui PNPM Mandiri Pariwisata yang ditargetkan terealisasi pada 2014.
Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kemenparekraf, Firmansyah Rahim mengatakan selama 4 tahun pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata, hingga saat ini terdapat 978 desa yang telah dikembangkan menjadi desa wisata melalui PNPM. “Melalui PNPM Mandiri Pariwisata diharapkan terjadi pemerataan pembangunan pariwisata hingga tingkat desa,” jelasnya di Jakarta baru-baru ini.
Menurutnya dengan cara ini pemberdayaan perekonomian masyarakat lewat sektor pariwisata dapat menyentuh lapisan pedesaan danlebih merata. “Bukan hanya pengusaha besar seperti hotel dan restoran saja yang menerima keuntungan, tetapi masyarakat di desa juga harus mendapatkannya, misalnya dengan membuat homestay dan kerajinan,” terangnya.
Firmansyah Rahim menyebutkan dari 978 desa yang telah dikembangkan menjadi desa wisata tercatat 45 desa diantaranya terdapat di Bali. Firmansyah Rahim pengembangan desa wisata di Bali lebih mudah dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia karena infrastruktur di Bali sangat mendukung.
Buktinya Desa Pekraman Jasri di Kecamatan Karangasem, Bali terpilih, sebagai desa wisata terbaik 2013 versi Kemenparekraf. Desa tersebut menyisihkan 138 desa wisata lain dari 29 provinsi yang dinilai. Desa wisata terbaik kedua diraih Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta. Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali mendapat predikat desa wisata terbaik ketiga.
Desa wisata yang dinilai merupakan desa yang menerima bantuan PNPM Mandiri Pariwisata. Bantuan itu diluncurkan pada 2009 dengan anggaran Rp 8,75 miliar untuk 104 desa. Desa yang menerima bantuan mengalami kenaikan 92 % pada 2010 menjadi 200 desa dengan pagu anggaran Rp 19,575 miliar. Pada 2011 naik 71 % menjadi 569 desa dengan pagu anggaran Rp 61 miliar. Pada 2012 naik 184 % menjadi 978 desa dengan pagu anggaran Rp121,45 miliar dan pada 2013 naik 0,2 % menjadi 980 desa dengan pagu anggaran Rp 123,25 miliar.
Target sampai dengan tahun 2014 direncanakan mencapai 2000 desa dengan pagu anggaran menyesuaikan kemampuan pemerintah.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.