Jumat, 22 April 2016

10 Destinasi Diving Indonesia Dipamerkan di Singapura

10 destinasi marine tourism Indonesia, terutama under water worldnya dipamerkan di Singapura tepatnya di Asian Diving Expo (ADEX) 2016 yang berlangsung 15-17 April 2016 lalu. Kesepuluh destinasi diving tersebut adalah Bali, Lombok (NTB), Labuan Bajo (NTT), Alor (NTT), Derawan (Kaltim), Bunaken (Sulawesi Utraa), Togean (Sulawesi Tengah), Wakatobi (Sulawesi Selatan), Ambon (Maluku), dan Raja Ampat (Papua Barat).

“Silakan menyelam ke Indonesia. Kami punya lebih dari 25 lokasi spesial untuk diving dengan 500 keunikan di 10 destinasi tersebut. Buktikan sendiri sensasi yang berbeda-beda di setiap site-nya,” ajaku Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang mendapat kehormatan menjadi orang nomor satu yang memberikan pidato di komunitas diving Asia, dalam ADEX 2016, Jumat (15/4) lalu.

Di hadapan sekitar 200 industri yang bergerak di marine tourism itu, di Suntec Singapore Exhibition & Convention Centre, Singapore, Arief Yahya mempromosikan “surga bawah laut” Indonesia yang tidak ada duanya di saentero jagat.

Di ADEX 2016 ini, Kemenpar menggandeng 20 Industri Pariwisata dari 7 destinasi yakni Aceh, DKI Jakarta, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, dan Papua Barat. Mereka menampilkan paket-paket wisata bawah laut yang menjadi andalan kawasannya. Sedikitnya ada 20 sellers dari Indonesia, dan 40 buyers dari pasar Singapura dan negara Asia lain.

Arief Yahya menjelaskan tahun 2016 ini Kemenpar mentargetkan 1,8 juta wisman yang mengunjungi destinasi bahari. Selain promosi melalui berbagai saluran media, sales mission, festival dan mengikuti ajang travel mart, ada upaya deregulasi dan penyederhanaan aturan yang terkait dengan wisata bahari.

“Kami sudah memberlakukan Visa Free di 169 negara, lalu pencabutan CAIT –Clearance Approval for Indonesia Territory— untuk yacht dan penghapusan Cabotage, sehingga cruise bisa menaik turunkan penumpang melalui 5 pelabuhan di Indonesia,” kata Arief Yahya.

Menpar mentargetkan 5.000 yacht di tahun 2016. Dengan yacht itu, pada yachters bisa lebih banyak eksplorasi bawah laut di banyak spot di tanah air. Mereka leluasa untuk melihat keidahan yang belum pernah dilihat sama sekali.

Adapun lima pelabuhan yang boleh embark and disembark itu antara lain Belawan – Medan (Sumatera Utara), Tanjung Priok - Jakarta, Tanjung Perak – Surabaya (Jatim), Benoa - Bali, Soekarno-Hatta, Makassar (Sulawesi Selatan).

Soal connectivity menuju ke surga bawah laut Wonderful Indonesia itu, Arief Yahya meyakini bahwa hampir semua bisa didarati pesawat, melalui bandara internasional di Bali, Jakarta, Surabaya, Makassar.

“Kami sedang membangun bandara di 15 kota. Kedua, kami akan menaikkan kapasitas 27 bandara, dari runways, dan merenovasi 13 terminal penumpang bandara. Kami juga sedang merancang banyak marina baru, untuk pangkalan yacht,” ujar Arief Yahya yang mulai aktif memperbaiki infrastruktur wisata bahari.

Dia menerangkan pariwisata dan marine itu menjadi priotitas pembangunan nasional saat ini. Selain infrastruktur, pangan dan energi. Presiden Joko Widodo sangat concern dengan lima sektor itu, termasuk pariwisata.

“Karena tahun 2019, target Wisman yang masuk ke Indonesia harus menembus 20 juta. Semua hal yang terkait untuk menembus target itu mulai dilakukan percepatan. Tahun 2016 ini ditetapkan sebagai tahun percepatan oleh Presiden Jokowi,” terangnya.

Menurutnya ADEX 2016 ini sangat strategis bagi Indonesia. Karena dua per tiga koral dunia berada di Indonesia. Indonesia menjadi Tempat snorkeling terbaik dunia nomor satu dan dua, yang ditempati oleh dua kawasan Indonesia, yakni Raja Ampat dan Labuan Bajo.

“Baru posisi ketiganya, Kepulauan Galapagos. Peringkat ini menurut CNN International, sehingga punya kredibilitas yang tidak perlu diragukan lagi,” kata Arief Yahya.

Sergei Brit, pendiri Google, mesin pencari terbesar di dunia juga sudah pernah menyelam di Raja Ampat. Google juga sudah berkomitmen untuk menampilkan sisi-sisi keindahan bawah laut Raja Ampat itu dengan underwater streaming.

“Sergei sudah melihat sendiri, dia kagum akan keindahan Raja Ampat, dan sudah bertemu saya untuk mengeksplorasi bawah lautnya,” ungkap Arief yang didampingi Rizky Handayani, Asdep Pengembangan Pasar ASEAN Kemenpar.

ADEX 2016 juga menarik, karena menggunakan tema “dedicated for seahorse” atau kuda laut. Binatang laut yang banyak ditemukan di perairan Indonesia, dan menjadi objek macro photography dunia. Tahun 2015 lalu temanya lumba-lumba atau dolphin, tahun 2014 coral atau karang.

Tahun 2013 hiu paus yang jinak, dan paling sering merapat ke pantai-pantai di Indonesia, termasuk 8 hiu paus yang menjadi tontonan di Gorontalo belum lama. Tahun 2012 temanya manta atau ikan pari. Tahun 2011 turtle atau kura-kura, tahun 2010 shark atau hiu.



Menurut Arief Yahya ADEX sekaligus menjadi travel mart yang sarat dengan muatan pendidikan atau edukasi sekaligus pelestarian habitat air laut yang makin langka di dunia.

To entertain, to educate, and engage wisatawan bahari juga. Mereka peduli akan pelestarian, karena prinsip: Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” kata Arief Yahya yang juga mulai tertarik dengan wisata bawah laut itu.

Sebagai catatan tahun lalu jumlah pengunjungan ADEX 2015 ada 41 ribu. “Kemungkinan besar tahun ini akan bertambah,” kata Menpar yang didampingi Indroyono Soesilo, Senior Advisor Wisata Bahari Kemenpar, yang akan mempresentasikan tema “Branding & Marketing of Indonesia Marine Tourism” di forum itu.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: Dok. Kemenpar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.