Sejak kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air di laut dekat Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, Sabtu lalu, Bandara Ngurah Rai pun ikut tersorot media. Namun sebelum terjadi kecelakaan, bandara yang tengah direnovasi untuk persiapan APEC Summit pada Oktober 2013 ini dinilai bakal menjadi bandara internasional terbaik se-Indonesia.
Penilaian itu muncul dari mulut Menteri BUMN Dahlan Iskan (DI) ketika mengecek pembangunan renovasi bandara ini awal maret lalu. Kriteria terbaik itu didasarkan atas tingkat kesulitan pembangunannya.
Menurut DI dari sisi desain, pembangunan hingga keamanannya, Bandara Ngurah Rai adalah bandara terbaik se-Indonesia. Tingkat kesulitan pembangunan Bandara Ngurah Rai ini lanjut DI lebih sulit daripada Bandara Juanda, Surabaya. Pasalnya, bandara ini dibangun di tengah bangunan bandara lama sementara Bandara Juanda dibangun di lahan baru.
Salah satu tingkat kesulitan pembangunan bandara berlantai tiga ini adalah pembangunan bagian atapnya yang akan dipasang rangkaian baja dengan bentangan 60 meter. "Yang susah adalah atap ini dirancang di Surabaya, dibongkar, dikirim ke Bali terus dirancang lagi satu per satu," ujarnya.
Kepala Humas Angkasa Pura (AP) I, Handy Heryudhityawan mengatakan untuk merenovasi bandara ini, AP I sudah mengucurkan dana Rp 2,1 triliun sejak Mei 2011. Dana berasal dari kas AP I dan pinjaman sindikasi bank nasional.
Angkasa Pura I merombak berbagai bangunan dan fasilitas di Bandara Ngurah Rai seluas 285 hektare. Nantinya, areal bandara lebih luas dua kali lipat dari sebelumnya. Areal terminal internasional akan bertambah luas dari 65.800 meter persegi (m²) menjadi 129.000 m².
Begitupun luas tempat parkir pesawat atau apron dari 214.500 m² menjadi 300.200 m². AP I juga membangun tempat parkir mobil berlantai empat berluas 38.000 m persegi.
Renovasi fisik bandara ini dijadualkan rampung Juli tahun ini. Dengan begitu diharapkan bandara ini dapat menampung hingga 25 juta penumpang dari semula hanya 13,5 juta penumpang.
Bandara Ngurai Rai yang dibangun tahun 1931 ini juga merupakan salah satu bandara tersibuk di Tanah Air. Saat peak season, setiap harinya ada sekitar 300 lebih pesawat yang tinggal landas di bandara yang dulu bernama Pelabuhan Udara Tuban ini.
Bandara yang terletak di Selatan Bali, tepatnya ini 13 Km dari Denpasar ini setidaknya telah melayani sekitar 27 maskapai penerbangan yang terdiri dari 10 maskapai penerbangan dengan jalur domestik dan 17 lainnya maskapai penerbangan dengan jalur internasional.
Prestasi lain dari bandara yang namanya diambil dari nama pahlawan Nasional asal Bali, I Gusti Ngurah Rai ini termasuk salah satu bandara dengan desain terbaik dan sekaligus menjadi gerbang utama pariwisata Indonesia dengan dunia.
Bahkan jalur penerbangan Jakarta-Surabaya-Denpasar, menjadi rute terpadat kelima di dunia. Rute penerbangan ini bersanding dengan bandara di Singapura dan negara maju lain. Rute penerbangan Jakarta-Surabaya-Denpasar mengalami pertumbuhan mencapai 12 persen per tahun.
Selain Ngurah Rai, bandara internasional terbaik di Indonesia adalah Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Juanda (Surabaya), Hasanuddin (Makassar), dan Bandara Adi Sucipto (Jogjakarta). Sementara bandara tersibuk selain bandara-bandara tersebut, juga ada Bandara Polonia (Medan) dan Bandara Sepinggan (Balikpapan).
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Adji K & dok. ngurahrai-airport.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.