Minggu, 10 November 2013

Dari Lampung Jangan Lupa Borong Keripik Pisang 14 Rasa

Berwisata tanpa membawa buah tangan rasanya kurang lengkap. Nah, Kalau Anda berwisata ke Lampung, jangan luma membawa pulang aneka produk ekonomi kreatifnya, salah satunya keripik pisang yang sudah me-Nasional. 

Keripik pisang Lampung menjadi berbeda dengan keripik pisang dari daerah atau kota lainnya karena selain merk-nya bermacam, pun punya belasan rasa. 

Merk keripik pisang khas Lampung ada puluhan. Yang terkenal di antaranya merk keripik pisang Mr. Monkey, Aneka Yen Yen, Aneka Kembang, Marina dan Suseno.

Sesuai namanya, keripik merk Mr. Monkey berlogo monyet lucu. Bentuk potongan keripik pisangnya kecil-kecil dan bergelombang. Rasa pisang manis dan legit. Coklatnya juga ‘coklat banget’, manis, dan wanginya menggoda. Coklatnya menempel erat di keripik pisangnya. Dijamin tak bikin tangan belepotan oleh serbuk coklatnya.

Ada 4 varian rasa keripik pisang Mr. Monkey yakni coklat, susu, kopi, dan strawberry. Satu kemasannya pisang bernetto 140 gram. Dari bentuk kemasan dan rasa coklatnya, mungkin target pasarnya anak anak.

Lain lagi dengan keripik pisang merk Aneka Yen Yen. Kemasannya masih tradisional. hanya dibungkus plastik transparan yang cukup tebal, lalu dimasukkan ke papper bag coklat. Bentuk keripik pisangnya memanjang dan dilumuri dengan serbuk coklat yang pekat manis.

Kelebihannya, keripiknya pisangnya empuk dan manisnya pas, jadi tidak sampai bikin eneg. Coklat bubuknya melimpah ruah, jadi bisa bikin belepotan. Varian rasanya ada manis, asin, coklat, susu, strawberry, melon, moka, dan keju. Kemasannya ada yang berukuran 250 gram, 500 gram, dan 1 Kg dalam kemasan box.

Sedangkan keripik pisang merek Aneka Kembang, pemiliknya masih saudara kandung dengan Aneka Yen Yen. Hanya saja Aneka Kembang berinovasi. Dari segi fisik, bentuk keripik pisangnya mirip dengan Mr. Monkey. Keripiknya dipotong melintang bergelombang, coklatnya tidak sebanyak Aneka Yen Yen. Serbuk coklatnya melekat kuat di keripiknya. Kemasan keripik pisangnya dari alumunium foil dengan netto 140 gram.

Berikutnya keripik Pisang Kepok merk Marina. Kemasannya sederhana dalam plastik yang dimasukkan dalam kantung kertas coklat sehingga oleh-oleh satu ini ringan dan mudah dibawa. Keripik pisangnya terasa kriuk. Variannya ada 8 rasa yakni asin, manis, coklat, keju, mocca, strawberry, susu, dan melon.

Satu lagi keripik pisang merk Suseno. Keripik pisangnya dikemas dalam wadah aluminium dengan logo panda. Bentuk keripik pisangnya, diiris memanjang seperti Aneka Yen Yen tetapi lebih tipis. Coklat yang menempel pada keripik pisangnya tidak melimpah ruah seperti Aneka Yen Yen, Aneka Kembang, atau Mr. Monkey.

Sepertinya keripik pisang dicelupkan kedalam larutan coklat, lantas dikeringkan. Jadi, rasa keripik pisangnya masih lebih dominan dari coklatnya. Jadi kalimat “Keripik pisang rasa coklat” yang benar adalah merk Suseno.

Keripik pisang Suseno ada dalam kemasan berukuran 125 gram dan 500 gram dalam box. Varian rasanya ada coklat caramel, coklat original, keju, asin, manis, dan kopi. Konon, Suseno adalah produk keripik pisang rasa coklat yang paling awal muncul dibanding ketiga merk lain di atas. Harga rata-rata keripik pisang kelima merk di atas Rp 12.000 per bungkusnya.

