Minggu, 27 Oktober 2013

JakMar Upaya Menjadikan Jakarta Sport Tourism Destination Dunia

Jakarta Marathon (JakMar) 2013 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merupakan langkah awal untuk menjadikan Jakarta sebagai destinasi pariwisata olahraga tingkat dunia.

“Penyelenggaraan lari marathon tingkat internasional pertama di Jakarta ini bertujuan mencitrakan Jakarta sebagai destinasi sport tourism dunia sekaligus mengangkat citra Jakarta menjadi kota berkelas dunia,” ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu usai menganugerahi juara JakMar 2013 di pelataran Silang Barat Daya, Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (27/10). 

Mari berharap JakMar kedepan dapat sepopuler ajang marathon yang sudah mendunia seperti New York Marathon, Paris Marathon, dan Berlin Marathon.

Sebanyak 10 ribu peserta mengikuti lomba lari marathon internasional pertama di Jakarta yang berhadiah total USD218.000 atau setara dengan Rp2,5 miliar Ini. Sekurangnya ada pelari dari 50 negara antara lain dari Inggris, Kenya, Ethiopia, Jepang, Australia, dan Prancis serta pelari elit dunia yang unjuk kekuatan ketahanan dan kecepatan berlari dalam JakMar 2013 ini.

Lokasi start dan finish-nya di Monas, dimulai sejak pukul 06.00 WIB dengan melintasi sejumlah rute antara lain kawasan Sudirman, Thamrin, Monas, Kota Tua, dan lokasi menarik lainnya.

Para peserta terbagi kepada kategori full marathon sebanyak 1.096 peserta, half marathon 1.600, 10 kilometer 3.396, 5 kilometer 3.654 peserta dan maratoonz (lari anak) 250 peserta.

Pada nomor full marathon 42,195 kilometer, pelari putra dan putri asal Kenya mendominasi lomba lari marathon bersertifikat grade A dengan tingkat elevasi rute 0 m/km dari induk olahraga atletik dunia International Association of Athletics Federations (IAAF) ini. 

Ketiga pelari putra Kenya menyapu bersih juara 1, 2, dan 3 yakni William Chebon Chebor dengan catatan waktu 2 jam 14 menit 30 detik, Stephen Tum (2.15.35), dan Luka Kipkemboi Chelimo (2.17.06). 

Dibagian putri pelari asal Ethiopia Mulu Seyfu (2.42.57) meraih juara pertama. Kemudian diikuti duo Kenya, Diana Sigei (2.43.39) dan Mercy Jelimo Foo (2.44.18). 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan JakMar 2013 bersama seluruh pihak terkait. “Jika hasil dari evaluasi tersebut dinilai baik, maka kegiatan Jakarta Marathon akan kembali diselenggarakan pada 2014 mendatang,” jelas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). 

Dia menilai penyelenggaraan Jakarta Marathon 2013 sampai sejauh ini berjalan baik. Oleh karena itu, Jokowi mengaku optimis kegiatan yang sama dapat digelar kembali tahun depan. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengungkapkan Jakarta Marathon harus menjadi kegiatan rutin yang digelar setiap tahun. 

Diharapkan event ini memberikan efek yang luas tidak hanya bagi pengembangan pariwisata di ibukota namun juga pada gaya hidup dan paradigma rasa memiliki kota warga Jakarta. “JakMar bukan hanya untuk menarik wisatawan ke Jakarta namun juga memfasilitasi sekaligus mendorong gaya hidup sehat warga ibukota melalui menjamurnya komunitas lari,” jelasnya. 

Dia berharap JakMar dapat masuk ke dalam kalender kegiatan lomba marathon yang diselenggarakan di kota-kota besar dunia seperti New York, Paris, dan London. 

Arie menambahkan sejumlah kegiatan seperti Jakarta Night Market, Jakarta Night Religious Festival,dan JakMar serta kegiatan rutin Car Free Day atau hari tanpa kendaraan bermotor di sepanjang Sudirman-Thamrin memberikan pengaruh pada peningkatan jumlah wisatawan serta lama tinggal mereka di Jakarta. “Para pengelola gedung dan juga hotel di sepanjang Thamrin dan Sudirman senang dengan penyelenggaraan kegiatan semacam itu karena tamu hotel bisa keluar dan membaur dalam kegiatan publik itu,” ungkapnya. 

Kendati berlangsung sukses, JakMar 2013 menelan korban. Seorang rektor Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan Ignatius Sumarya, SJ. meninggal dunia saat mengikuti lomba lari marathon tingkat internasional ini. 

Romo Sumarya diduga terkena serangan jantung saat mengikuti lomba lari tersebut dan meninggal dunia ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Jakarta. 

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 
Foto: dok. Ist

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.