Ribuan orang mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua tumpah ruah di pantai berparas menawan yang berjarak sekitar 10 km atau kira-kira 20 menit perjalanan dari Namlea, Ibukota Kabupaten Buru itu.
Lomba Pikol Sagu atau memikul Sagu, salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia Timur termasuk warga Pulau Buru, Provinsi Maluku dan Lomba Hela Rotang atau menarik rotan tersebut digelar jelang sore, setelah selesai Shalat Jum’at.
Lokasi kedua lomba berbeda meskipun dalam kawasan Pantai Jikumerasa yang dikelola Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buru.
Lomba Pikol Sagu diadakan di tanah datar di dekat pantai. Area lomba berbentuk lapangan sepakbola mini dibatasi dengan tali plastik.
Pesertanya lima pasangan suami istri. Pertama sang suami memikul dua sagu padat, masing-masing seberat sekitar 5 Kg, berbentuk kerucut yang dibungkus daun sagu dengan sebilah kayu.
Sang suami harus memikul dua bungkusan Sagu tersebut dari titik start sampai ke finish sepanjang 100 meter.
Setibanya di finish, giliran si istri yang memikul sagu tersebut satu persatu dengan cara diletakkan di atas kepala yang terlebih dulu diberi wadah kain.
Sebelum bertanding sejumlah ibu mencoba memikul sagu di atas kepala sambail berjalan cepat tanpa alas kakai alias nyeker, bahkan ada yang sambil bergaya sehingga membuat penonton tertawa. Keseruan bertambah ketika lomba dimulai. Penonton pun memadati lokasi acara sampai tuntas.
Sementara lokasi Lomba Hela Rotang Dalam Air berlangsung di perairan Pantai Jikumerasa.
Hela Rotang (Tarik Rotan) sebenarnya seperti lomba tarik tambang, bedanya tambang yang digunakan adalah rotan dan lokasinya di perairan bukan di daratan melainkan di perairan pantai sehingga otomatis seluruh pesertanya basah semua.
Lomba yang diikuti dua regu pria dan wanita ini pun berhasil menyedot ribuan pengunjung yang menyaksikan dari tepian pantai dan dermaga kayu.
Aba-aba lomba dikomandoi seorang pembawa acara di atas panggung yang berada di pantai.
Selain dua lomba permainan khas masyarakat Buru itu, masih ada beberapa lomba lagi yang digelar dalam rangkaian Festival Pesona Bupolo kedua ini, seperti lomba Kupas Kelapa dan Pukul Bantal.
Bahkan Jum’at paginya di lokasi yang sama digelar lomba renang dan lomba mancing, baik anak-anak maupun orang dewasa sampai jelang Shalat Jum’at.
Lomba Pukul Batal juga berhasil menyita perhatian ribuan penonton.
Menariknya lomba ini menggunakan sebilah batang kelapa yang dibentangkan di atas perairan pantai yang cukup dalam, di dekat ujung dermaga kayu.
Setiap lomba, pesertanya 2 orang pria yang dipimpin 3 orang wasit. Karena di laut, semua peserta dan wasitnya berbasah ria.
Setelah masing-masing peserta duduk di sebilah batang kelapa sambil memegang bantal (sebenarnya guling), kemudian seorang wasit yang memegang bendera menghitung sampai hitungan ketiga, baru lomba dimulai.
Pesertanya kemudian saling baku pukul dengan guling berisi busa hingga menghadirkan tontonan yang lucu dan membuat penonton tertawa.
Peserta yang berhasil menjatuhkan lawannya ke laut dengan guling, dialah pemenangnya.
Peserta yang berhasil menjatuhkan lawannya ke laut dengan guling, dialah pemenangnya.
Pantauan Travelplus Indonesia sejumlah pedagang rujak, pisang goreng, bakso, kopi, dan aneka minuman ringan lainnya yang berjualan di di pantai berpanorama elok itu meraup untung besar lantaran kebanjiran pembeli.
Esoknya, Sabtu (14/3) di lokasi yang sama digelar lomba Aquathlon, yaitu renang di laut dan lari di pantai.
Malamnya ada hiburan sekaligus pengumuman para pemenang setiap lomba di panggung yang didirikan di dekat pantai.
