Rabu, 28 Februari 2024

Memahami Wisata Ramadan: Syarat, Destinasi, Aktivitas, dan Potensi Pasarnya


Apa itu wisata Ramadan? 
Wisata Ramadan merupakan varian dari wisata religi Islami yang berlangsung sebulan penuh selama bulan Ramadan. Diibaratkan kalau wisata religi itu induknya, wisata Ramadan adalah salah satu turunan atau anaknya.

Syarat utama berwisata Ramadan antara lain wisatawan muslim yang sudah berusia baligh, berakal, sehat, dan saat melaksanakannya harus berpuasa di manapun destinasinya.

Kalau Anda berwisata pada bulan Ramadan tapi tidak berpuasa karena ada halangan (sakit, datang bulan, dan lainnya), jelas sudah gugur alias tidak termasuk wisata Ramadan melainkan hanya wisata biasa saja sama seperti berwisata diluar Ramadan.


Jenis pelakunya adalah wisatawan muslim yang tujuannya memang murni berwisata Ramadan. Tapi tak sedikit pula yang sambilan, artinya mereka sebenarnya sedang berniaga, menjalankan tugas kantor atau berkunjung ke rumah saudara di daerah lain pas Ramadan namun sambil melakukan wisata.

Destinasi wisata Ramadan yang dipilih diutamakan daerah tujuan wisata di Tanah Air. Pilihannya bisa destinasi yang penduduknya mayoritas muslim seperti Banda Aceh (Aceh), Lombok dan Sumbawa (NTB), DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Surabaya dan Madura (Jatim), Semarang dan Pekalongan (Jateng), Cirebon dan Bandung (Jabar), Medan (Sumut), Bukittinggi dan Padang (Sumbar), Pekanbaru (Riau), Batam (Kepri), Palembang (Sumsel), Bandar Lampung (Lampung), Serang dan Rangkasbitung (Banten), Makassar (Sumsel), Ternate (Maluku Utara), dan lainnya.

Bisa pula destinasi yang penduduknya mayoritas non muslim misalnya Bali, Pulau Samosir Kawasan Danau Toba (Sumut), Manado (Sulut), Tana Toraja (Sumsel), Kupang, Ende, dan Labuan Bajo (NTT), Ambon (Maluku), Jayapura (Papua) dan lainnya. Dengan catatan, syarat di atas tetap dipenuhi ditambah dengan jenis aktivitas yang dilakukan. 


Aktivitas apa saja yang wajib masuk daftar itinerari wisata Ramadan?

Mengingat sedang berpuasa, usahakan aktivitas wisata Ramadannya yang tidak sampai terlalu menguras fisik. Pilihlah aktivitas yang bermuara pada peningkatkan pengetahuan tentang agama, sejarah, dan budaya Islam, penguatan keimanan, dan atau peningkatan pundi-pundi pahala.

Sekurangnya ada delapan kegiatan intinya, pertama mengunjungi masjid-masjid tua/bersejarah atau berstatus cagar budaya, berarsitektur unik/megah, dan atau masjid yang punya kelebihan/keistimewaan tersendiri baik di destinasi yang penduduknya mayoritas muslim maupun non muslim sebagaimana tersebut di atas.

Kegiatan yang dilakukan di masjid-masjid tersebut selain menunaikan salat wajib, sunah (termasuk salat tarawih), tadarusan/mengaji, berzikir/berselawat/berdoa, dan bersedekah pun mengetahui lebih jauh tentang sejarah/keunikan arsitekturnya. Caranya dengan bertanya langsung kepada ketua pengurus masjid tersebut.

Kedua, ngabuburit di tempat-tempat favorit di destinasi wisata yang dikunjungi. 

Pilihannya bisa di taman/hutan kota, pantai, water front city, sentra kuliner, masjid, pusat perbelanjaan, ruang publik, ruang kreatif, kawasan heritage atau warisan sejarah, dan lainnya.


Ketiga, berwisata kuliner ke sentra takjil setempat dan membeli/menikmati kuliner takjil khasnya.

