Kamis, 07 November 2024

Mau Berwisata ke Masjid Agung Banten? Simak Dulu Delapan Fakta Menariknya


Masjid Agung Banten merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Banten yang masih terawat hingga kini dan boleh dibilang paling populer karena ramai dikunjungi wisatawan untuk berwisata sejarah, religi, dan ziarah. Masjid ini mudah dikenali dari bentuk menaranya yang mirip dengan mercusuar.

Itulah salah satu fakta menarik tentang masjid yang berada di kawasan yang dulu dikenal sebagai Banten Lama (Banten lor) di  Jalan Kompleks Masjid Agung Banten, Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Tepatnya sekitar 10 km sebelah Utara Kota Serang, Ibukota Provinsi Banten.

Berdasarkan amatan langsung TravelPlus Indonesia dan ditambah data dari beberapa sumber, masih ada tujuh fakta menarik lainnya tentang masjid bersejarah ini.

Fakta kedua, dilansir dari laman Kebudayaan Kemdikbud, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCB) Banten,

Masjid Agung Banten dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin, Putra dari Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1552 – 1570 M. Masjid ini memiliki halaman yang luas dengan taman yang dihiasi Bunga – bunga Flamboyan.

Sumber lain menyebut masjid yang juga dijadikan sebagai simbol kejayaan Kesultanan Banten ini berdiri pada tahun 1556 dengan luas tanah sekitar 1,3 hektar dan dikelilingi pagar tembok setinggi satu meter.

Fakta ketiga, arsitektur masjid ini merupakan akulturasi dari budaya Cina, Arab, dan Eropa (Belanda) serta perpaduan dari pengaruh Hindu, Buddha, dan Islam.

Arsitektur Cina bisa dilihat dari atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda Cina yang merupakan karya arsitek Cina bernama Tjek Ban Tjut. Atap masjid tersebut ditopang 24 tiang yang semuanya berbentuk segi delapan.

Gaya arsitektur Belanda kuno, bisa dilihat dari paviliun tambahan masjid yang terletak di sisi Selatan bangunan inti masjid. Paviliun dua lantai berbentuk persegi panjang tersebut dinamakan Tiyamah, dirancang oleh arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel.


Selanjutnya atau fakta keempat, Masjid Agung Banten memiliki menara besar yang menyerupai mercusuar. Tingginya 24 meter dengan diameter bawah 10 meter. Di puncak menaranya terdapat mustaka, menyerupai bunga yang sedang mekar.

Menara yang dibangun pada abad ke 16 atau sekitar tahun 1560 ini digunakan sebagai tempat untuk mengumandangkan azan dan memantau keadaan di perairan Teluk Banten.

Menara yang terletak di sebelah Timur masjid ini dibangun oleh arsitek asal Cina yaitu Cek Ban Cut yang diberi gelar Pangeran Wiradiguna oleh Sultan Ageng Tirtayasa kemudian direnovasi oleh Henrik Lucasz Cardeel dari Belanda pada tahun 1683 dan pada saat itulah masuk pengaruh budaya Eropa yang sebelumnya banyak dipengaruhi oleh agama Budha yaitu dengan adanya padma (bunga teratai) pada puncak menara.

Keberadaan menara yang terbuat dari batu bata ini boleh dibilang menjadi salah satu daya tarik utama dari Masjid Agung Banten. Buktinya wisatawan yang bertandang selain mengabadikannya pun tak lupa berfoto berlatar menara bercat putih tersebut.

Fakta kelima, di sebelah kanan masjid terdapat kompleks pemakaman para sultan  atau raja-raja beserta keluarganya. Komplek pemakaman tersebut sampai kini menjadi tujuan wisata ziarah para peziarah dari berbagai daerah.

Ada makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sedangkan di sisi Utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.


Berikutnya atau fakta keenam, setelah direnovasi, Masjid Agung Banten kini memiliki payung-payung peneduh berukuran raksasa yang mirip dengan payung raksasa yang ada di Masjid Nabawi Madinah.

Fakta ketujuh, pantauan TravelPlus Indonesia di Masjid Agung Banten banyak pedagang yang berjualan di area masjid. Ada yang berjualan aneka minuman ringan seperti es teh manis dalam kemasan gelas plastik, makanan ringan seperti sosis, burger, bermacam kerupuk dan emping, aneka buah seperti kelengkeng, anggur dan kurma, serta telor asin.

Terakhir atau fakta kedelapan, Masjid ini buka setiap hari selama 24 jam tanpa HTM alias gratis. Sampai saat ini, Masjid Agung Banten masih sering dikunjungi oleh masyarakat sebagai wisata sejarah, religi, dan ziarah, terutama pada hari Jumat, akhir pekan, hari libur maupun hari besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi.

Naskah & foto : Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Masjid Agung Banten menjadi objek wisata sejarah, religi dan ziarah tersohor di Banten.
2. Menara Masjid Agung Banten yang menyerupai mercusuar.
3. Kini dilengkapi sejumlah payung peneduh berukuran raksasa seperti yang ada di Masjid Nabawi Madinah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.