Tak bisa dipungkiri, aneka lomba dalam Festival Pesona Bupolo yang mendapat dukungan promosi dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), bukan hanya mampu menjaring wisatawan terutama lokal dan pengunjung dari luar Pulau Buru, pun mengakat nama dan pamor Jikumerasa sebagai objek wisata unggulan Kabupaten Buru yang masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 untuk kategori Objek Wisata Bersih Terpopuler Indonesia.
Bupati Buru Ramly Umasugi yang hadir dengan mengenakan kaos Pesona Indonesia berwarna orange, membenarkan kalau Pantai Jikumerasa memang menjadi salah satu andalan objek wisata bahari Kabupaten Buru.
“Selain terkenal dengan warna pasirnya yang putih bersih dengan pemandangan lendskepnya menawan ditambah matahari terbit dan terbenamnya, pemandangan bawah lautnya pun amat memesona dengan berbagai ribuan spesies terumbu karang dan ikan hias,” terangnya kepada TravelPlus Indonesia di lokasi acara.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buru Istanto Setyahadi yang sore itu memakai kaos Pesona Indonesia berwarna ungu dan bertopi serta berkacamata hitam menambahkan umumnya wisatawan yang bertandang ke Jikumerasa untuk bersantai.
“Ada yang bermain pasir, berenang, atau sekadar duduk-duduk di gazebo maupun warung sambil menikmati aneka minuman, pisang goreng dan rujak,” terang Istanto yang didampingi Sekretaris Dispar Kabupaten Buru Azis Tomia yang mengenakan kaos Pesona Indonesia berwarna putih.
Wisatawan minat khusus yang datang khusus untuk menyelam (diving) di sini juga lumayan sering.
“Kalau mau menyelam sewa alatnya di Ambon karena di sini belum ada dive center. Tapi kalau instruktur selamnya sudah ada,” pungkas Istanto.
Melihat begitu antusias masyarakat dan dalam dan luar Pulau Buru yang datang untuk menyaksikan aneka lomba tersebut, TravelPlus Indonesia menilai sudah saatnya Pemkab Buru membuat sebuah festival tersendiri khusus permainan atau lomba tradisional masyarakat Buru yang tidak ada di daerah lain dengan kemasan menarik dan melibatkan peserta dari luar Pulau Buru termasuk wisatawan mancanegara.
Dengan begitu, event wisata di kabupaten yang sudah memiliki Bandara Namniwel Namlea ini akan bertambah dan jadi lebih bervariasi.
Akses & Amenitas
Nah kalau daya tarik atau atraksi Pantai Jikumerasa sudah tersaji di atas, berikut ini akses menuju ke sana.
Cara tercepat ke Pantai Jikumerasa, kalau Anda dari Jakarta dengan kapal terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Bandara Internasional Pattimura Ambon.
Waktu tempuhnya sekitar 3 jam, dengan pilihan maskapai penerbangan antara lain Garuda Indonesia, Lion, dan Batik Air, baik itu direct flight maupun transit terlebih dulu di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Sebaiknya pilih yang direct.
Lanjut dari Bandara Pattimura Ambon ke Bandara Namniwel Namlea dengan kapal terbang ukuran kecil, jenis ATR selama sekitar 25 menit.
Sementara ini baru ada Trigana Air yang beroperasi sejak April 2017 dengan rute Ambon-Namlea bertarif Rp 300 ribu per orang sekali jalan. Tarifnya murah karena kabarnya mendapat subsidi dari Pemkab Buru.
Sayangnya kini rute tersebut tengah vakum. Kabarnya jelang akhir tahun ini ada maskapai lain yang akan terbang untuk rute yang sama.
Sayangnya kini rute tersebut tengah vakum. Kabarnya jelang akhir tahun ini ada maskapai lain yang akan terbang untuk rute yang sama.
Pilihan lain naik kapal feri KMP Terubuk ataupun KMP Temi dari Pelabuhan Galala Ambon ke Pelabuhan Namlea selama kurang lebih 8 jam.
Berangkat pukul 8 malam tiba sekitar pukul 4 pagi. Tarifnya Rp 78 ribu per orang untuk kelas ekonomi.
Dari Bandara Namniwel ataupun dari Pelabuhan Namlea, Anda bisa menyewa mobil travel atau angkutan kota ke Pantai Jikumerasa. Harganya masih bisa negosiasi.
Berangkat pukul 8 malam tiba sekitar pukul 4 pagi. Tarifnya Rp 78 ribu per orang untuk kelas ekonomi.
