Peserta Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8) mendatang, dijamin bakal beda dan lebih variatif pesertanya dibanding 2 Karnaval Kemerdekaan sebelumnya di Pontianak dan Danau Toba. Pasalnya bukan cuma ribuan manusia dengan beragam gerak, bunyi, dan warna yang akan ngeceng (bergaya), pun puluhan ekor domba dan kuda ikut berpawai.
Adapun domba yang akan ikut ‘beraksi’ di Karnaval Kemerdekaan ketiga yang mengusung tema ‘Nyalakan Api Semangat Kerja Bersama’ ini adalah domba hias dan domba aduan khas Garut.
Kedua jenis Domba Garut itu akan dihias sedemikian rupa sehingga tampil lebih 'geulis', nyentrik, dan modis serta 'kasep' dan gagah dibanding kambing biasa umumnya.
“Jumlah Domba Garut yang akan ikut ber-karnaval ada sekitar 100 ekor,” terang Aat Suratin, budayawan yang juga ditunjuk menjadi ketua tim kurator Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 selepas mengikuti jumpa pers terakit penyelenggaraan karnaval kemerdekaan tersebut di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta, Selasa (22/8).
Menurut Aat, Domba Garut sesuai namanya memang berasal dari Kabupaten Garut tepatnya daerah Limbangan.
Kabarnya Domba Garut merupakan hasil persilangan/perkawinan antara jenis domba lokal Indonesia, domba ekor gemuk, dan domba merino sekitar pertengahan abad ke-19 yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut.
Selanjutnya berkembang dan sekarang telah menyebar ke seluruh pelosok Jabar khususnya bahkan seluruh Indonesia.
Biasanya masyarakat Garut memilih anak Domba Garut untuk dijadikan domba tangkas yang kemudian dipeliharai secara khusus dan dilatih untuk cakap dalam beradu/berkaga di lapangan.
Bentuk umum Domba Garut, tubuhnya relatif besar dan berbentuk persegi panjang.
Bobot badan domba Garut jantan dapat mencapai lebih dari 60 Kg, sedangkan domba betinanya tanpa tanduk, dengan bobot badan dapat mencapai 30 Kg.
Domba Garut, baik jantan maupun betina merupakan domba tipe penghasil daging.
Domba Garut jantan sering dipakai untuk fighting art atau seni domba aduan, sebab memiliki leher dan tanduk yang kuat, besar, dan kekar.
Domba Garut jantan sering dipakai untuk fighting art atau seni domba aduan, sebab memiliki leher dan tanduk yang kuat, besar, dan kekar.
Tahun lalu, sejumlah Domba Garut pernah tampil bergaya di depan Presiden Jokowi saat mengikuti kontes dalam 'Piala Kemerdekaan RI' di salah satu area Kebun Raya Bogor, Jabar yang berdekatan dengan Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (27/8/2016).
Sebanyak 400 ekor Domba Garut berhasil ikut kontes setelah diseleksi panitia dari 800 ekor lebih domba dan kambing.
Selepas acara kontes, dilanjutkan dengan 'Catwalk Domba Garut' di atas red carpet. Masing-masing domba dipegangi dua orang pria.
Domba-domba Garut yang tampil sudah dipercantik dengan berbagai ornamen di tanduk dan tubuhnya, kemudian berlenggak-lenggok bak peragawan dan peragawati di depan Presiden Jokowi.
Harga seekor Domba Garut yang tampil di kontes dan catwalk yang disaksikan Presiden Jokowi saat itu pun fantastis, kisaran puluhan juta. Bahkan ada yang sampai 50 juta per ekornya.
Selain 1000 Domba Garut yang nampak ‘genit-genit’, juga ada 6 ekor Kuda Renggong Sumedang yang akan bergaya dalam Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017.
Kuda Renggong merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat khas dari Sumedang.
Menurut penuturan beberapa seniman Sunda, Kuda Renggong muncul pertama kali dari Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Babupaten Sumedang. Kemudian menyebar ke sejumlah desa di beberapa kecamatan di luar Kecamatan Buah Dua hingga akhirnya sampai ke luar Kabupaten Sumedang.