Selain lima merk tersebut, masih ada merk keripik pisang Lampung lainnya. Misalnya merk 3 Putra yang merupakan keripik pisang produksi dari Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan. Keripik pisangnya juga menggunakan Pisang Kepok dan tanpa bahan pengawet. Komposisi bahannya Pisang Kepok pilihan, minyak sayur, gula, garam, susu bubuk, bubuk perasa, vanili dan lainnya. 

Satu kemasan dengan berat 250 gram dibandrol dengan harga Rp 25.000 dalam bungkusan plastik yang dimasukkan ke dalam kemasan dus berwarna oranye bergambar lambang Siger dan dua sisir Pisang Kepok serta tulisan keripik Pisang Kepok 3 Putra. Varian rasanya ada asin, keju, susu, manis, coklat, gurih, melon, mocca, balado, dan strawberry.

Lain lagi dengan keripik pisang merk Aroma Sejati, produksi PT Andalas Mekar Sentosa dari Bandar Lampung, ibukota Provinsi Lampung. Variannya sekitar 14 rasa yakni asin, keju, susu, manis, coklat, melon, mocca, balado, strawberry, jagung bakar, coco coffee, durian, barbeque, dan pandan.

Satu bungkus plastik ukuran 250 gram dibandrol dengan harga Rp 10.000. Khusus untuk rasa keju Rp 12.000. Sementara dalam kemasan dus ukuran 300 gram dihargai Rp 30.000. Khusus untuk rasa keju Rp 35.000 per bungkusnya. Selain dalam kemasan plastik, Keripik Pisang merek Aroma Sejati juga ada dalam kemasan kaleng.

Semua produksi keripik pisang khas Lampung berlabel halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan tanda lulus uji dari LP POM berikut nomornya serta masa kadar luarsanya.

Di samping keripik pisang, Lampung masih memiliki oleh-oleh khas lain seperti kopi, kerupuk amplang, manisan, dan aneka kue kering lainnya. Namun yang paling dominan tentu saja keripik pisangnya. Sangat mudah mencari dan membeli keripik pisang Lampung.

Keripik pisang Lampung mudah ditemuin di toko-toko oleh-oleh khas Lampung antara lain  di Jalan Ikan kakap, Bandar Lampung. Pilihan lain di sejumlah hotel dan Dekranasda, serta di pelabuhan, baik di Bakauheuni maupun Merak bahkan sampai di sekitar Terminal Merak, Banten.

Produk Ekonomi Kreatif Unggulan 
Keripik pisang hingga kini masih menjadi salah satu produk ekonomi kreatif unggulan Lampung, lantaran provinsi di ujung Selatan Sumatera yang berseberangan dengan Banten ini memiliki lahan perkebunan pisang ribuan hektar. 
 
Dulu masyarakat Lampung menggunakan Pisang Raja sebagai bahan utama keripik pisang. Rasanya memang lebih manis namun pembuatannya lebih sulit lantaran proses pengeringannya lebih lama mengingat kandungan air pisang satu ini lebih banyak. 

Akhirnya masyarakat beralih ke Pisang Kepok yang kualitasnya baik namun prosesnya lebih cepat dan lebih mudah mendapatkannya dibanding Pisang Raja. 

Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Noviedi Makalam mengatakan kuliner dan kerajinan tangan Lampung seperti keripik pisang dan kain tapis merupakan produk ekonomi kreatif khas Lampung yang sudah me-Nasional.

“Orang yang berwisata ke Lampung pasti menjadikan pisang keripik dan kain tapis sebagai buah tangan”, jelasnya usai membawa rombongan wartawan Parekraf dalam kegiatan Outbound di Kalianda beberapa waktu lalu. 

Noviendi menilai kerajinan tangan Lampung harus terus dtingkatkan baik dari segi kualitas atau variannya maupun kualitasnya. “Masih banyak produk kreatif yang bisa dibuat oleh masyarakat Lampung misalnya reflika Menara Siger untuk magnet kulkas, dan sebagainya. Tentunya yang berlualitas atau sesuai standar,” imbuhnya.

Kata Noviendi, kegiatan Outbound di Lampung Selatan kali  ini selain untuk menjalin silaturahmi dengan wartawan juga sekaligus memperkenalkan obyek wisata dan aneka produk ekonomi kreatif khas Lampung seperti keripik pisang, kain tapis dan lainnya dengan harapan dipublikasikan di media masing-masing agar terekspos lebih luas. 

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.