Dari Bandara Namniwel ataupun dari Pelabuhan Namlea, Anda bisa menyewa mobil travel atau angkutan kota ke Pantai Jikumerasa. Harganya masih bisa negosiasi.
Amenitasnya, dalam hal ini tempat menginapnya ada banyak pilihan mulai dari hotel, penginapan sampai homestay.
Kalau hotel antara lain ada Hotel Awista di Jalan Dermaga Baru, Namlea yang memiliki 30 kamar beragam tipe.
Tarik kamarnya ada yang Rp 350 ribu untuk double bad dan Rp 450 ribu dengan single bad lengkap dengan air panas dan dingin.
Tarik kamarnya ada yang Rp 350 ribu untuk double bad dan Rp 450 ribu dengan single bad lengkap dengan air panas dan dingin.
Penginapannya ada Penginapan Awista di Jalan Pelabuhan Namlea dengan 8 kamar bertarif Rp 200 ribu per kamarnya.
Sementara homestay-nya ada Tectona Homestay di jalan yang sama dengan tipe kamar VIP dan Ekonomi.
Sementara homestay-nya ada Tectona Homestay di jalan yang sama dengan tipe kamar VIP dan Ekonomi.
Selagi di Pantai Jikumerasa, cicipi rujak khasnya, salah satunya di kedai milik Bu Mutia. Isi rujaknya berupa potongan bermacam buah segar seperti Pepaya mengkal, Kedondong, Nanas, Bengkoang, Timun, Belimbing, dan Mangga Golek khas Pulau Buru.
Bumbunya dari Kacang Tanah yang sudah digoreng, ditambah gula merah, garam, cabai rawit sesuai selera dan air asam, lalu diulek kasar.
Setelah itu potongan aneka buahnya dimasukkan ke dalam bumbu dan diaduk merata. Baru kemudian disajikan dalam piring plastik kecil.
Harga seporsinya Rp 10 ribu. Teman minumnya yang pas adalah Kelapa Muda.
Harga seporsinya Rp 10 ribu. Teman minumnya yang pas adalah Kelapa Muda.
Lengkap sudah mencicipi Rujak Jikumerasa yang sepintas mirip dengan Rujak Aceh, dan kemudian menyeruput air Kelapa Muda sambil melihat suguhan pesona Pantai Jikumerasa yang memesona, pastinya membuahkan kenangan sejuta rasa.
Kalau Anda menyukai suasana ramai dengan bermacam lomba tradisional orang Buru, waktu yang tepat datang ke Pantai Jikumerasa bertepatan dengan pelaksanaan Festival Pesona Bupolo setiap Oktober. Tapi kalau menyenangi suasana yang tenang dan hening, sebaiknya di luar festival tersebut.
Kalau Anda menyukai suasana ramai dengan bermacam lomba tradisional orang Buru, waktu yang tepat datang ke Pantai Jikumerasa bertepatan dengan pelaksanaan Festival Pesona Bupolo setiap Oktober. Tapi kalau menyenangi suasana yang tenang dan hening, sebaiknya di luar festival tersebut.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Pantai Jikumerasa jadi lautan manusia saat penyelenggaraan aneka lomba Festival Pesona Bupolo 2017.
2. Seorang ibu ikut lomba Pikol Sagu.
3.
Wisatawan dari dalam dan luar Pulau Buru memadati Pantai Jikumerasa saat Festival Pesona Bupolo kedua.
4. Serunya lomba Pukul Bantal di perairan Pantai Jikumerasa.
5. Lomba renang diikuti anak-anak sampai orang tua.
6. Bupati Buru Ramly Umasugi memantau lokasi acara aneka lomba di Pantai Jikumerasa.
7. Kepala Dispar Kabupaten Buru Istanto Setyahadi memantau jalannya lomba Pukul Bantal di perairan Pantai Jikumerasa.
8. Sepenggal pesona Pantai Jikumerasa.
9. Dua kapal feri yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan Galala Ambon ke Pelabuhan Namlea setiap hari.
10. Dermaga kayu memperelok Pantai Jikumerasa.
11. Seporsi Rujak Jikumerasa yang menggoda.
8. Sepenggal pesona Pantai Jikumerasa.
9. Dua kapal feri yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan Galala Ambon ke Pelabuhan Namlea setiap hari.
10. Dermaga kayu memperelok Pantai Jikumerasa.
11. Seporsi Rujak Jikumerasa yang menggoda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.