Senin, 30 Oktober 2017

Deputi Esthy: “Duh, Enaknya Kaldu Kokot Buatan Keraton Sumenep”

“Ternyata rasa Kaldu Kokot ini agak gurih Mas Adji... Karena tidak pakai gula merah ataupun putih. Kuliner ini lebih tepat sebagai main course atau makanan utama, karana teman bersantapnya pakai lontong dan juga perkedel singkong.”

Begitu ucap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran pariwisata Nusanatra, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kepada TravelPlus Indonesia saat menyantap hidangan Kaldu Kokot yang berbahan utama kacang ijo dan kikil, dengkul serta kaki sapi.

Hidangan khas Madura itu disuguhkan Bupati Sumenep KH. Abuya Basyro Karim di Keraton Sumenep, Jalan Dr. Sutomo, Pajagalan, Kota Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Minggu (29/10/2017) pagi.

Menu Kaldu Kokot dan lainnya sebagai sarapan sebelum menuju lokasi acara Sumenep Spektakuler 2017 yang digelar Pemkab Sumenep dan didukung Pesona Indonesia-nya Kemenpar dalam rangka merayakan Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-748 tahun ini di depan Masjid Jamik Sumenep, Jalan Trunojoyo.

“Selain gurih, Kaldu Kokot ini juga ada rasa pedas lada dan jahe-nya Mas Adji. Saya langsung suka, karena gurih, bukan manis,” tambah Esthy yang baru pertama kali mencicipi Kaldu Kokot buatan Keraton Sumenep..

“Ayo cicipin Mas Adji, mumpung lagi di Keraton Sumenep. Nah, biar ada citra rasa segar ditambah perasan jeruk limo kecil. Kalau mau pedas tinggal ditambah sambal-nya,” ujar Esthy yang sempat keliling Keraton melihat beberapa ruangan utama dan kamar tidur yang berisi bermacam perabot seperti ranjang tidur, lemari pakaian, lemari hias, kursi, meja, dan lainnya dari kayu berukir khas ukiran Madura yang berusia ratusan tahun.

Sewaktu pertama melihat Kaldu Kokot, terus terang TravelPlus Indonesia mengira itu Bubur Kacang Ijo. Tapi setelah diaduk-aduk, di bawahnya banyak terdapat potongan kikil, kaki, dan dengkul sapi.

Ketika mencicipinya dalam porsi kecil tapi lengkap dengan potongan lontong nasi dan perkedel singkong, ternyata benar rasanya rada gurih, beda sekali dengan Bubur Kacang Ijo, dan kikilnya empuk sekali.

Saat bersantap, Esthy ditemani Bupati Sumenep A Busyro Karim beserta istri, Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara Sultan Sepuh IV Kasultanan Kesepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat, dan Sekda Sumenep R. Idris MM.

Menurut R Idris MM Kokot Kaldu jadi salah satu santapan favorit orang Sumenep, Sampang, dan Bangkalan sejak lama. “Di Sumenep, Kokot Kaldu jarang ada di rumah makan atau restoran. Lebih banyak disajikan di rumah-rumah pada moment-moment tertentu,” terangnya.

Buat wisatawan pemburu kuliner yang ingin menikmati Kaldu Kokot bisa mendatangi rumah makan di Sampang, yaitu Depot Al-Ghozali, tepatnya di daerah Tanglok yaitu di Jalan Diponegoro 34A Sampang.

Depot yang dikelola oleh Hj. Nur Hasanah, anak dari Abah Ghozali tokoh setempat yang tersohor, sejak puluhan tahun lalu.

Depot Al-Ghozali buka mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, tetapi puncak keramaian justru pada jam 12.00 WIB. Harganya seporsinya sekitar Rp 40 ribu sampai Rp 60 ribu untuk yang spesial.

Kokot dalam istilah Madura berarti telapak kaki hewan mamalia, seperti sapi dan kambing. Kaldu kokot menggunakan bahan bumbu seperti sup atau soto kalau di Jawa, yakni bawang merah, bawang putih, jahe, pala dan daun bawang yang seluruhnya dimasak sebelum dimasukkan ke dalam kuah kaldu, tanpa santan.

Namun yang paling membedakan dengan sop atau soto, Kaldu Kokot ini berbahan utama Kacang Ijo sehingga sepintas lebih menyerupai Bubur Kacang Ijo dibanding sop ataupun soto.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Deputi bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuti siap menyantap Kaldu Kokot khas Madura.
2. Deputi Esthy ditemani Bupati Sumenep KH. Abuya Busyro Karim beserta istri.
3. Seporsi kecil Kaldu Kokot tapi lengkap dengan potongan lontong nasi dan perkedel singkong.
4. Bupati Sumenep menyugihkan Kaldu Kokot senagai sarapan Deputi Esty, Sultan Sepuh IV Kasultanan Kesepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati Arif Natadiningrat dan tamu undangan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.