Menurut penuturan beberapa seniman Sunda, Kuda Renggong muncul pertama kali dari Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Babupaten Sumedang. Kemudian menyebar ke sejumlah desa di beberapa kecamatan di luar Kecamatan Buah Dua hingga akhirnya sampai ke luar Kabupaten Sumedang.
"Renggong" diambil dari kata ronggeng atau kamonesan dalam Bahasa Sunda yang bermakna untuk "ketrampilan".
Jadi Kuda Renggong artinya kuda berjalan yang telah dilatih menari mengikuti irama musik terutama kendang.
Di Jabar, Kuda Renggong menjadi saah satu seni pertunjukan rakyat berbentuk seni helaran atau pawai/karnaval. Biasanya digelar untuk acara sunatan/khitanan.
Setelah bocah selesai disunat dan dan didoakan, lalu dinaikan ke atas kuda Renggong untuk diarak dari rumhnya mengelilingi desa.
Biasanya anak yang disunat berpakaian wayang tokoh Gatotokaca atau bergaya Pangeran Sunda lengkap dengan bendo atau topi yang mirip blangkon Jawa.
Kuda yang dipilih tentunya kuda yang berbadan tegap dan kuat. Biasanya dilengkapi asesoris, musik pengiring dan juga penari.
Musik pengiringnya mengiri tembang-tembang Sunda seperti Mojang Geulis, Ole-ole Bandung, Kembang Gadung, dan lainnya. Terkadang Kuda Renggong ikut menari. Semakin lihai menari, penonton menyambutnya dengan tepuk tangan meriah.
Musik pengiringnya mengiri tembang-tembang Sunda seperti Mojang Geulis, Ole-ole Bandung, Kembang Gadung, dan lainnya. Terkadang Kuda Renggong ikut menari. Semakin lihai menari, penonton menyambutnya dengan tepuk tangan meriah.
Usai berkeliling desa, rombongan Kuda Renggong kembali ke rumah anak yang disunat, biasanya diiringi dengan nyanyian ataupun berupa instrumental lagu Pileuleuyan (perpisahan).
Setelah itu bocah yang disunat diturunkan dari Kuda Renggong, kemudian diikuti acara saweran dengan menaburkan uang logam dan beras putih. Saweran ini paling ditunggu-tunggu dan kerap jadi rebutan anak-anak desa.
Untuk melestarikan Kuda Renggong, pemda setempat mengelar Festival Kudang Renggong setiap tahun yang berhasil menjaring wisatwan lokal dan nusantara bahkan mancanegara.
Melihat keunikan Domba Garut maupun Kuda Renggong, rasanya pantas kalau Aat memilih keduanya untuk tampil berpawai di depan Presiden Jokowi lantaran keduanya sudah menjadi ikon wisata bagi Garut dan Sumedang sekaligus berhasil menjadi daya tarik parawisata Jawa Barat.
“Domba Garut dan Kuda Renggong bakal menjadi bagian dari 60 kontingen atau kelompok peserta Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017. Kedua kelompok hewan tersebut akan berpawai selama 3,5 jam dari pukul 8 pagi sampai sebelum Zuhur dari Gedung Sate hingga Balaikota Bandung sepanjang 2,2 Km,” pungkas Aat.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: youtube.com, hendri-kemenpar & adji
Captions:
1. Wajah Domba-domba Garut pilihan
2. Seekor Domba Garut berdiri, berjalan, dan berjoget.
3. Seekor Kuda Rongeng Sumedang beraksi.
4. Arak-arakan Kuda Renggong di desa-desa wilayah Jabar.
5. Menpar Arief Yahya (batik merah) memperkenalkan Aat Suratin (baju putih) selaku ketua tim kurator Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 saat jumpa pers di Kemenpar, Jakarta.
Captions:
1. Wajah Domba-domba Garut pilihan
2. Seekor Domba Garut berdiri, berjalan, dan berjoget.
3. Seekor Kuda Rongeng Sumedang beraksi.
4. Arak-arakan Kuda Renggong di desa-desa wilayah Jabar.
5. Menpar Arief Yahya (batik merah) memperkenalkan Aat Suratin (baju putih) selaku ketua tim kurator Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 saat jumpa pers di Kemenpar, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.