Selasa, 09 Januari 2024

Lima Cara Bijak Menyikapi Status Siaga Merapi dan Marapi, Nomor 5 Alternatif Nanjak Gunung Normal


Dua gunung api bernama mirip, Merapi dan Marapi kini tingkat aktivitas vulkaniknya berada di Level lll alias Siaga. Bagaimana menyikapi status keduanya?

Versi TravelPlus Indonesia, sekurangnya ada 5 cara bijak menyikapi status terkini Gunung Merapi yang berada di Kabupaten. Sleman dan Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta Magelang dan Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) maupun Marapi di antara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, dan Kotamadya Padang Panjang, Sumatra Barat (Sumbar).

Sikap pertama, indahkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagaimana tertuang dalam laman magma.esdm.go.id.

Untuk rekomendasi Gunung Merapi yang berketinggian 2.968 meter diatas permukaan laut (Mdpl) berdasarkan laporan aktivitas yang dibuat pada Selasa (9/1)  periode 12:00 - 18:00 WIB dan dimuat di laman tersebut pada hari yang sama, ada 4 poin.

Poin rekomendasi yang pertama, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 Km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 Km dan Sungai Gendol 5 Km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Kedua, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Ketiga, masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi G. Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.

Poin rekomendasi keempat, jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Begitupun dengan rekomedasi untuk Gunung Marapi (2.891 Mdpl) yang erupsi lagi pada hari Selasa, 9 Januari 2024, pukul 19:43 WIB dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati dan saat laporan aktivitas Marapi ini dibuat PVMBG, erupsi masih berlangsung, ada 4 poin sebagaimana dimuat di laman tersebut pada hari yang sama.

Poin rekomendasi yang pertama, masyarakat di sekitar G. Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 Km dan pusat erupsi (Kawah Verbeek) G. Marapi.

Kedua, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Ketiga, jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.

Poin rekomendasi keempat, seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.


Angkat Daya Tarik
Sikap kedua, mengangkat dan mengunggah ragam daya tarik atau pesona lain disekitar kedua gunung api tersebut lewat konten (tulisan, foto, video, dll) baik dari sisi alam, budaya, kerajinan, kuliner, religi, sejarah, event wisata/budaya, dan lainnya yang aman untuk dikunjungi/dilihat oleh wisatawan lokal, nusantara maupun mancanegara.

Tujuannya ada dua. Pertama, agar publik tahu dan tertarik berkunjung dan kedua, supaya keragaman daya tarik yang ada di sekitar kedua gunung tersebut tidak terbenam oleh pemberitaan status Siaga keduanya yang ramai di medsos maupun media online.

Sikap ketiga, mendoakan agar kondisi kedua gunung api tersebut segera sehat atau kembali berstatus Normal (Level l) serta aktivitas vulkanik keduanya tidak sampai menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat di sekitar kedua gunung tersebut, wisatawan, dan berbagai sektor kehidupan.

Sikap keempat, mengambil hikmah dari status Siaga yang kini disandang keduanya. Adapun hikmah yang bisa dipetik bagi yang muslim antara lain menjadi lebih sadar bahwa betapa besarnya kekuasaan Allah SWT; menjadi lebih dekat pada-Nya, semakin menebal keimanan dan yakin hanya kepada-Nya tempat meminta dan berlindung, saling mengingatkan di jalan kebajikan dan istiqomah di jalan-Nya serta mengingatkan diri sendiri agar tidak berbuat kerusakan di bumi.


Pilihan Gunung
Sikap terakhir atau kelima, khususnya buat pendaki gunung baik lokal, Nusantara maupun mancanegara yang ingin mendaki gunung di Jateng dan Sumbar untuk sementara ini bisa memilih gunung selain Merapi dan Marapi.

Pilihan pertama, gunung yang berstatus Normal dan jalur pendakian (japen)-nya dibuka untuk umum. Contoh kalau di Jateng ada pilihan beberapa gunung seperti Sindoro, Sumbing, Lawu, Prau, Bismo, Kembang, dan Prau. Sedangkan di Sumbar, antara lain Gunung Talang.

Pilihan kedua, kalau ternyata sudah pernah mendaki gunung-gunung yang ada di Jateng dan Sumbar tersebut, alternatifnya pilih gunung di luar Jateng dan Sumbar yang belum pernah didaki dengan catatan statusnya Normal dan japen-nya dibuka untuk wisata pendakian.

Contoh kalau di Aceh, antara lain bisa pilih Gunung Seulawah Agam dan Burni Telong; di Lampung Gunung Rajabasa dan Tanggamus; sedangkan di Jawa Barat pilihannya antara lain Gunung Ceremai, Cikuray, Sagara, dan sederet gunung yang ada di Bandung Raya seperti Burangrang, Sangar, Patuha, dan Malabar.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Gunung Merapi, Jateng & DIY (atas) & komplek puncak Gunung Marapi, Sumbar (bawah). 
2. Tur jeep di kaki Gunung Merapi (atas) dan menikmati Bika kudapan khas Koto Baru di kaki Gunung Marapi (bawah).
3. Melintasi lembah sabana Gunung Merbabu, Jateng (atas) dan istirahat sejenak saat nanjak Gunung Sagara, Jabar (bawah).

Cat. : lewat tulisan ini, saya & TravelPlus Indonesia turut mendoakan semoga tingkat aktivitas vulkanik Gunung Merapi & Marapi lekas kembali turun menjadi Normal (Level l), aktivitas masyarakatnya tidak terganggu, serta sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) di sekitarnya tetap berjalan dengan baik, Aamiiin YRA🤲.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.