Gunung Seminung termasuk salah satu gunung yang berpredikat gunung antarprovinsi. Apa lagi fakta menariknya?
Oiya, kenapa disebut gunung antarprovinsi? Karena Gunung Seminung berada di perbatasan antara Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dengan Provinsi Lampung, tepatnya berada di Kecamatan Banding Agung, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumsel dengan Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Lampung.
Kalau dari Palembang ke Kota Batu sekitar 8 jam berkendara (naik travel ataupun bus). Kalau dari Kota Liwa (ibukota Lambar) ke Lumbok berjarak sekitar sekitar 25 km, lebih kurang 1 jam berkendara.
Keuntungannya mendaki gunung antarprovinsi seperti Gunung Seminung, bila pendakiannya dilakukan secara melintas (naik dari Kota Batu turun Lumbok atau sebaliknya), pendaki bisa mendapatkan dua jalur pendakian di dua provinsi yang berbeda.
Contoh gunung lain yang berpredikat serupa dengan Gunung Seminung adalah Gunung Lawu yang berada di perbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur, Gunung Merapi antara Jogjakarta dengan Jawa Tengah, dan Gunung Kerinci yang berada di antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Sumatra Barat.
Fakta menarik berikutnya atau yang kedua, Gunung Seminung yang berketinggian 1.881 meter di atas permukaan laut (Mdpl) merupakan gunung jenis stratovolcano alias gunung berapi berbentuk kerucut.
Selanjutnya atau fakta yang ketiga, ada dua jalur pendakian (japen) yang kerap digunakan pendaki untuk menggapai puncak Gunung Seminung yakni jalur via Kota Batu, OKU Selatan, Sumsel dan jalur via Lumbok, Lampung Barat, Lampung.
Fakta keempat, japen via Kota Batu dengan Basecamp Kuncen sebagai titik awal pendakian, mempunyai beberapa spot yang menarik dan atau menantang antara lain Tanjakan 17, Tanjakan 45, dan Jalur Kayu.
Fakta kelima, jalur pendakian Gunung Seminung via Kota Baru juga diminati pendaki dari luar negeri. Buktinya pada awal Juli 2024 ada seorang pria pendaki gunung dari New Zealand atau Selandia Baru yang mendaki Seminung.
Fakta keenam, dari puncak Gunung Seminung saat cuaca bersahabat, bisa melihat pemandangan indah antara lain pesona matahari terbit, Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung), dan tentunya bentangan Danau Ranau lebih leluasa.
Terakhir atau fakta ketujuh, usai turun gunung via Kota Batu biasanya pendaki mampir ke Danau Ranau (juga berpredikat danau antarprovinsi karena berada di perbatasan antara OKU Selatan Sumsel dengan Lambar, Lampung) untuk santai sambil menikmati pemandangan, memancing, naik perahu keliling danau, mandi di pemandian air hangat di Way Panas, kulineran, foto-foto, dan lainnya.
Kalau turun via Lumbok, selain menikmati pemandangan Danau Ranau, naik perahu motor, memancing, juga menikmati kuliner khasnya, terutama kuliner yang berbahan utama dari Danau Ranau yakni ikan nila dan lainnya.
Sederet fakta di atas TravelPlus Indonesia dapatkan dari Akbar Ogiwangsyah (pendaki asal Ogan Ilir, Sumsel) yang mendaki Gunung Seminung bersama tiga 3 rekannya: Abdul Zaki, Muhammad Yusri, dan Sabana pada 5 Juli 2024 ini lewat Kota Batu, serta dan amatan langsung ketika saya liputan beberapa waktu lalu ke Danau Ranau yang masuk wilayah Lambar maupun OKU Selatan.
Naskah: Adji Tropis, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Foto: dok. Akbar Ogiwangsyah CS & Adji
Captions:
1. Akbar di puncak Gunung Seminung sambil menatap bentangan Danau Ranau.
2. Berempat (Zaki, Yusri, Akbar, dan Sabana) mendaki Gunung Seminung via Kota Batu, OKU Selatan, Sumsel, awal Juli 2024.
3. Salah satu tanjakan di jalur pendakian Gunung Seminung via Kota Batu.
4. Mengabadikan keindahan Danau Ranau di kaki Gunung Seminung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.