Pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas Indonesia dipercepat. Untuk itu Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) mencatat update kebutuhan dan critical sucsess factor pada 10 destinasi tersebut.
Rakornas yang berlangsung di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta, Rabu (13/4) lalu itu dipimpin Menteri Pariwisata (Menpar) Areif Yahya dan diikuti 11 Gubernur dan 28 Bupati/Walikota dari provinsi/kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai 10 destinasi pariwisata prioritas.
Menurut Arief Yahya penetapan 10 destinasi prioritas ini berdasarkan amanat Presiden, melalui surat Sekretariat Kabinet Nomor B 652/Seskab/Maritim/2015 tanggal 6 November 2015 perihal Arahan Presiden Republik Indonesia mengenai Pariwisata dan Arahan Presiden pada Sidang Kabinet Awal Tahun pada tanggal 4 Januari 2016.
Destinasi-destinasi yang dimaksud adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo – Tengger – Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Sesuai arahan Presiden, lanjut Arief Yahya Pemerintah Daerah harus serius dan konkrit mendukung dan melaksanakan upaya percepatan pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas. “Satu Critical Sucsess Factor dari upaya percepatan ini adalah pembentukan manajeman yang terintegrasi atau Single Destination, Single Management. Perwujudan dari manajemen terpadu ini adalah pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus dan Badan Otorita,” kata Arief Yahya pada pembukaan Rakornas.
Sebelumnya, Pemerintah telah menetapkan 4 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yaitu Tanjung Lesung, KEK Mandalika, KEK Morotai, dan KEK Tanjung Kelayang. Masing-masing dari KEK ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan untuk Badan Otorita akan dibentuk melalui payung hukum berupa Peraturan Presiden, yang dikelola oleh profesional sehingga diharapkan ada sebuah mekanisme bisnis, untuk memastikan kemajuan pariwisata di masing-masing destinasi.
Rakornas yang berlangsung di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta, Rabu (13/4) lalu itu dipimpin Menteri Pariwisata (Menpar) Areif Yahya dan diikuti 11 Gubernur dan 28 Bupati/Walikota dari provinsi/kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai 10 destinasi pariwisata prioritas.
Menurut Arief Yahya penetapan 10 destinasi prioritas ini berdasarkan amanat Presiden, melalui surat Sekretariat Kabinet Nomor B 652/Seskab/Maritim/2015 tanggal 6 November 2015 perihal Arahan Presiden Republik Indonesia mengenai Pariwisata dan Arahan Presiden pada Sidang Kabinet Awal Tahun pada tanggal 4 Januari 2016.
Destinasi-destinasi yang dimaksud adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo – Tengger – Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Sesuai arahan Presiden, lanjut Arief Yahya Pemerintah Daerah harus serius dan konkrit mendukung dan melaksanakan upaya percepatan pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas. “Satu Critical Sucsess Factor dari upaya percepatan ini adalah pembentukan manajeman yang terintegrasi atau Single Destination, Single Management. Perwujudan dari manajemen terpadu ini adalah pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus dan Badan Otorita,” kata Arief Yahya pada pembukaan Rakornas.
Sebelumnya, Pemerintah telah menetapkan 4 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yaitu Tanjung Lesung, KEK Mandalika, KEK Morotai, dan KEK Tanjung Kelayang. Masing-masing dari KEK ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan untuk Badan Otorita akan dibentuk melalui payung hukum berupa Peraturan Presiden, yang dikelola oleh profesional sehingga diharapkan ada sebuah mekanisme bisnis, untuk memastikan kemajuan pariwisata di masing-masing destinasi.
Menurut Arief Yahya sektor pariwisata tahun 2019 harus dapat memberikan kontribusi pada
PDB Nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 20 juta wisman dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.
PDB Nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 20 juta wisman dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.
Adapun target pariwisata tahun 2016 ini, lanjut Arief Yahya tercapai jumlah kunjungan wisman sebesar 12 juta dengan devisa yang dihasilkan diproyeksikan sebesar Rp 172 triliun,, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 260 juta perjalan dengan uang yang dibelanjakan sebesar Rp 223,6 triliun; kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional akan meningkat menjadi 5%, dan jumlah lapangann kerja yang diciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja.
Arief Yahya berharap rakornas ini menghasilkan persamaan persepsi tentang strategi dan langkah percepatan yang perlu diambil secara terpadu dan terintegrasi. Oleh karena itu dilakukan penandatangan komitmen dalam bentuk kesepakatan bersama Gubernur dan Menteri Pariwisata untuk 10 destinasi pariwisata prioritas.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: Humas Kemenpar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.