Keempat, tak kalah penting ikut merasakan berbuka bersama di masjid atau bisa juga di rumah makan setempat yang bersertifikat halal dan menyajikan bermacam kuliner khas/tradisionalnya.

Kelima, melihat event terkait Ramadan yang ada di destinasi tersebut seperti festival/bazar Ramadan, tradisi khas Ramadan setempat, dan lainnya.

Keenam, ikut sahur keliling dengan membagi-bagikan menu sahur Ramadan kepada kaum dhuafa dan atau masyarakat kecil lainnya. Sebaiknya ini dilakukan secara bersama agar lebih berasa vibes dan syiar Islamnya.

Ketujuh, mengunjungi kampung Ramadan  di destinasi wisata yang dikunjungi.

Kedelapan, melakukan jenis aktivitas lain sesuai minat seperti hunting foto ke kawasan bersejarah, mengunjungi desa wisatanya, ke objek-objek wisata kota, alam/bahari setempat, dan lainnya. Namun dengan catatan, jangan sampai aktivitas yang dipilih mengurangi nilai pahala puasa apalagi sampai bikin batal.


Bagaimana cara melakukan wisata Ramadan? 

Anda bisa memilih paket wisata Ramadan yang dijual travel agent di destinasi wisata yang Anda tuju, jika memang ada. 

Tapi kalau tak ada paketnya, Anda bisa merancang sendiri. Caranya dengan terlebih dulu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin (terkait moda transportasi, penginapan, kuliner, tempat-tempat wisata, masjid-masjidnya, dll) via internet termasuk dari weblog TravelPlus Indonesia, ragam medsos, rekan/teman yang pernah berkunjung maupun kenalan yang menetap di destinasi yang bakal Anda tuju.

Potensi Pasar
Apakah pasar wisata Ramadan ada? Amatan TravelPlus Indonesia bukan cuma ada tapi banyak. Buktinya sejumlah resto, cafe, hotel, mall, dan lainnya membuat promo spesial Ramadan seperti buka bersama (bukber), aneka produk fesyen, dan lainnya. Itu artinya pasar dan konsumennya besar.

Faktor pendukungnya antara lain Indonesia mayoritas berpenduduk muslim, bahkan terbanyak di dunia. Beberapa negara tetangga juga penduduknya mayoritas muslim antara lain Malaysia dan Brunei. 


Indonesia juga punya banyak masjid tua/bersejarah, berstatus cagar budaya atau berarsitektur unik maupun megah yang menjadi daya tarik wisata religi. Selain itu beberapa daerahnya juga memiliki kesenian bernafaskan Islam serta kuliner, takjil, tradisi Ramadan, bukber bahkan special event seperti festival/bazar Ramadan dan lainnya.

Ditambah lagi rentang waktu berpuasa Ramadan cukup panjang selama sebulan sehingga membuat banyak orang jenuh menjalankan puasa hanya di tempat tinggalnya. Sewaktu-waktu, di antara mereka pasti ada ingin merasakan atmosfer berbeda dengan berwisata Ramadan di tempat lain atau diluar daerahnya, selama satu atau beberapa hari.

Itulah hal-hal terkait wisata ramadan versi TravelPlus Indonesia

Semoga wisata Ramadan yang Anda lakukan tahun ini bukan semata bermanfaat memajukan sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif serta meningkatkan pendapatan masyarakat setempat pun mempertebal keimanan Anda sebagai muslim serta sekaligus mensyiarkan Islam.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @Fakta.Wisata.id

Captions:
1. Mengunjungi Masjid Al Jabbar di Kota Bandung, Jabar.
2. Wisatawan muslim pelaku utama wisata Ramadan.
3. Mengaji di ruang utama Masjid Istiqlal Jakarta.
4. Warung Nasi Kambing Lem Bakrie, salah satu tempat bukber favorit di Banda Aceh yang menyajikan aneka makanan khas Aceh.
5. Mengabadikan Masjid Alun-alun Rangkasbitung, Lebak, Banten.
6. Masjid Gedhe Kauman di Kota Jogja, DI Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.