Berdasarkan informasi yang TravelPlus Indonesia himpun dari berbagai sumber, ada berbagai cara yang dilakukan baik oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) maupun stakeholder dari kalangan industri wisata.
Kemenpar lewat Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara menggelar sejumlah corss border events di wilayah perbatasan untuk menjaring wisatawan pelintas batas atau cross border travellers dari Singapura.
Di Batam contohnya Wonderful Indonesia Festival (WIF) yang sudah berlangsung di Sumatera Convention Center akhir Mei lalu yang dimeriahkan dengan penampilan grup band Wali.
Selain itu ada Valentine Challenge, ASEAN Master, Music Concert Incognito, dan Wonderful Indonesia Festival Cross Border.
Untuk September ini akan ada ASEAN Footbal Competition. Sedangkan bulan berikutnya Batam International Fashion and Food Festival dan Nongsa Cup Golf Tournament.
Beberapa border festival bertema olah raga diadakan di Bintan tahun ini antara lain Tour de Bintan, Bintan Iron Man, Bintan Triathlon, Bintan Reebok Spartan Race, dan Pesona Indonesia Bintan Golf Challenge.
Selain itu ada Valentine Challenge, ASEAN Master, Music Concert Incognito, dan Wonderful Indonesia Festival Cross Border.
Untuk September ini akan ada ASEAN Footbal Competition. Sedangkan bulan berikutnya Batam International Fashion and Food Festival dan Nongsa Cup Golf Tournament.
Beberapa border festival bertema olah raga diadakan di Bintan tahun ini antara lain Tour de Bintan, Bintan Iron Man, Bintan Triathlon, Bintan Reebok Spartan Race, dan Pesona Indonesia Bintan Golf Challenge.
Di samping itu Kemenpar berkerjasama dengan sejumlah pihak terakit membuat 161 paket promosi dan wisata untuk menyedot bukan hanya wisatawan Singapura pun Malaysia.
Harga paketnya mulai dari 20 Singapore Dollar atau sekitar 190 ribu rupiah atau 134 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 442 ribu, Red) untuk mengeksplore objek wisata Kepulauan Riau (Kepri) yang berbatasan langsung dengan Singapura seperti Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang. Harga tersebut merupakan harga round trip dan sudah termasuk terminal fee.
Harga paketnya mulai dari 20 Singapore Dollar atau sekitar 190 ribu rupiah atau 134 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 442 ribu, Red) untuk mengeksplore objek wisata Kepulauan Riau (Kepri) yang berbatasan langsung dengan Singapura seperti Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang. Harga tersebut merupakan harga round trip dan sudah termasuk terminal fee.
Setiap 2 Minggu sekali rencananya border festival diadakan di Bintan/Batam/Tanjungpinang, Kepri mulai Januari sampai dengan Desember 2017
Batam dan Bintan menjadi lokasi cross border event untuk meraup wisatawan Singapura bukan tanpa sebab.
Soalnya, dua destinasi tersebutu ada di top tiga wisatawan mancanegara (wisman) terbesar di Indonesia dengan persentase 16 persen. Prosentasenya hanya kalah dari Bali 43 persen dan Jakarta 19 persen.
Puslitbang Kemenpar mencatat, pada semester I (Januari-Juni) 2017 Kepri sudah disambangi 1.011.908 jiwa wisman.
Memang kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016, jumlah pada semester satu tahun ini mengalami penurunan sekitar 1 persen atau 13.585 wisman.
Namun, jumlah kunjungan pada Juni 2017 yang mencapai 180.313 wisman, mengalami peningkatan 15 persen daripada bulan sebelumnya.
Mengapa Indonesia membidik wisman Singapura? Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kemenpar I Gde Pitana mengatakan Singapura merupakan salah satu pasar utama wisman bagi Indonesia.
“Tahun ini Singapura berada diurutan ketiga dari 7 pasar utama wisman buat Indonesia. Diurutan pertama China, Eropa lalu Singapura, baru kemudian Malaysia, Australia, Jepang dan India,’ terang Pitana lewat pesan WA kepada TravelPlus Indonesia, Kamis (7/9/17) malam.
Menurut Guru besar ilmu pariwisata di Universitas Udayana ini, wisman cross border berkontribusi signifikan dalam mendongkrak kunjungan wisman bagi Indonesia.
