Walau tak sebesar Masjid Istiqlal. Walau tak se-elok Masjid Agung Al-Azhar. Tapi latar belakangmu amat mahal, Gunung Dempo tinggi menjulang.
Perjalanan menuju Kampung IV dari Kota Pagar Alam memang bikin hati senang, karena mata dimanjakan perkebunan teh bak hamparan permadani hijau raksasa. Tapi yang lebih menyenangkan hati, setibanya di sana bukan hanya ada beberapa rumah yang menjadi basecamp para pendaki serta warung makan, pun masjid berpenampilan sederhana namun berlatar belakang istimewa. Namanya Masjid Al-Barokah.
Mengapa TravelPlus Indonesia menyebutnya sederhana? Ya karena ukuran bangunan masjid Al-Barokah yang didominasi warna cat hijau muda/terang dengan sedikit warna biru ini, terbilang mungil alias tidak sebesar masjid pada umumnya.
Jujur, sewaktu pertama kali melihat bangunannya secara sekilas, TravelPlus mengira Al-Barokah itu musala/surau atau langgar, bukan masjid.
Masjid yang beralamat lengkap di Kampung IV Muara Abadi, Dusun Mekar Jaya, Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam Selatan, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) ini hanya memiliki satu ruangan untuk shalat yang berdinding kayu bercat hijau terang dengan satu pintu serta dua jendela kaca bagian depan yang bergaris kayu bercat putih.
Bangunannya tidak bertingkat dan tidak memiliki menara masjid. Namun memiliki serambi berukuran kecil yang dikelilingi pagar tembok terbuka bertiang kayu yang juga berwarna hijau terang, serta memiliki halaman depan yang tidak begitu luas.
Selain itu arsitekturnya pun biasa saja, dengan kata lain tidak ada yang spesial atau mengejutkan.
Gaya atau bentuk bangunannya seperti bangunan masjid-masjid kuno umumnya yakni ber-denah bujur sangkar dengan atap tumpang atau bertingkat ganjil berbahan genteng keramik berwarna coklat dengan puncaknya berhias sebuah kubah berukuran mungil berbahan rangka besi dan seng galvalum. Di bawah kubah, terpasang speaker berwarna putih.
Di bagian dalam masjid, terdapat mimbar atau podium sederhana dari kayu bercat coklat dengan bagian depannya bertuliskan Masjid Al-Barokah dan Dusun Mekar Jaya serta bagian atasnya tulisan Allah dalam bahasa Arab.
Ruangan shalat-nya tentu saja tak berudara pendingin (ber-AC) karena udara di sana sudah sejuk bahkan cukup dingin saat malam, terlebih dini hari. Sedangkan di bagian serambi sebelah kiri, terdapat sebuah bedug yang diletakkan di atas kerangka kayu yang juga berwarna hijau terang.
Mengapa pula TravelPlus menyebut latar belakangnya istimewa? Ya karena meskipun bangunan Masjid Al-Barokah tak sebesar Masjid Istiqlal dan arsitekturnya pun tak se-elok Masjid Agung Al-Azhar yang ada di Jakarta namun berlatar belakang Gunung Dempo yang menjulang.
Keberadaan Gunung Dempo dengan puncaknya yang berketinggian 3.195 Mdpl itulah yang membuat latar belakang masjid ini istimewa alias amat luar biasa. Kalau dalam istilah kerennya, latar belakangnya "mewah", "mahal" dan "megah".
Latar belakang yang mengagumkan itu bisa sangat jelas terlihat, saat cuaca di Kampung IV sedang cerah alias tidak berkabut.
Keistimewaan lainnya, Masjid Al-Barokah menyandang gelar yang cukup menakjubkan.
Menurut penjelasan Durahim selaku bendahara Masjid Al-Barokah sekaligus pemilik salah satu basecamp pendaki di Kampung 1V, Masjid Al-Barokah yang berada di ketinggian 1.600 Mdpl merupakan masjid tertinggi di Sumsel. Jelas ini sebuah predikat yang membanggakan.
Menariknya lagi, Masjid Al-Barokah yang dibangun pada tahun 2002 ini pembangunannya dilakukan secara gotong royong oleh warga Kampung IV sendiri. "Dana pembangunannya juga dari dana swadaya," ungkapnya.
Selain digunakan untuk shalat fardhu lima waktu secara berjemaah, lanjut Durahim, masjid yang hanya mampu menampung sekitar 80 jema'ah ini juga rutin digunakan untuk bermacam kegiatan seperti shalat Jum'at, pengajian bulanan, dan tempat peringatan hari-hari besar Islam.
Amatan TravelPlus berikutnya, meskipun bangunannya sederhana tapi Masjid Al-Barokah menjadi masjid kebanggaan bukan hanya bagi warga penghuni Kampung IV yang mayoritas berasal dari tanah Jawa, pun buat pendaki muslim yang datang dari berbagai daerah di dalam maupun luar Sumsel.
Buktinya pada libur Kenaikan Isa Al-Masih baru-baru ini, beberapa pendaki Gunung Dempo memanfaatkan keberadaan Masjid Al-Barokah sebagai tempat untuk menunaikan kewajibannya sebagai muslim, shalat wajib lima waktu sebelum maupun sesudah melakukan pendakian ke atapnya Sumsel. MasyaAllah tabarakallah.
Naskah, foto video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1-5 : Masjid Al-Barokah di kaki Gunung Dempo yang berlatar belakang istimewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.