Buat penyuka budaya, kapan saja berlibur ke Bali tetap saja asyik. Tapi lebih asyik lagi kalau bertandang pas berlangsungnya Pesta Kesenian Bali (PKB). Pasalnya gelaran tahunan ini menyuguhkan aneka kesenian dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali serta kesenian dari daeran lain bahkan mancanegara selama sebulan.
Tahun ini PKB ke-35 kembali digelar sejak 16 Juni 2013. Lokasinya dipusatkan di Taman Budaya Denpasar. Pesta ini akan berlangsung hingga 13 Juli mendatang.
Pada hari pertama PKB, dipentaskan lima kegiatan seni budaya, baik dari Bali maupun dari daerah lain yakni pementasan kesenian dari Lampung Barat di Kalangan Ratna Kanda, pementasan partisipasi kesenian dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur yang digelar di Kalangan Ayodya. Menyusul kemudian, kesenian tradisional Bali, yaitu parade "Ngelawang" dari Kabupaten Karangasem, Tabanan, dan Klungkung.
Malam harinya, kesenian dari Provinsi Papua berkasi di panggung terbuka Ardha Candra dan pementasan kesenian dari negara tetangga, Timor Leste bertempat di Wantilan atau pendopo.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, PKB 2013 juga memamerkan berbagai kerajinan tangan, seni lukis, serta seni patung. Tak ketinggalan anjungan kuliner tradisional khas Pulau Dewata.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuka PKB ke-35 ini di Taman Budaya, Denpasar, Bali, Sabtu (15/6) malam yang juga dihadiri pula oleh delegasi peserta "World Hindu Summit".
SBY membuka PKB dengan memukul beduk khas Bali kulkul didampingi Mendikbud M Nuh dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. Hadir pula beberapa menteri KIB II, seperti Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mendikbud Mohammad Nuh, Menparekraf Mari Elka Pangestu, dan Seskab Dipo Alam.
Presiden dan Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono kemudian menyaksikan Pagelaran Tari Oratorium ”Garuda Didjaya Mahambhara” oleh Sanggar Tari ISI Denpasar.
Sebelumnya, siang hari di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, Denpasar, Presiden dan Ibu Negara menyaksikan pawai peserta PKB yang berlangsung sekitar 2,5 jam melibatkan sekitar 15 ribu seniman.
Peserta pawai meliputi delapan Kabupaten di Bali yakni Karangasem, Jembrana, Buleleng, Gianyar, Bangli, Klungkung, Badung, dan Kabupaten Tabanan serta Kota Denpasar dan partisipasi dari Kabupaten Sumenep, Kabupaten Lampung Barat, Republik Demokratik Timor Leste, Stikom Bali, Universitas Udayana. Pada
Minggu kedua PKB 2013 diisi dengan sejumlah pementasan dan kegiatan budaya lain. Pada Senin, 24 Juni 2013 ada Parade pesantian Sekaa Nadak Sara Marga Tabanan di RATNA KANDA pukul 14.00 wita, Partisipasi Sanggar Tari Apau Punyaat (STAP) Samarinda Kalimantan Timur di AYODYA pukul 11.00 wita, Semara Pagulingan Rekontruksi Kabupaten Bangli di AYODYA pukul 17.00 wita, Lomba Wayang Kulit Kabupaten GIanyar 20.00 wita, dan Parade Gong kebyar Dewasa Kabupaten Gianyar dengan Kabupaten Klungkung di ARDHA CANDRA 20.00 wita.
Kemasan Menarik
Pembukaan PKB beda dengan pesta atau festival kesenian lain.
Pawai budaya yang ditampilkan oleh setiap kontingen hampir semuanya memikat.
Mereka tidak asal tampil. Tarian, pakaian, atribut, dan atraksi yang disuguhkan benar-benar dipersiapkan dengan matang dan menarik sehingga membuat penonton berdecak kagum. Kelebihan lain, kendati sudah berkelas dunia, PKB justru mengedepankan budaya lokal terutama Bali.
PKB juga diminati kontingen dari berbagai daerah yang menampilkan demontrasi kesenian memukau, andalan daerah setempat. Kontingen dari luar Bali ini juga tak mau kalah dengan tuan rumah. Tak heran peserta PKB pun diminati sejumlah negara asing.
Kemasan menarik lain dari PKB adalah dengan hadirnya pengatur pawai yang mengenakan kostum daag seperti yang lazim dijumpai pada kesenian janger. Bedanya daag PKB ini tidak mengatur ritme penampilan pragina janger dan kecak, melainkan mengatur kelancaran jalannya pawai pembukaan PKB.
Cara para daag mengatur jalannya pawai tidak seperti petugas keamanan umumnya yang kerap menjengkelkan dan kasar. Para daag itu, justru lebih sopan, unik, menghibur, dan tidak merusak performa kontingen, karena mereka melakukannya sambil menari dengan pakaian yang berbeda, berikut topeng khas dan lucu.
Gaya Bali mengemas pesta kesenian yang bermuatan lokal dengan apik dan profesional, rasanya patut ditiru oleh festival budaya lainnya agar dapat menarik kunjungan wisatawan.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.