Rabu, 26 Juli 2017

Upaya Capai 500 Ribu Wisatawan, Wakatobi Siapkan Blue Print Pemasaran


Wakatobi sudah punya blue print untuk mengembangkan dan memajukan pariwisatanya sekaligus untuk mencapai target nsional 500 juta wisatawan tahun 2019 yang ditetapkan pemerintah pusat.

Blue print itu memuat analisis potensi atau produk wisata yang dimiliki salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra) ini. Selain itu berisi segment pasar dan strategi marketing atau pemasarannya.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Wakatobi, Nadar kepada TravelPlus Indonesia di Patuno Resort, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi, saat mengantar rombongan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata tahun 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di resort tersebut, Rabu (26/7). 

Menurut Nadar dari sisi produk wisata, core business Wakatobi adalah wisata bahari atau marine tourism. Aktivitas wisata yang paling utamanya adalah diving dan snorkeling.

Pasar wisatawan mancanegara (wisman) Wakatobi, lanjut Nadaar adalah Eropa yang merupakan pasar utama, lalu Jepang untuk kawasan Asia dan Australia serta tentunya wisatawan nusantara (wisnus) dari Sulawesi dan Jawa.

Wakatobi juga sudah memiliki branding wisata sendiri yakni World Marine Heritage. Ditambah dengan branding bersama dengan Raja Ampat dan Bunaken berlabe Coral Wonders yang ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata (Kemenpar).

Media pemasarannya antara lain lewat media lokal, baik TV dan cetak. “Anggaran pemasaran Wakatobi tahun Rp 300 juta, menurun setengahnya dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 600 juta,” ungkap Nadar.

Kendati anggaran yang terbatas, Wakatobi berupaya untuk tetap bisa berjualan (selling) meskipun itu lewat bermacam pameran tingkat nasional tahun ini, antara lain Deef Indonesia di Jakarta, Beyond Bali Travel Fair di Bali, dan local expo. "Kalau pameran wisata di luar negeri, tidak cukup anggarannya tahun ini," aku Nadar.

Promosi lewat sosial media (sodmed) pun dilakukan lewat Facebook, Twitter, dan Instagram dengan akun @visitwakatobi.

“Kami juga menggunakan puclic figure sebagai endorse yakni Putri Pariwisata  Indonesia yang pernah ke Pulau Tomia, Wakatobi,” tambah Nadar.

Target wisatawan Wakatobi tahun ini sebenarnya 40 ribu dengan asumsi ada dua direct flight pesawat ke Bandara Matahora di Pulau Wangi Wangi. “Tapi karena tidak terealisasi, targetnya disesuaikan menjadi 30 ribu. Target itu tetap di atas jumlah capaian wisatawan tahun lalu yang mencapai 22.380 orang,” terang Nadar.

Sejumlah langkah pun diterapkan, terlebih tahun 2019, Wakatobi harus menjaring kunjungan wisatawan sebesar 500 ribu sesuai target nasional yang ditentukan pemerintah pusat. Salah satunya dengan me-launching Calender of Event (CoE) Wakatobi di Jakarta bulan April lalu.

“CoE Wakatobi ada 12 event dengan andalannya event Wakatobi Wave pada 19-21 Oktober mendatang,” ungkap Nadar.

Tak cuma itu, Wakatobi juga sudah bergabung dengan Indonesia Tourism Extend (ITX) dan memiliki own media berlabel www.wakatobitourism.com dan www.explorewakatobi.com sejak tahun lalu dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris.

Usai mengantar rombongan FGD, Nanda saling bertukas cinderamata dengan Plt. Asdep Strategi pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Hariyanto.

Dalam kesempatan itu, Hariyanto menegaskan FGD yang akan dimulai besok, Kamis (27/7) pagi akan diikuti semua unsur terdiri atas perwakilan dari pemerintahan, industri wisata seperti ASITA dan PHRI, akademisi, media, dan komunitas dengan jumlah peserta 50 orang.

“Dalam FGD nanti, tim konsultan yang sudah melakukan survey di Wakatobi akan memaparkan startegi penyusunan target pasar wisata bahari Wakatobi yang termasuk salah satu dari 10 destinasi prioritas pariwisata, termasuk beberapa narasumber dan masukan atau arahan dari Putu Ngurah sebagai Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar yang mewakili Esthy Reko Astuti selaku  Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara,” terangnya.

Hasil FGD ini untuk merumuskan strategi-strategi terkait pemasaran pariwisata Wakatobi untuk mendapatkan pengayaan, input bahkan kritik dan saran sehingga output-nya menghasilkan data yang berkualitas sehingga implementasinya tepat.

“Rumusan strategi hasil FGD ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi Pemkab Wakotobi untuk membangun dan memajukan pariwisatanya,” pungkas Hariyanto.

Usia ceck in, peserta FGD makan bersama di resto Hotel Wisata kemudian snorkeling di Sombu Dive, dilanjutkan makan malam di resto Patuno. Keesokan paginya usai sarapan di resto yang sama, seluruh peserta mengikuti FGD di room meeting Patuno hotel & resort.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Hariyanto bertukar cenderamata dengan Kadispar Wakatobi Nadar.
2. Snorkeling di Sombu Dive, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi.
3. Makan siang bersama di resto Hotel Wisata.
4. Salah satu akomodari si Patuna Hotel & Resort.
5. Rombongan FGD berfoto bersama usia snorkeling di Sombu Dive.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.