Lalu sekreatif apa upaya Singapura menggaet wisatawan asal Indonesia?
Lewat Singapore Tourism Board (STB), Kota Singa (The Lion City/Shinceng) ini meluncurkan kampanye brand destinasi baru bertajuk Passion Made Possible, untuk memikat kalangan wisatawan dari seluruh dunia. Kampanye tersebut sudah di-launching sejak 24 Agustus 2017 lalu.
Executive Director, South East Asia, Singapore Tourism Board (STB) Edward Koh menjelaskan melalui program baru ini, STB ingin mengajak wisatawan asal Indonesia mewujudkan semua passion-nya dengan mengunjungi Singapura.
Program pemikat tersebut menawarkan layanan baru berupa 7 passion tribes bagi masyarakat Indonesia yang ingin liburan ke Singapura yang juga mendapat julukan sebagai Negeri Seribu Larangan ini.
Ketujuh passion tribes itu antara lain collector bagi pencinta belanja, action seeker untuk mereka yang gemar menburu aksi, socializer bagi yang suka bersosialisasi, culture shaper untuk penggiat seni, foodie untuk para pengila kuliner, dan explorer untuk penjelajah.
Program pemikat tersebut menawarkan layanan baru berupa 7 passion tribes bagi masyarakat Indonesia yang ingin liburan ke Singapura yang juga mendapat julukan sebagai Negeri Seribu Larangan ini.
Ketujuh passion tribes itu antara lain collector bagi pencinta belanja, action seeker untuk mereka yang gemar menburu aksi, socializer bagi yang suka bersosialisasi, culture shaper untuk penggiat seni, foodie untuk para pengila kuliner, dan explorer untuk penjelajah.
Bagi Singapura sendiri, Indonesia pun menjadi negara pertama di antara 15 pasar utama yang menjadi target dari peluncuran kampanye brand baru ini.
Ada beberapa kota besar Indonesia yang menjadi target promosi dari kampanye ini antara lain, Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya.
Kolaborasi Desainer
Terkait perayaan persahabatan antara Indonesia dan Singapura ke-50 tahun ini, sebelumnya sudah terselenggara kolaborasi perancang busana berbakat dari dua negara bertajuk 'Rising Fashion' di Galerie Lafayette, Jakarta Pusat, awal Agustus lalu.
Rising merupakan penggabungan nama dua negara, yakni RI untuk Republik Indonesia dan Sing kepanjangan dari Singapura.
Event ekonomi kreatif (ekraf) yang didukung Kedutaan Republik Indonesia, Digital Fashion Week, Textile and Fashion Federation (TaFF), dan Galeries Lafayette ini menampilkan karya-karya terbaru 12 desainer muda berbakat dari dua negara tersebut.
Perancang busana dari Indonesia ada 4 yaitu dari label Natalia Kiantoro, Sav Lavin, Calla Atelier, dan Amanda Rahardjo.
Sementara dari Singapura menghadirkan 8 koleksi antara lain Chainless Brain, The Mindful Company, Queenmark, Island Hop, Collate the Label, Our Second Nature, dan Salient Label.
Sementara dari Singapura menghadirkan 8 koleksi antara lain Chainless Brain, The Mindful Company, Queenmark, Island Hop, Collate the Label, Our Second Nature, dan Salient Label.
Koleksi 12 desainer muda berbakat dari Indonesia dan Singapura itu pun dijual secara eksklusif di Galeries Lafayette Jakarta selama bulan Agustus lalu.
Duta Besar RI untuk Singapura, Ngurah Swajaya mengatakan proyek kolaborasi dalam dunia fesyen ini memperkuat hubungan Indonesia dan Singapura dalam industri mode di pasar ASEAN.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: @secretariat.kabinet & adji
Captions:
1. Presiden Jokowi dan Ibu Negara Hj. Iriana bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong dan Ibu Ho Ching di Singapore Botanic Garden, Kamis 7 September 2017.
2. Welcome to Batam.
3. Masjid Jami Penyengat di Pulau Penyengat, Tanjungpinang.
4. Sepenggal pesona pantai di Bintan.
4. Sepenggal pesona pantai di Bintan.
5. Pusat perbelanjaan Nagoya Hill, Batam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.