“Ke-33 event itu ada yang dibuat atas atas inisiatif pemerintah daerah, ada pula kepercayaan dari pihak luar Sumenep menjadikan Sumenep sebagai tuan rumah even regional, nasional dan internasional,” terang Bupati Sumenep KH. Abuya Busyro Karim dalam sambutannya di acara pembukaan Sumenep Spektakuler 2017 yang diselenggarakan Pemkab Sumenep dan didukung Pesona Indonesia-nya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam rangka merayakan Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-748 tahun ini di depan Masjid Jamik Sumenep.
Adapun event nasional yang akan digelar tahun depan di Sumenep yang termasuk dalam program Visit Sumenep 2018 di antaranya Festival Batik Indonesia, Festival Pencak Silat Pesisir Nasional, dan Ngontel Wisata Sehat Nusantara, dan PTQ Nasional RRI.
Sementara event yang skala regional antara lain Kejuaraan Catur Provinsi Jawa Timur, Hari Guru Nasional Provinsi Jawa Timur, dan Jatim Specta Night.
Event internasionalnya antara lain ada Pameran Keris Internasional, Kontes Kucing Internasional, Gebyar Wisata Mancing Internasional serta Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asean ke-V.
“Hal ini menunjukkan bahwa Sumenep sudah sejajar dengan daerah lain yang sudah maju sektor wisatanya. Hal inilah yang harus menjadi perhatian bersama, bahwa potensi wisata saat ini harus menjadi bagian industri secara global, agar bisa mensejahterakan masyarakat,” ujar A Busyro Karim.
Dalam kesempatan itu, dia juga meng-apresiasi lompatan inovasi wisata masyarakat Sumenep yang luar biasa.
Menurutnya sampai saat ini, telah banyak inovasi di bidang pariwisata yang lahir dari semangat kreativitas masyarakat dan menjadi destinasi wisata andalan baru di Sumenep.
“Contohnya Pantai Sembilan Gili Genting, Taman Tectona di Kecamatan Batuan, Bukit Tinggi di Kecamatan Lenteng, dan Bukit Kalompek di Kecamatan Dungkek,” terangnya.
Destinasi wisata baru tersebut tidak hanya tersohor di Sumenep, tetapi sampai ke luar negeri dan bahkan menggeser wisata-wisata lainnya di Sumenep.
“Sentuhan kreativitas masyarakat tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Sumenep mampu bersaing dengan daerah lainnya,” ujar A Busyro Karim lagi.
Menurutnya Sumenep terus membangun di segala bidang, salah satunya di bidang pariwisata.
“Pariwisata sudah menjadi primadona baru bagi perekonomian bangsa karena pertumbuhannya yang begitu cerah,” terangnya.
Ini dibuktikan dengan capaian kunjungan wisata Kabupaten Sumenep dalam 3 tahun terakhir yang menunjukkan grafik meningkat.
Pada tahun 2014 jumlah wisatawan nusantara (wisnus) ke Sumenep hanya 544.245 orang. Dua tahun kemudian (2016) meningkat menjadi 854.614 orang.
“Tahun ini, sampai bulan September telah mencapai 786 ribu 950 orang. Saya yakin, di akhir tahun mencapai 1 juta wisnus,” ucapnya penuh optimis.
Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pun terjadi. Pada tahun 2014 jumlah wismannya hanya 378 orang, tahun 2016 meningkat menjadi 1.332 orang.
“Sampai bulan September, jumlah wisman ke Sumenep meningkat hampir 244 persen mencapai 3.254 orang. Target tahun ini mencapai 5.000 orang dan 20 ribu wisatawan tahun 2019, guna mendukung suksesnya 20 juta wisatawan ke Indonesia tahun 2019,” paparnya.
Bupati A Busyro Karim yakin pihaknya bisa mencapai target itu, mengingat akselerasi pertumbuhan wisata di Sumenep semakin membaik, baik dari pilihan destinasi wisata, promosi hingga akses yang mudah.
Dia menyebut dari sisi destinasi wisata, Sumenep menawarkan banyak pilihan wisata yang sudah terkenal hingga internasional.
“Contohnya Pulau Gili Iyang yang memiliki kadar oksigen tertinggi nomor dua di dunia, ditambah Pulau Gili Labak dan Pantai Sembilan. Tahun ini ada 12 kapal pesiar yang telah dan akan singgah ke Sumenep. Dan akan berlanjut hingga tahun 2019,” terangnya.
Kemudian dari sisi promosi, Pemkab Sumenep terus melakukan jalinan kemitraan dengan berbagai pihak untuk menawarkan beragam potensi Kabupaten Sumenep.
Sementara dari sisi akses, Sumenep saat ini semakin mudah dijangkau dari seluruh nusantara dengan beroperasinya Bandara Trunojoyo sebagai bandara komersial.
Orang nomor satu di Sumenep ini berharap sinergitas antar-semua pelaku pembangunan di Sumenep terus dipelihara dan ditingkatkan.
“Mari kita “song osong lombung” (bekerja gotong royong), dengan kebersamaan dan kekompakan. Tetaplah saling menghargai, saling menguatkan dan saling membantu. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan. Seperti pohon besar yang berdaun lebat, karena peran akar-akar kecil di bawahnya,” imbaunya.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuti yang hadir sekaligus membuka secara resmi Sumenep Spektakuler 2017 didampingi A Busyro Karim dan Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara Sultan Sepuh IV Kasultanan Kesepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat dengan memukul kentongan, mengatakan Sumenep harus memiliki banyak event berkualitas.
“Semakin banyak event yang digelar rutin, tepat waktu dan tempat kemungkinan menjaring wisatawan datang itu semakin besar, asalkan kemasan event-nya profesional dan menarik,” tambah Esthy.
Menurut Esthy dari sekian ragam potensi wisata Sumenep yang luar biasa, harus diseleksi mana yang bertaraf lokal, nasional maupun internasional, baru kemudian dibranding dan dipromosikan secara bersama-sama.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Persembahan tarian di Sumenep Spektakuler 2017.
2.
Gapura Masjid Jamik Sumenep yang menjadi ikon landmark Sumenep.
3.
Culture event Sumenep Spektakuler 2017 diminati pengunjung.
4. Wisatawan mengunjungi Gili Iyang, lokasi wisata oksigen di wilayah Kabupaten Sumenep.
5. Sepenggal pesona Gili Iyang yang namanya sudah mendunia.
6. Bupati Sumenep A. Buyro Karim (tengah) didampingi Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuti dan Sultan Sepuh IV Kasultanan Kesepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat sarapan di rumah bupati sebelum menuju lokasi acara Sumenep Spektakuler 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.